TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Kepunahan Misterius dalam Sejarah, Bikin Bingung Para Ahli

Ada hewan purba hingga manusia purba

ilustrasi perburuan D. elephantopus (nama saat ini Pachyornis elephantopus) (commons.wikimedia.org/Joseph Smit)

Ada berbagai hewan yang telah punah sepanjang sejarah. Kepunahan itu bisa datang dari peristiwa kepunahan massal atau disebabkan oleh perubahan lingkungan. Ada semua spesies yang telah (atau akan punah) karena ulah manusia, seperti dodo.

Dari semua jenis kepunahan ini, ada kepunahan yang masih misterius, dan para ilmuwan tidak tahu bagaimana beberapa kepunahan bisa terjadi. Masih ada lubang besar dalam pemahaman kita tentang evolusi kehidupan di Bumi, dan beberapa kepunahan masih menjadi misteri. Ini adalah beberapa kepunahan yang masih belum bisa dijelaskan oleh para ilmuwan.

1. Monster Tully masih diselubungi misteri

ilustrasi Monster Tully seperti yang terlihat 300 juta tahun yang lalu (dok. yale.edu/Sean McMahon)

Berdasarkan fosil yang telah digali di sekitar Mazon Creek, Illinois, hewan prasejarah Tullimonstrum gregarium, atau Monster Tully sekilas mirip siput besar. Alih-alih mulut, ia justru memiliki embel-embel seperti belalai yang menyerupai cakar. Sebenarnya para ilmuwan tidak tahu secara mendalam tentang makhluk tersebut.

Fosilnya ditemukan pada 1950-an oleh Francis Tully. Fosil-fosil itu berusia sekitar 300 juta tahun, tetapi para peneliti belum menemukan kapan hewan itu pertama kali muncul, apalagi kapan atau bagaimana ia punah. Beberapa penelitian mengklaim bahwa makhluk itu memiliki struktur yang berfungsi seperti tulang punggung, meskipun analisis kimia menyamakannya dengan invertebrata.

2. Kepunahan pipistrelle di Pulau Natal

pipistrelle di Pulau Natal (dok. iucn.org/Lindy Lumsden)

Kepunahan bukan saja terjadi pada hewan purba prasejarah, tetapi kepunahan masih terjadi di zaman modern. Pipistrelle di Pulau Natal adalah salah satu contohnya. Kelelawar kecil ini telah berkembang cukup baik selama bertahun-tahun di Pulau Natal, tapi sekitar pertengahan 1980-an, jumlahnya mulai berkurang tanpa alasan yang jelas, lapor Mongabay. Pada 2009, para peneliti memperkirakan hanya ada sekitar 20 pipistrelle di Pulau Natal yang tersisa. Sebuah ekspedisi pada tahun yang sama hanya menemukan satu kelelawar, dan spesies itu dinyatakan punah.

Penyebab pasti kepunahan masih diperdebatkan. Spesies ular atau kucing yang invasif bisa menjadi penyebabnya, atau mungkin karena penyakit (walaupun para peneliti tidak dapat menemukan buktinya). Ulasan berjudul "A Bat's End. The Christmas Island Pipistrelle and Extinction in Australia" dalam Journal of Mammalogy yang diterbitkan tahun 2019, juga menyebutkan faktor-faktor seperti polusi dan perusakan habitat alami.

Bagi sebagian orang, kepunahan kelelawar akibat salah urus pemerintah. Pejabat Australia telah diberitahu tentang penurunan jumlah kelelawar ini, tetapi tidak ada tindakan.

3. Apa yang terjadi dengan Dickinsonia?

Di era Ediakara, sekitar 600 juta tahun yang lalu, biota Ediakara tidak terlihat seperti hewan yang kita kenal sekarang. Mereka terlihat seperti daun, tabung, atau bahkan bantal. Lembut, licin, dan tidak mampu bergerak aktif, mereka membingungkan para ilmuwan untuk waktu yang lama. Tetapi pada tahun 2016, fosil Dickinsonia membuktikan bahwa biota Ediakara sebenarnya adalah hewan, bukan tumbuhan.

Science Daily menyebutkan bahwa kepunahan biota ediakara bertepatan dengan munculnya anoksia laut secara besar-besaran, atau hilangnya oksigen terlarut di lautan. Mengingat bahwa sebagian besar hewan membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup, kekurangan oksigen tampaknya menjadi penyebab kepunahan massal.

Tapi ada teori lain yang berhubungan dengan fakta bahwa biota Ediakara menghilang tepat pada saat ledakan Kambrium, atau diversifikasi jenis hewan secara tiba-tiba, banyak di antaranya dapat bergerak sendiri (termasuk moluska, ubur-ubur, dan vertebrata pada umumnya). Vanderbilt University menjelaskan bahwa Ediakara mungkin dibunuh oleh predator baru yang jauh lebih cocok untuk bertahan hidup.

4. Ada banyak teori yang belum pasti mengapa mammoth punah

Mamut di Museum Royal Victoria, British Columbia, Kanada (commons.wikimedia.org)

Dikutip laman Business Insider, mammoth atau mamut berbulu punah sekitar 3.700 tahun yang lalu. Meskipun begitu, penyebab kepunahan mamut berbulu masih tidak jelas. Mamut hidup antara 30.000 hingga 45.000 tahun yang lalu, selama era Zaman Es.

Teori mengatakan bahwa dengan adanya pemanasan Bumi, mammoth mulai kehilangan habitat mereka, terjebak di tempat-tempat seperti lahan gambut dan hutan, yang tidak terlalu cocok untuk mereka. Mamut juga bersaing dengan manusia, yang menyebar lebih jauh ke seluruh dunia dan berburu pada waktu yang sama.

Mamut sebenarnya ada ketika Bumi sehangat sekarang, dan juga hidup bersama manusia di Asia selama ribuan tahun tanpa menghilang. Sebaliknya, mereka mulai sekarat di Amerika Utara bahkan sebelum manusia tiba.

Baca Juga: Hebat! 7 Hewan Ini Berhasil Bertahan Hidup saat Kepunahan Dinosaurus

5. Nasib Neanderthal

Rekonstruksi Homo neanderthalensis, yang hidup di Eurasia dari sekitar 400.000 hingga 40.000 tahun yang lalu, di Museum Neanderthal di Mettmann, Jerman. (nypost.com/Martin Meissner/AP)

Neanderthal menghilang secara tiba-tiba sekitar 40.000 tahun yang lalu, tetapi alasannya tidak diketahui dengan pasti. Ada banyak sekali teori. Ada kemungkinan bahwa Neanderthal tidak sepenuhnya hilang, karena Neanderthal kawin silang dengan nenek moyang kita, yang berarti bahwa beberapa dari umat manusia membawa DNA Neanderthal. Namun, dikutip laman Nature, hanya sebagian kecil orang yang memiliki DNA Neanderthal.

Kemungkinan, Neanderthal punah karena perbedaan struktur sosial yang semakin canggih, seperti jaringan perdagangan antara kelompok yang berbeda, serta kemajuan teknologi yang lebih maju.

Tingkat kelahiran dan kematian secara alami berfluktuasi; jumlah mereka mungkin saja menurun. Stanford University juga berteori bahwa kemungkinan, penyakit menjadi biang keladinya. Manusia mungkin telah membawa penyakit ke populasi Neanderthal, secara tidak sengaja memusnahkan mereka.

6. Misteri kepunahan massal Devonian

ilustrasi Devon awal dalam The World Before the Deluge 1872 (commons.wikimedia.org/Eduard Riou)

Peristiwa kepunahan massal Devon Akhir menjadi kepunahan yang membingungkan banyak ahli. Dalam hal ini, ada banyak peristiwa kepunahan yang terjadi selama era Devon (360 juta tahun yang lalu). Karena kepunahan ini terjadi dalam rentang waktu yang relatif lama, tidak ada satu faktor yang pasti, yang dikaitkan dengan hilangnya kehidupan secara besar-besaran ini.

ScienceAlert melaporkan bahwa telah ditemukan dalam analisis spora bahwa banyak tanaman telah terkena radiasi UV tingkat tinggi. Radiasi tersebut merusak tanaman dan menyebabkan mutasi, membunuh sekelompok tanaman dalam jangka panjang (yang kemudian akan berdampak negatif dan luas pada rantai makanan secara keseluruhan). Adapun dari mana semua radiasi UV itu berasal, semuanya masih misteri. Hal ini pun berpotensi menciptakan lubang di lapisan ozon akibat pemanasan global.

The Devonian Plant Hypothesis mengatakan bahwa perluasan kehidupan tumbuhan di darat mungkin telah menghabiskan oksigen terlarut di lautan, tetapi juga, melalui banyak proses rumit, mengurangi karbon dioksida di udara. Hasilnya, terjadilah pendinginan global, yang menciptakan gletser dan menurunkan permukaan laut, atau mungkin ada dampak meteor.

7. Bagaimana hiu sebesar megalodon bisa punah?

ilustrasi Megalodon (commons.wikimedia.org/Mary Parrish, Smithsonian, National Museum of Natural History)

Kamu pasti sudah tahu apa itu megalodon, ya, hiu raksasa dengan panjang sekitar 15 meter. Tapi apa yang bisa membuatnya punah? Para ilmuwan mengira bahwa megalodon punah 2,6 juta tahun yang lalu, salah satu hewan yang terkena dampak dari kepunahan massal laut.

Alasan pasti kepunahan itu masih diperdebatkan, tetapi teori menyebutkan bahwa supernova adalah penyebabnya. Supernova tersebut menciptakan banyak radiasi ke Bumi; dari sana, terjadilah perubahan iklim, yang akhirnya mendatangkan malapetaka di lautan. Namun, ada teori yang menyatakan bahwa perubahan dinamika dalam rantai makanan menjadi penyebabnya.

Penelitian yang lebih baru mengatakan bahwa para ilmuwan kemungkinan telah salah membaca catatan fosil. Fosil yang lebih muda diberi tanggal yang salah, jadi mungkin megalodon punah satu juta tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, hiu putih besar baru saja menyebar ke seluruh dunia, berpotensi menjadi pesaing megalodon, yang kemungkinan mengalami kekurangan makanan. Akan tetapi, hal ini masih menjadi misteri.

8. Tidak ada informasi lengkap mengapa potoroo punah

Potorous platyops (sebelumnya dikenal sebagai Ellipsiprymnus platyops) dalam "Mammals of Australia", Vol. II Plate 70 (commons.wikimedia.org/John Gould)

Potoroo adalah bagian dari keluarga kanguru tikus, dan telah punah sejak 1982, meskipun anggota spesies yang terakhir ditemukan sekitar tahun 1875. Menurut buku A Gap in Nature: Discovering the World's Extinct Animals, potoroo sering diburu oleh manusia. Ada juga yang berspekulasi bahwa pembukaan lahan menjadi salah satu penyebab yang merusak habitatnya. Namun, peneliti tidak tahu pasti tentang penyebab kepunahan hewan ini.

9. Petaka belalang Pegunungan Rocky yang berujung kepunahan 

ilustrasi belalang Minnesota (commons.wikimedia.org/Collections of the Minnesota Historical Society)

Hama ini merupakan kutukan bagi pemukim Great Plains di akhir 1800-an. Belalang Pegunungan Rocky bisa berkumpul menjadi kawanan besar yang menyerupai awan badai gelap dan menghancurkan tanaman. Selama tahun-tahun kekeringan, seperti yang terjadi pada tahun 1870-an, peristiwa ini menyebabkan masalah kelaparan, tetapi di musim penghujan, invasi belalang ini hilang. Anehnya, di musim kemarau berikutnya, belalang benar-benar hilang begitu saja.

Beberapa orang mengaitkan populasi belalang dengan populasi bison. Bison dianggap membantu belalang bertahan hidup, sehingga populasi bison yang berkurang akan memusnahkan belalang. Atau mungkin para pemukimlah yang menyebabkan kepunahan belalang itu sendiri, secara tidak sengaja menghancurkan habitat belalang ini, lapor High Country News. Selain itu, pembajakan tanah mungkin membuat telur belalang tidak dapat menetas; belalang baru tidak dapat lahir, dan belalang lainnya mati oleh tanaman alfalfa.

Baca Juga: 7 Hewan dengan Populasi di Bawah 100, Mendekati Kepunahan

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya