TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kebrutalan Jenghis Khan Selama Penaklukannya

Apakah ia membunuh semua orang yang ditaklukkannya?

patung berkuda Jenghis Khan (commons.wikimedia.org/Munkhzaya.E)

Jenghis Khan, yang terlahir dengan nama Temüjin, lahir di Mongolia pada 1162, meskipun tidak ada yang sepenuhnya yakin kapan tanggalnya. Dia akhirnya dikenal sebagai salah satu pejuang paling berdarah sepanjang masa, dan juga Khan Agung pertama ("penguasa universal") dari Kekaisaran Mongol.

Masa kecilnya tidak menyenangkan. Ayahnya, seorang kepala suku Mongol bernama Yesügei, dibunuh saat Jenghis Khan berusia 9 tahun. Pada saat itu, dia dan ibunya diusir dari desa. Namun, seiring bertambahnya usia, ia berubah menjadi sosok yang menawan, dan memanfaatkan karismanya tersebut untuk mendapatkan sekutu dan menarik pendukung.

Kemampuan Jenghis Khan untuk membangun aliansi memungkinkan dia untuk menyatukan banyak suku nomaden di Asia Timur Laut dan membangun pasukan yang kuat. Saat apa yang diinginkan sudah berada di genggaman, Jenghis Khan memulai serangkaian kampanye dan invasi untuk mengambil alih Asia Tengah dan Cina, Iran saat ini, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Afghanistan. Berikut kebrutalan yang mengiringinya.

1. Jenghis Khan menewaskan 40 juta jiwa

Lukisan pengepungan Baghdad oleh bangsa Mongol di Museum Teknologi San Jose. (commons.wikimedia.org/Bill Taroli)

Penaklukan Mongol dianggap sebagai salah satu konflik bersenjata paling mematikan dan paling berdarah dalam sejarah peradaban. Jika tentara Mongol menyerang desa, mereka akan membunuh sebagian besar penduduknya.

Jumlah korban tewas selama masa Jenghis Khan sulit untuk diketahui secara pasti, tetapi beberapa sejarawan memperkirakan jumlahnya lebih dari 40 juta. Ketika menyerang Baghdad, bangsa Mongol membunuh sekitar 800.000 penduduk. Saat menyerang kota Merv, jumlah korban diperkirakan mencapai 1,3 juta jiwa.

Baca Juga: 12 Fakta Pejuang Mongol di Era Jenghis Khan

2. Apakah Jenghis Khan membunuh 1,75 juta orang dalam waktu satu jam?

Ilustrasi prajurit Mongol saat mendatangi wilayah yang ingin ditaklukkan. (commons.wikimedia.org/Vassily Maximov)

Pada April 1221, tentara Jenghis Khan menyerang kota Nishapur, yang sekarang disebut Iran. Semuanya dimulai ketika Toquchar, salah satu menantu Jenghis Khan, tewas tertembak anak panah oleh seorang tentara Nishapuran setelah kota itu awalnya menyerah, tapi kemudian memberontak ketika pasukan Khan mundur, sebagaimana yang dijelaskan How Stuff Works.

Akan tetapi, putrinya yang meminta membunuh semua orang di kota tersebut (1,75 juta penduduk) untuk membalas kematian suaminya. Ia juga menginginkan agar mereka dipenggal, dan tengkoraknya ditumpuk membentuk piramida.

3. Jenghis Khan menggunakan kekuatan perang psikologis

Jenghis Khan dan Jebe (commons.wikimedia.org/KoizumiBS)

Jenghis Khan menggunakan teknik yang sangat mendasar selama penaklukannya, yakni teror. Jenghis Khan membunuh seluruh penduduk kota yang ditaklukkan, seperti laki-laki, perempuan, anak-anak, atau bahkan hewan, kecuali, ia akan menyisakan beberapa orang terpilih untuk menyaksikan kengerian itu, agar mereka dapat mengingat dan membicarakannya.

Hal ini cukup efektif, bahkan dikutip laman World History, seluruh kota yang ingin di invasi segera menyerah saat mereka mengetahui pasukan Mongol mendekat.

Orang Mongol jarang menahan tawanan, dan mereka jarang menggunakan siksaan. Sebaliknya, mereka lebih suka membunuh semua orang dengan cepat dan metodis. Biasanya, tawanan digunakan sebagai perisai manusia. Para tawanan ini dipaksa berbaris di depan tentara Mongol sebagai tameng, sehingga mereka akan dibunuh terlebih dahulu ketika bangsa Mongol mendekati sebuah kota.

Lalu, bagaimana dengan nasib pemimpin yang wilayahnya diinvasi Mongol. Banyak di antara mereka mengalami nasib yang jauh lebih gelap, seperti batu di masukan ke tenggorokan hingga tewas, diinjak-injak kuda, atau mati lemas.

4. Pasukan Jenghis Khan akan memakan apa pun selama perjalanannya menaklukkan wilayah baru

ilustrasi bangsa Mongol dalam perjalanan (commons.wikimedia.org/Polo, Marc)

Pada awal 1200-an, Jenghis Khan memiliki lebih dari 100.000 tentara di bawah komandonya, dan ke mana pun tentaranya pergi, hewan dan keluarganya akan mengikuti. Faktanya, karena (susu kuda) adalah bagian penting dari makanan mereka, orang-orang Mongol membawa ratusan ribu hewan dalam perjalanan tersebut. Tidak hanya kuda, mereka juga membawa sapi dan lembu.

Karena selalu berpindah-pindah,  mereka juga akan memakan daging apa pun yang bisa mereka dapatkan. Melansir kabar The New Yorker, dari marmut, tikus, anjing, hingga hamster liar akan mereka makan. Ada juga laporan ketika mereka kehabisan makanan selama pengepungan dan memakan tentara mereka sendiri. Laporan lain mengklaim bahwa selama ekspedisi dan pertempuran panjang, tentara menghadapi kelaparan, dan memakan mayat yang ditemukan di jalan-jalan.

Baca Juga: 7 Diktator Terkejam Sepanjang Sejarah, dari Mana Saja?

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya