TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Mumifikasi Kucing, Dianggap Mampu Usir Roh Jahat?

Kepercayaan Mesir Kuno ini menyebar ke Eropa

mumi kucing di British Museum (commons.wikimedia.org/Øyvind Holmstad)

Tahukah kamu? Orang-orang Eropa pada Abad Pertengahan percaya bahwa roh, hantu, atau binatang buas akan menyerang mereka pada malam hari. Itulah sebabnya, ada tradisi memasukkan kucing mati ke dalam tembok pada Abad Pertengahan oleh orang-orang Eropa.

Beberapa orang pada Abad Pertengahan biasanya memang menyimpan kucing mati di dalam dinding rumah untuk melindungi mereka dari hal-hal jahat. Seperti yang mungkin kamu tahu, kucing sendiri sudah lama dianggap sebagai hewan yang sakral dan dikaitkan dengan hal-hal gaib dalam berbagai budaya. Bahkan, pada abad ke-20, ditemukan kucing yang mengering dan sudah menjadi mumi dari Abad Pertengahan. Gimana, ya, awal sejarah mumifikasi kucing ini?

1. Mumifikasi kucing sudah ada sejak Mesir Kuno

mumi kucing Mesir Kuno di British Museum (commons.wikimedia.org/EuroAsia Vizion)

Kita mengenal mumifikasi dari orang Mesir Kuno. Namun, bukan manusia saja yang dimumifikasi, kucing juga menjalani praktik tersebut. Manusia zaman itu yakin bahwa kucing adalah makhluk mistis dan magis. Kucing dianggap mampu menembus alam gaib. Alam ini tak dapat dilalui siapa pun, kecuali kucing. 

Seperti yang dijelaskan oleh Carnegie Museum of Natural History, kucing dianggap sebagai hewan suci di Mesir. Orang-orang Mesir bahkan memumifikasi kucing untuk dibawa ke alam baka. Praktik keagamaan Mesir sendiri memang banyak memengaruhi peradaban kuno, khususnya Yunani. Saat itulah, Yunani memengaruhi Roma, kemudian Romawi mengerahkan pasukan mereka melintasi Eropa hingga ke Inggris. Dari situlah, kepercayaan ini menyebar ke Eropa.

2. Kucing digunakan sebagai praktik ilmu hitam dari abad ke-15 sampai 18 di Eropa

mumi kucing dari abad ke-17 (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force photo/Tech. Sgt. Kevin Wallace)

Dua ribu tahun kemudian, ada mumi kucing yang ditemukan di dalam tembok rumah. Kucing ini berasal dari abad ke-17 di wilayah Lancashire, Inggris, tulis CNN. Praktik-praktik yang dianggap musyrik pra-Kristen ini masih berlangsung hingga perburuan penyihir pada abad ke-15 hingga ke-18. Dahulu, beberapa orang mengorbankan kucing. Itu karena kucing dipercaya bisa mencegah kejahatan ilmu hitam. Jadi, kucing yang dimasukkan ke dalam dinding rumah dianggap mampu mengusir hal-hal negatif.

Baca Juga: Kenapa Kucing Lebih Sulit Diatur Dibandingkan Anjing?

3. Kucing dijadikan tumbal dan beberapa kucing dikorbankan saat masih hidup

mumi kucing dipajang di Moyse's Hall di Bury St. Edmunds (commons.wikimedia.org/U.S. Air Force photo/Tech. Sgt. Kevin Wallace)

Terkait dengan itu, pengorbanan kucing juga terjadi saat perburuan penyihir sedang viral pada masanya. Banyak benda selain kucing yang ditanamkan ke dalam fondasi rumah untuk menenangkan roh jahat, seperti "botol penyihir" berisi air seni, rambut, dan kuku di dekat ambang pintu dan perapian. Lalu, ada pula sepatu, tengkorak kuda, dan masih banyak lagi. Dalam beberapa kasus, barang-barang ini dimaksudkan sebagai "umpan" untuk menjauhkan roh-roh jahat dari keluarga pemilik rumah. Ya, beberapa sejarawan sepakat bahwa kata "pengorbanan" itu menyiratkan bahwa beberapa kucing masih hidup ketika dikuburkan di dalam tembok.

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya