Sejarah Mumifikasi Kucing, Dianggap Mampu Usir Roh Jahat?
Kepercayaan Mesir Kuno ini menyebar ke Eropa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahukah kamu? Orang-orang Eropa pada Abad Pertengahan percaya bahwa roh, hantu, atau binatang buas akan menyerang mereka pada malam hari. Itulah sebabnya, ada tradisi memasukkan kucing mati ke dalam tembok pada Abad Pertengahan oleh orang-orang Eropa.
Beberapa orang pada Abad Pertengahan biasanya memang menyimpan kucing mati di dalam dinding rumah untuk melindungi mereka dari hal-hal jahat. Seperti yang mungkin kamu tahu, kucing sendiri sudah lama dianggap sebagai hewan yang sakral dan dikaitkan dengan hal-hal gaib dalam berbagai budaya. Bahkan, pada abad ke-20, ditemukan kucing yang mengering dan sudah menjadi mumi dari Abad Pertengahan. Gimana, ya, awal sejarah mumifikasi kucing ini?
1. Mumifikasi kucing sudah ada sejak Mesir Kuno
Kita mengenal mumifikasi dari orang Mesir Kuno. Namun, bukan manusia saja yang dimumifikasi, kucing juga menjalani praktik tersebut. Manusia zaman itu yakin bahwa kucing adalah makhluk mistis dan magis. Kucing dianggap mampu menembus alam gaib. Alam ini tak dapat dilalui siapa pun, kecuali kucing.
Seperti yang dijelaskan oleh Carnegie Museum of Natural History, kucing dianggap sebagai hewan suci di Mesir. Orang-orang Mesir bahkan memumifikasi kucing untuk dibawa ke alam baka. Praktik keagamaan Mesir sendiri memang banyak memengaruhi peradaban kuno, khususnya Yunani. Saat itulah, Yunani memengaruhi Roma, kemudian Romawi mengerahkan pasukan mereka melintasi Eropa hingga ke Inggris. Dari situlah, kepercayaan ini menyebar ke Eropa.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.