TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

11 Ilmuwan yang Melampaui Ilmu Pengetahuan pada Zamannya

Mereka berjuang agar teori dan temuannya diakui

William Harvey (britannica.com/National Library of Medicine, Bethesda, Maryland)

Sejarah penelitian ilmiah dipenuhi oleh orang-orang pintar. Setiap kali orang pintar menemukan sesuatu yang baru atau menyempurnakan pemahaman kita tentang beberapa aspek alam semesta, hal itu tentunya menambah pemahaman kita tentang cara kerja segala sesuatunya.

Biasanya, ilmuwan mengamati sesuatu, mengumpulkan datanya, menyajikan temuannya, dan komunitas ilmiah lainnya memutuskan apakah itu sah atau tidak, lalu menambahkannya ke ilmu pengetahuan kita.

Namun, ada beberapa ilmuwan memerhatikan hal-hal yang tidak diperhatikan orang lain, dan dunia menganggapnya gila, atau yang paling buruk, dijebloskan ke penjara. Jika hal itu terjadi, dibutuhkan waktu bertahun-tahun atau bahkan berabad-abad sebelum temuan mereka diterima dan reputasi mereka dipulihkan. Berikut, inilah para ilmuwan yang lebih maju pada zamannya.

1. Gregor Mendel, bapak genetika modern

Gregor Mendel dalam catatan biografi 'Principles of Heredity' oleh William Bateson, Cambridge 1909 (wellcomecollection.org)

Semua orang hari ini menerima gagasan bahwa ada gen di setiap diri manusia yang menentukan banyak hal tentang keberadaan kita, mulai dari penampilan fisik hingga kemampuan seseorang. Oleh sebab itu, kita sepatutnya berterima kasih kepada Gregor Mendel.

Sebagaimana dilansir Nature, Gregor Mendel lahir di tempat yang sekarang disebut Republik Ceko pada tahun 1822. Ia terlahir dari keluarga miskin, dan untuk mendapatkan pendidikan dia harus menjadi seorang biarawan. Waktunya dihabiskan untuk membiakkan tanaman kacang polong. Dari sinilah ia mengamati dan menemukan prinsip pewarisan genetik, dan bahkan menciptakan istilah 'dominan' dan 'resesif' yang mengacu pada sifat genetik.

Seperti yang dicatat sejarawan Robin Marantz Henig, beberapa rekannya mencoba meniru eksperimennya, sayangnya, mereka menggunakan tanaman hawkweed—yang kebetulan bereproduksi secara aseksual, yang berarti tidak ada sifat genetik yang disilangkan dari tanaman lain. Namun, tidak ada yang tahu saat itu, jadi semua orang menganggap bahwa temuan Mendel salah dan tidak diakui.

2. Ignaz Semmelweis, penggagas cuci tangan dengan benar

Ignaz Philipp Semmelweis (1818-1865) adalah seorang dokter Hungaria yang sekarang dikenal sebagai pelopor awal prosedur cuci tangan antiseptik. (fineartamerica.com/Science Source)

Hari ini, mencuci tangan tak terlepas dari kegiatan kita. Tetapi, siapa sangka, pada pertengahan 1800-an sebagian besar profesional medis bahkan tidak mencuci tangan dengan benar saat melakukan operasi atau autopsi. Wah, bisa begitu, ya?

Seperti yang dikatakan PBS NewsHour, Ignaz Semmelweis adalah dokter yang bekerja di Rumah Sakit Umum Wina, Semmelweis memerhatikan bahwa perempuan memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi setelah melahirkan di rumah sakit dibandingkan dengan di bidan, dan ia tahu penyebabnya, itu karena ahli bedah bekerja sambil menangani mayat saat membantu proses persalinan.

Semmelweis akhirnya meminta para perawat dan dokter lain untuk mencuci tangan dengan klorin sebelum menangani proses persalinan. Siapa sangka, angka kematian turun dari hampir 19 persen menjadi kurang dari 2 persen. Tapi banyak yang tidak percaya kepadanya. Setelah bertahun-tahun berusaha agar temuannya dianggap serius, ia mengalami gangguan pada tahun 1865 dan meninggal di rumah sakit jiwa—dari luka infeksi yang dideritanya saat operasi.

3. Ludwig Boltzmann, pelopor teori atom

Ludwig Eduard Boltzmann (commons.wikimedia.org/Universität Wien)

Ludwig Boltzmann menerbitkan beberapa makalah pada tahun 1870-an yang berteori bahwa kualitas materi yang dapat diamati—suhu, tekanan, dan lain sebagainya—ditentukan oleh hubungan statistik antara atom, ia mencoba untuk membuktikan bahwa panas adalah produk dari gerakan atom. Seperti dilansir BBC Earth, rekan-rekannya di komunitas ilmiah tidak menerima teorinya. Hari ini, teorinya adalah dasar dari fisika modern.

Sayangnya, sejarawan Carlo Cercignani mengungkapkan bahwa Boltzmann, yang mungkin menderita manik depresi, putus asa karena teorinya tidak diterima. Dia bunuh diri pada tahun 1906 hanya beberapa tahun sebelum teorinya dibenarkan oleh komunitas ilmiah.

4. Ada Lovelace, programmer pertama

potret Ada Lovelace oleh Margaret Sarah Carpenter (commons.wikimedia.org/UK Government Art Collection)

Ada Lovelace adalah putri Lord Byron, penyair yang produktif dan legendaris. Seperti dicatat oleh The Computer History Museum, ibunya, Annabella Milbanke, adalah ahli matematika, dan menuntun putrinya menerima pendidikan yang sama—sangat luar biasa untuk seorang perempuan dengan posisinya itu di awal 1800-an.

Pada masa remaja, Lovelace bertemu Charles Babbage, seorang ilmuwan dan penemu terkenal, dan dia menunjukkan mesin diferensial (Difference engine), yang mampu melakukan perhitungan secara otomatis. Lovelace terpikat, dan keduanya membuat korespondensi. Babbage mulai mengerjakan apa yang dianggap sebagai komputer kerja paling awal, yang dikenal sebagai The Analytical Engine. The New Yorker melaporkan bahwa ia meminta Lovelace untuk menerjemahkan makalah yang ditulis tentang alat tersebut. Lovelace menambahkan ide-idenya sendiri— menjelaskan bagaimana komputer akan bekerja, dan bahkan membuat sketsa program tertulis paling awal.

Hari ini, karya Lovelace diakui sebagai kontribusi awal yang paling penting bagi ilmu komputer dalam sejarah. Saat itu pekerjaannya diabaikan karena masalah gender. Baru pada akhir abad ke-20, bidang itu mulai mengenali kejeniusannya.

5. Galileo Galilei, keberaniannya dalam meyakini Heliosentrisme

lukisan Galileo Galilei oleh pelukis Italia di abad ke-18 (wellcomecollection.org)

Galileo Galilei adalah salah satu ilmuwan paling terkenal dalam sejarah. Seperti yang dicatat History.com, dia dianggap sebagai bapak sains modern. Akan tetapi, ia pernah diejek dan dilecehkan karena teorinya bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta yang dapat diamati, tetapi Matahari adalah pusatnya. Heliosentrisme bukanlah hal baru di abad ke-17, tetapi otoritas agama tidak menyukai implikasinya.

Smithsonian Magazine menjelaskan bahwa sebelum menerbitkan buku "Dialogue Concerning the Two Chief World Systems," Galileo Galilei membuat argumen bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari dan bukan sebaliknya. Namun, dia diejek, ditangkap (dua kali), dipenjara, dan akhirnya dipaksa untuk menarik kembali teorinya. Dia menghabiskan dekade terakhir hidupnya di bawah tahanan rumah. Hari ini dia justru dipuji sebagai seorang jenius yang heroik.

Baca Juga: 7 Fenomena Sains Ini Bikin Para Ilmuwan Bingung

6. Alfred Wegener, penemu pergeseran benua

Alfred Wegener (commons.wikimedia.org/Bildindex der Kunst und Architektur)

Kamu mungkin akrab dengan konsep Pangaea, sebuah superbenua teoretis yang mungkin telah ada jutaan tahun yang lalu sebelum terpecah menjadi tujuh benua yang kita kenal sekarang—Eropa, Asia, Amerika Utara dan Selatan, Antartika, Afrika, dan Australia. Hal ini pertama kali diusulkan oleh Alfred Wegener.

Alfred Wegener memerhatikan bahwa garis pantai Amerika Selatan dan Afrika mirip seperti potongan puzzle yang dulunya cocok satu sama lain. Encyclopedia Britannica mencatat bahwa dia bukanlah orang pertama yang menyadari hal ini, dia juga bukan ilmuwan pertama yang menyatakan bahwa 'benua' mungkin pernah ada. Tetapi teori-teori sebelumnya tentang superkontinen mengandalkan gagasan penurunan—bahwa sebagian besar daratan Pangaea telah tenggelam, meninggalkan tujuh benua di zaman modern. Wegener adalah orang pertama yang menyatakan bahwa benua tersebut telah terpisah, dan mengusulkan teori lempeng tektonik di seluruh dunia.

Teori Wegener awalnya disebut mengada-ngada. Wegener akhirnya memperbaiki teorinya dan melawan argumen hingga kematiannya pada tahun 1930 di usia 50 tahun. Butuh tiga dekade sebelum lempeng tektonik diterima oleh komunitas ilmiah.

7. Aristarchus, orang pertama yang menciptakan teori heliosentrisme

Aristarchus dari Samos (commons.wikimedia.org/Own Work)

Aristarchus hidup pada abad ke-4 SM dan merupakan satu-satunya ilmuwan pada masanya yang berpendapat bahwa Bumi mengelilingi Matahari, dan bahwa bintang-bintang yang dapat kita amati dari Bumi sangatlah jauh. Seperti yang dicatat oleh World History Encyclopedia, kepercayaan yang berlaku pada saat itu adalah bahwa Bumi merupakan pusat segala sesuatu, dan bahwa alam semesta itu kecil.

Aristarchus tidak dianiaya atau dipenjara, tapi ia diabaikan, sebagian besar rekan-rekannya lebih memilih model alam semesta yang geosentris atau berpusat pada Bumi karena lebih sesuai dengan pengamatan biasa terhadap dunia. Itu lebih dari 1.000 tahun sebelum orang mulai menganggap serius teori Aristarchus.

8. Amedeo Avogadro, penemu Hukum Avogadro

Amedeo Avogadro (wired.com/Edgar Fahs Smith Collection)

Amedeo Avogadro lahir pada tahun 1796 dari keluarga bangsawan yang kaya raya. Sebagai pengacara, Avogadro melakukan kegiatan ilmiah di waktu luangnya. Pada awal abad ke-19, beberapa kepercayaan lama terbukti salah, dan pemahaman baru yang lebih baik tentang mekanisme elemen mulai diterapkan. Meskipun para ilmuwan memiliki konsep atom, pemahaman tentang molekul masih agak kabur.

The Science History Institute menjelaskan bahwa Avogadro menemukan bahwa gas yang berbeda dengan suhu dan tekanan yang sama akan memiliki jumlah molekul yang sama. Akan tetapi, hal ini bertentangan dengan pemahaman umum tentang atom pada saat itu, jadi gagasan itu mendapat perlawanan di komunitas ilmiah. Meskipun Avogadro menjadi profesional dalam kimia, teorinya diabaikan sampai setelah kematiannya. Hari ini di bidang kimia, teorinya dikenal sebagai Hukum Avogadro.

9. Nicolaus Copernicus, gagasan bumi dan matahari

Nicolaus Copernicus (1473-1543), astronom Polandia (fineartamerica.com/Detlev Van Ravenswaay)

Hampir 2.000 tahun sejak gagasan itu pertama kali diusulkan, Nicolaus Copernicus membangkitkan kembali gagasan bahwa Bumi mengelilingi Matahari, dan bukan sebaliknya. Dia mengajukan teorinya dalam buku "On the Revolutions of the Celestial Spheres" pada tahun 1530—tetapi itu tidak diterbitkan sampai Copernicus meninggal pada tahun 1543.

History mencatat bahwa Copernicus tidak sepenuhnya yakin tentang teorinya sendiri—ada masalah yang tidak bisa dia jelaskan, jadi dia menahan publikasi "Revolutions" karena takut diejek. Namun, saat buku itu dipublikasikan, rekan-rekan ilmuwannya mengagumi matematikanya, tetapi mereka tidak memercayainya. Tidak ada protes besar pada awalnya, tetapi ketika teorinya mulai beredar, Gereja mulai melarang peredaran bukunya.

10. William Harvey, gagasan tentang sirkulasi darah

William Harvey (britannica.com/National Library of Medicine, Bethesda, Maryland)

William Harvey, yang berusia 50 tahun pada saat itu sangat dihormati, dan telah menjabat sebagai dokter untuk beberapa raja Inggris. Seperti yang ditulis oleh sejarawan medis, Domenico Ribatti, Harvey melakukan eksperimen dengan mengamati cara kerja jantung hewan hidup. Dia menerbitkan temuannya dalam sebuah buku berjudul "An Anatomical Study of the Motion of the Heart and of the Blood in Animals" di Jerman, tetapi itu lebih dari dua dekade sebelum diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Seperti yang dikatakan oleh American Academy for the Advancement of Science, teori sirkulasi darah Harvey yang menjelaskan bahwa sistem peredaran darah dipompakan sekeliling tubuh manusia oleh jantung dikecam oleh banyak rekan dokternya. Praktik medisnya pun sekarat, dan pada akhir hidupnya dia mengisolasi diri untuk menghindari kontak dengan teman-temannya.

Baca Juga: 7 Ilmuwan Perempuan Dunia Ini Mestinya Dapat Hadiah Nobel

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya