TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada dan Tiada, 6 Kutukan Paling Bersejarah dan Asal-usulnya

Percayakah kamu?

Ilustrasi: Kutukan yang mengerikan. unsplash.com/Daniel Jensen

"Eh, jangan buang air kecil sembarangan di kuburan! Nanti..."

Pernah dengar hal seperti itu? Meskipun zaman berubah dan teknologi semakin berkembang pesat, nyatanya, komunikasi dan hidup manusia tidak lepas-lepasnya dari persebaran mitos dan takhayul nenek moyang. Terdengar menakutkan, hal-hal tersebut pada dasarnya mengajarkan moral dan tata perilaku yang benar dengan dasar ketakutan.

Saat mendengar hal ini, kita - yang sudah terbiasa dengan teknologi - mungkin berpikir,

"Ah, hanya takhayul belaka!"

Namun, pertanyaan sebenarnya...

"Apakah betul, hanya takhayul?"

Bagaimana dengan para arkeolog? Sudah biasa! Lebih menakutkan lagi, mereka sudah "kenyang" mendengar berbagai ancaman kutukan dan takhayul yang akan menimpa mereka jika berani mengusik situs atau makam bersejarah.

Sepanjang sejarah, banyak "kutukan" yang dikatakan akan terjadi jika hal-hal rahasia di Bumi diusik oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Penasaran? Inilah 6 kutukan terkenal yang sempat menghantui masyarakat zaman dulu hingga sekarang.

1. Kutukan mumi Firaun Tutankhamun

Makam Firaun Tutankhamun. medium.com

Siapa yang tidak pernah dengar kutukan mumi Mesir Kuno? Siapa yang berani mengusik mumi Firaun Mesir Kuno, siap-siap terkena tulah! Kira-kira itulah yang dipercayai masyarakat Britania Raya pada 1923.

Pada Februari 1923, sebuah tim arkeolog Britania Raya, dipimpin oleh Howard Carter, berhasil membongkar makam Firaun Tutankhamun, Firaun Mesir Kuno di abad ke-14 SM. Namun, salah satu anggotanya, George Herbert (Lord Carnarvon), meninggal di Kairo, Mesir, karena infeksi bakteri! Sejak saat itu, berita mengenai kutukan Firaun Tut santer digaungkan di Eropa dan Amerika.

Namun, penelitian pada 2002 yang dimuat dalam British Medical Journal, "The mummy's curse", membantah adanya adanya kutukan mumi Mesir Kuno. Carter sendiri wafat di usia 64 tahun, 15 tahun setelah penggalian! Jadi... Mitos belaka demi menjual berita hangat?

2. Kutukan Raja Polandia, Kazimierz IV

Makam dan ilustrasi Raja Polandia, Kazimierz IV Jagiellon. ancient-origins.net

Lewat izin Kardinal Karol Józef Wojtyła (mendiang Paus Yohanes Paulus II), sebuah tim arkeolog mencoba membongkar makam Raja Polandia, Kazimierz IV Jagiellon (1427 - 1492), di Krakow pada 1973. Anggota tim arkeolog tersebut satu per satu wafat, hingga tinggal dua saja: dr. Bolesław Smyk dan dr. Edward Roszycki. Mereka pun sempat sakit-sakitan selama 5 tahun setelah pembongkaran mayat tersebut.

Tentu saja, kejadian tersebut membuat media kembali mengumandangkan mitos kutukan makam (lagi!). Namun, setelah dilakukan penelitian mendalam, Smyk menemukan jejak tiga spesies jamur pada peti Raja Kaziemierz IV, yaitu Aspergillus flavus, Penicillium rubrum, and Penicillium rugulosum. Jamur-jamur ini memproduksi racun aflatoksin yang amat berbahaya jika terhirup ke paru-paru!

Bisa dijelaskan secara sains, apakah masih tergolong kutukan?

Baca Juga: 10 Budaya dengan Praktik Pengorbanan Manusia dalam Sejarah

3. Kutukan Intan Hope

Pada 2010, intan Hope dipamerkan Smithsonian, bertajuk "Embracing Hope". wikimedia.org

Pada tahun 1666, seorang pengrajin perhiasan asal Prancis, Jean-Baptiste Tavernier, membeli sebongkah intan dari Andhra Pradesh, India. Batu intan tersebut kemudian dibawa ke Paris dan diperkenalkan sebagai "Tavernier Blue" dan dijual ke Raja Louis XIV pada 1668.

Sempat hilang akibat Revolusi Prancis, intan tersebut kemudian muncul dalam koleksi perhiasan pada 1839 seorang bankir Belanda bernama Henry Phillip Hope, sehingga namanya pun dipakai untuk intan tersebut. Namun, Hope wafat di tahun yang sama! Sejak saat itu, kabar tak mengenakkan melingkupi intan Hope dan pemakainya.

Usut punya usut, ternyata kabar hoaks kutukan intan Hope dimulai oleh penjual perhiasan Prancis, Pierre Cartier, pada 1911, untuk menjual intan Hope pada Evalyn Walsh McLean, pemilik tambang sekaligus pemilik terakhir intan Hope. Intan Hope kemudian disimpan oleh Museum Nasional Sejarah Alam AS, di bawah naungan Smithsonian hingga saat ini.

4. Kutukan Indian Tippecanoe/Tecumseh

Pertempuran Tippecanoe antara William Henry Harrison & Tecumseh di Indiana (1811). britannica.com

Pada 1811, presiden AS ke-9, William Henry Harrison, berhasil mengalahkan konfederasi Shawnee, penduduk asli AS, yang dipimpin Tecumseh lewat "Pertempuran Tippecanoe" di Indiana. Sebelum wafat dua tahun kemudian di tengah pertempuran dengan Harrison, Tecumseh sempat merapal kutukan untuk Harrison bahwa setiap 20 tahun, presiden AS akan meregang nyawa saat masih memegang jabatan!

Sekitar abad ke-20, media AS mulai menemukan sebuah pola. Bak membenarkan kutukan Tecumseh, setiap 20 tahun, memang ada saja presiden AS yang wafat saat masih memegang jabatan, dimulai dari Presiden Harrison! Berikut daftarnya:

  • William Henry Harrison: dinobatkan 1840, wafat 1841.
  • Abraham Lincoln: dinobatkan 1860, wafat 1865.
  • James A. Garfield: dinobatkan dan wafat pada 1881.
  • William McKinley: dinobatkan pada 1897, wafat pada 1901
  • Warren G. Harding: dinobatkan pada 1921, wafat pada 1923
  • Franklin D. Roosevelt: dinobatkan pada 1940 (masa pemerintahan ke-4), wafat pada 1945
  • John F. Kennedy: dinobatkan pada 1961, wafat pada 1963.

Setelah kematian JFK, nampaknya kutukan Tecumseh berhenti. Selain itu, presiden ke-12 AS, Zachary Taylor, jadi satu pengecualian setelah dinobatkan pada 1849 dan wafat pada 1850, sehingga bukan kelipatan 20 tahun.

Jadi, apakah kebetulan belaka atau memang kutukan Tecumseh berlaku?! Bukan rahasia, orang Amerika pun terkadang takut dengan kutukan Indian yang sakral!

5. Kutukan Macbeth

Instagram.com/uno_studio_in_rosa

"It will have blood, they say: blood will have blood."

(Macbeth. Act 3, Scene 4)

Terdapat sebuah mitos bahwa "Macbeth" (1606), salah satu karya pujangga legendaris Inggris, William Shakespeare, memiliki kutukan tersendiri pada namanya dan pegelaran dramanya. Dilarang sebut namanya! Kalau harus, pakailah nama "The Scottish Play", atau kejadian naas akan menimpa!

Seorang kartunis dan kritikus Inggris, Max Beerbohm, yang lahir pada 1872 atau hampir 3 abad setelah pementasan Macbeth perdana, muak dengan ketenaran Macbeth. Oleh karena itu, Beerbohm kemudian merancang "kutukan Macbeth" agar ketenarannya memudar, bahwa pemeran Lady Macbeth pertama meninggal sebelum pementasan!

Tentu saja, kecelakaan pada pementasan Macbeth sebenarnya hanyalah kecerobohan manusia biasa. Namun, ulah Beerbohm membuat kecelakaan-kecelakaan kecil tersebut menjadi "kutukan". Namun, setelah diselidiki, "kutukan Macbeth" hanyalah kebetulan belaka dan hasil cocoklogi yang tidak memiliki bukti!

Baca Juga: 7 Tragedi Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Terparah dalam Sejarah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya