TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa yang Sebenarnya Terjadi Selama Insiden Haymarket?

Hari Buruh internasional yang diwarnai pertumpahan darah

kerusuhan Haymarket (commons.wikimedia.org/Harper's Weekly)

The Haymarket Affair, juga dikenal sebagai Tragedi Haymarket, adalah salah satu peristiwa gelap tentang sejarah buruh di Amerika Serikat. Beberapa orang meyakini bahwa tragedi itu justru menciptakan gerakan delapan jam kerja dan gerakan buruh secara global.

ThoughtCo menulis bahwa Tragedi Haymarket digunakan untuk mendiskreditkan serikat pekerja, dan kaum konservatif mencela kaum anarkis dengan mengaitkan mereka dengan kekerasan. Akan tetapi, apa sebenarnya Tragedi Haymarket dan mengapa tragedi itu bisa menjadi masalah besar? Dan siapa yang bertanggung jawab? Kalau begitu, mari kita lihat kembali salah satu momen paling penting dalam sejarah aksi pemogokan buruh. Inilah yang sebenarnya terjadi selama Tragedi Haymarket.

1. Hari di bulan Mei

ilustrasi buruh anarkis di Chicago saat polisi datang (dok. Library of Congress/Frank Leslie's illustrated newspaper)

Pada akhir abad ke-19, beberapa kota dan negara bagian mulai mengesahkan undang-undang yang membatasi jam kerja dalam satu minggu. Namun, karena masih belum ada peraturan federal tentang jam kerja per hari, pada tahun 1884, Federasi Serikat Pekerja dan Serikat Buruh yang Terorganisir membuat gagasan bahwa delapan jam merupakan hari kerja yang sah dari dan setelah 1 Mei 1886, dan hal ini hanya bisa dicapai dengan melakukan protes pemogokan.

Pada tanggal 1 Mei 1886, penyelenggara buruh Lucy dan Albert Parsons memimpin ribuan pekerja dalam parade yang dikenal hari ini sebagai Hari Buruh pertama. Para demonstran melakukan aksinya di jalanan Chicago's Michigan Avenue. Bersamaan dengan mereka, 350.000 pekerja di seluruh AS juga melakukan aksi yang sama, lapor Ohio History Central.

Dua hari kemudian, aktivis buruh August Spies berpidato di pabrik McCormick Harvester. Perusahaan tersebut baru saja memecat aktivis serikat pekerja dan mengganti ratusan karyawan dengan perlindungan agen Pinkerton. Saat Spies akan memulai pidatonya, polisi tiba dan mengejar para pemogok, menewaskan satu orang dan melukai enam lainnya, tulis University of California.

2. Pidato di Haymarket Square 

selebaran yang memberi tahu para buruh tentang rapat umum untuk mendukung para pekerja yang mogok (Chicago, 1886) (commons.wikimedia.org/Chicago History/Unknown author)

Menanggapi kekerasan itu, August Spies mengadakan pertemuan lain pada malam 4 Mei di Haymarket Square. Walikota Chicago yang pro-serikat buruh, Carter Harrison, memberi izin atas pertemuan itu. Selain hadir malam itu, dia juga setuju bahwa polisi tidak perlu diterjunkan.

Namun, jam pertemuan molor satu jam, dan sebagian besar pembicara tidak hadir dalam pertemuan tersebut. 20.000 yang diharapkan akan menghadiri pertemuan, hanya kurang dari 2.500 orang muncul, tulis laman Illinois Labor History Society. Karena beberapa pembicara tidak hadir, Albert Parsons dan Samuel Fielden didatangkan sebagai pembicara pengganti.

Saat hujan mulai turun, banyak pekerja — termasuk Lucy dan Albert Parsons meninggalkan rapat, dan hanya menyisakan sekitar 200 orang. Rapat hampir selesai, dan saat Fielden menyelesaikan pidatonya, sekitar 175 petugas polisi muncul.

3. Pengeboman di Haymarket 

kerusuhan Haymarket (commons.wikimedia.org/Harper's Weekly)

Sambil membawa senapan, petugas kepolisian memerintahkan massa untuk membubarkan diri. Lalu sebuah bom dinamit meledak di dekat beberapa petugas polisi, menewaskan satu orang seketika dan melukai beberapa orang lainnya. Mengutip laporan Chicago Reader, beberapa sejarawan percaya bahwa dinamit pertama kalinya digunakan di Amerika Serikat dalam aksi protes. Hingga saat ini, tidak ada yang tahu siapa yang bertanggung jawab atas bom tersebut.

Karena adanya pengeboman tersebut, petugas kepolisian Chicago mulai meletuskan tembakan tanpa pandang bulu. Akibatnya, empat pekerja tewas, dan sedikitnya 20 orang terluka. Selain itu, enam petugas polisi tewas, dan banyak lagi yang terluka akibat tembakan sembrono itu. Amerika Serikat akhirnya mengumumkan darurat militer di seluruh negeri pada hari berikutnya. Di Chicago, para pemimpin gerakan buruh ditangkap, dan surat kabar serikat pekerja ditutup karena polisi diduga mencari pengebom.

Meskipun banyak dilakukan penggerebekan dan pencarian, orang yang meledakan bom itu tidak pernah ditemukan. Akan tetapi, karena pengacara negara bagian Illinois Julius S. Grinnell membutuhkan orang untuk dituntut, polisi Chicago mulai menangkap anarkis yang terkait dengan gerakan buruh.

4. Persidangan Tragedi Haymarket 

ilustrasi psidang para anarkis di Chicago terkait dengan pemboman Haymarket (dok. The New York Public Library/Gasselin, Louis)

Samuel Fielden, Michael Schwab, dan August Spies ditangkap sehari setelah kerusuhan, dan tak lama kemudian, George Engel, Adolph Fischer, Louis Lingg, Oscar Neebe, dan Albert Parsons juga ditangkap. Pada 27 Mei 1886, mereka semua didakwa dengan pembunuhan dan konspirasi untuk menggulingkan sistem politik dan ekonomi Amerika Serikat.

Media memberitakan dan sudah menetapkan vonis bersalah bahkan sebelum persidangan dimulai, menyebut bahwa kaum anarkis sebagai "ular beludak", "hyena yang tidak tahu berterima," yang mengancam dasar-dasar masyarakat Amerika.

Pada 20 Agustus, hakim memutuskan bahwa kedelapan orang itu bersalah. Tujuh divonis hukuman mati, sedangkan Neebe divonis 15 tahun penjara. Meskipun hukuman mati diajukan banding, Mahkamah Agung Illinois menguatkan putusan pada tanggal 15 September 1887. Namun, hukuman Fielden dan Schwab diringankan menjadi penjara seumur hidup.

Baca Juga: 5 Alasan Ilmiah Mengapa Kucing Enggan Mengurus Anaknya, Baby Blues?

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya