TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Jenis Gempa Bumi yang Paling Sering Terjadi

Flashback pelajaran Geografi di sekolah

businessinsider.sg

Gempa Vulkanik merupakan salah satu dari empat gempa yang sering terjadi di Bumi. Planet Bumi yang kita tinggali saat ini amat kompleks, begitu kompleksnya, terkadang sedikit pergerakan, bencana alam pun terjadi. Salah satunya adalah gempa bumi.

Sekadar penjelasan singkat, gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Itulah mengapa alat pendeteksi gempa disebut seismograf.

Terdapat empat jenis gempa bumi, baik secara alami dan secara buatan. Yuk, kenali empat jenis gempa bumi ini.

1. Gempa tektonik

gifer.com

Jenis gempa yang satu ini sesuai dengan namanya. Tetapi, apakah tektonik itu?

Jadi, kerak bumi terdiri dari lempeng-lempeng yang tidak beraturan disebut lempeng tektonik. Gempa tektonik, sesuai namanya, terjadi karena besarnya energi seismik yang membuat pergerakan pada lempeng tektonik.

Terbendung untuk waktu yang lama, energi seismik tersebut menciptakan tekanan besar di antara lempeng tektonik. Tekanan tersebut menciptakan sesar/patahan (hanging wall/bidang atas dan foot wall/bidang bawah) yang membuat lempeng tektonik bergerak menjauh atau saling bertumbukan.

Sesar sendiri dibagi menjadi tiga golongan:

  • Turun: Juga disebut sesar normal, hanging wall turun dikarenakan gaya gravitasi sehingga menarik kedua sisi ke arah berlawanan.
  • Naik: Juga disebut sesar reverse, hanging wall naik sehingga membuat kedua sisi bertubrukan,
  • Datar: hanging wall dan foot wall bergerak ke arah samping, tidak ke atas atau ke bawah.

Gelombang energi dari aktivitas lempeng tektonik tersebutlah yang mengguncang permukaan bumi. Titik pusat gelombang di permukaan disebut episentrum. Dari episentrum, gelombang energi dari episentrum bergerak ke arah berlawanan sehingga menimbulkan guncangan yang disebut "gempa bumi".

Tidak jarang jika gempa bumi tektonik terjadi di dasar laut, maka akan menghasilkan tsunami. Saking dahsyatnya, gempa tektonik bisa meratakan satu kota. Gempa bumi tektonik terdahsyat yang pernah terekam dalam sejarah geologi terjadi pada 1960 di kota Valdivia di Cile sebesar 9.5 Skala Richter.

2. Gempa vulkanik

lowgif.com

Jika gempa tektonik disebabkan oleh aktivitas lempeng tektonik, maka gempa satu ini disebabkan oleh aktivitas gunung berapi. Berbeda dengan gempa tektonik yang relatif dahsyat, gempa vulkanik tergolong "ringan" dan berdampak hanya di sekitar gunung berapi.

Bayangkan saja, gempa vulkanik terbesar dalam sejarah tercatat pada 1981 di Gunung Berapi St. Helens. Seberapa besar? Hanya sebesar 5.5 Skala Richter.

"Kecil, kan?"

Akan tetapi hasilnya tidak kecil. Berikut video rekaman terjadinya letusan gunung berapi St. Helens.

Terdapat dua jenis gempa vulkanik:

  • Tektonik-vulkanik
  • Vulkanik jangka panjang

Gempa tektonik-vulkanik, sesuai namanya, disebabkan oleh letusan magma. Magma yang ingin keluar dari gunung berapi memberikan tekanan pada lempeng tektonik hingga mengalami retakan. Retakan inilah yang menggetarkan permukaan bumi. Untungnya, getaran yang dihasilkan amat kecil.

Sedangkan gempa vulkanik jangka panjang disebabkan oleh perubahan tekanan di lapisan bumi oleh aktivitas vulkanik. Dapat terukur oleh seismograf, tipe gempa vulkanik satu ini menjadi tolok ukur jika gunung berapi akan meletus di kemudian hari, sehingga masyarakat dapat dievakuasi.

Baca Juga: Cari Tahu Gempa Hari Ini dengan 7 Aplikasi Pelacak Bencana Terbaik!

3. Gempa runtuhan

azomining.com

Jika dua jenis gempa bumi sebelumnya terjadi oleh aktivitas alam, kedua gempa berikut ini terjadi oleh karena ulah manusia yang sering kali "menguji kesabaran" alam.

Jenis pertama adalah gempa runtuhan. Gempa ini jarang terdengar dewasa ini karena gempa runtuhan sering kali terjadi di gua atau pertambangan. Selain gua dan pertambangan, lereng pantai yang curam juga rentan. Seperti namanya, gempa runtuhan terjadi karena gelombang seismik besar yang selain meruntuhkan, juga mengakibatkan getaran yang cukup besar.

Biasanya, gempa runtuhan terjadi saat menambang, apalagi saat meledakkan bebatuan untuk membuka ladang tambang. Ledakan tersebut menyebabkan gelombang seismik. Bahaya gempa ini terletak pada reruntuhan yang disebabkannya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya