TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hewan Laut Berkepala Unik, Ada yang Berbentuk T

Hewan laut berkepala unik memang menawan!

hammerhead shark atau hiu martil (flickr.com/Chris Wang)

Laut sebagai tempat tinggal bagi jutaan spesies makhluk hidup air akan selalu menarik untuk dibahas. Berbagai keunikannya mulai dari bentuk, cara beradaptasi, cara bereproduksi, dan lain sebagainya. Diversitas alam yang melimpah ini menjadi bukti bahwa keberadaan mereka sama-sama seperti manusia; makhluk hidup yang setiap individunya unik.

Segala hal-hal yang unik pasti akan selalu menarik perhatian. Tak terkecuali beberapa hewan laut berkepala unik dan gak biasa ini. Mungkin saja kamu sudah pernah melihat salah satu di antaranya. Simak, yuk, beragam jenis hewan laut berkepala unik berikut!

1. Squidworm

squidworm atau cacing cumi-cumi (flickr.com/Our Breathing Planet)

Hewan kecil ini kerap disebut cacing cumi-cumi karena secara keseluruhan tubuhnya berbentuk cacing namun bagian kepalanya terdapat tentakel seperti cumi-cumi. Squidworm pertama kali ditemukan pada tahun 2007 di perairan Laut Sulawesi oleh Karen Osborn yang kemudian diberi nama Teuthidodrilus samae.

Tentakel-tentakel yang berjumlah sekitar sepuluh ini membuat kepala cacing squidworm sekilas tampak tak simetris dan seperti juntaian benang sari pada bunga yang sedang mekar. Tentakel yang berwarna kuning berfungsi sebagai mulut dan yang lain digunakan untuk bernafas serta sebagai alat sensorik lingkungan.

Di kepala cacing ini juga terdapat dua organ seperti sikat berbulu yang disebut organ nuchal. Fungsinya sebagai indera penciuman untuk mendeteksi aroma di lingkungan air. Cacing ini bukan perenang handal dan lebih senang bergerak santai sambil menyaring sisa-sisa material makanan yang mengambang di lautan.

2. Hiu martil

hammerhead shark atau hiu martil (pexels.com/Ben Phillips)

Hiu martil sebagai hewan laut berkepala unik hidup di perairan beriklim tropis dan sedang. Mereka sering terlihat dalam migrasi saat musim panas untuk mencari perairan yang lebih sejuk. Jenis hiu ini memangsa ikan-ikan kecil, gurita, cumi-cumi, dan krustasea. Hiu martil tidak tertarik untuk memangsa manusia, tetapi mereka akan menjadi agresif bila merasa terancam.

Ciri khas ikan ini adalah bentuk kepalanya yang lebar, besar, dan mirip seperti martil atau palu. Dengan bentuk yang menyerupai huruf T ini memberikan mereka penglihatan yang lebih baik dibandingkan jenis hiu lainnya. Juga kepala yang lebar membantu mereka untuk dapat menyasar laut dengan lebih menyeluruh sehingga memudahkan dalam mencari mangsa.

Kepala hiu martil dipenuhi oleh pori-pori yang berisikan organ ampula Lorenzini. Organ ini bersifat elektroreseptor yang sangat sensitif untuk mendeteksi sinyal listrik dari mangsa bahkan yang terkubur di dalam pasir dasar laut sekalipun.

Sebagian besar hiu martil berukuran kecil yang tak begitu berbahaya bagi manusia. Namun tak menampik jika hiu martil dengan ukuran dan keganasan yang lebih besar dapat menjadi ancaman meskipun kasus penyerangan terhadap manusia jarang ditemukan. Dilansir dari Oceana, hiu martil terbesar pernah ditemukan dengan ukuran panjang mencapai 6 meter dan berat 450 kilogram.

Baca Juga: 10 Fakta Unik Quokka, Dijuluki Hewan Paling Bahagia di Dunia

3. Ikan pari

penampakan ikan pari di dasar laut (unsplash.com/Roger Darnell)

Bentuk kepala yang unik dari ikan pari menyesuaikan dengan tubuhnya yang berbentuk bulat datar dengan sirip lebar dan ekor panjang seperti cambuk. Ekor ikan pari ini merupakan tulang rawan yang terdapat duri di permukaannya dengan sengatan racun yang dapat mematikan.

Habitat ikan pari atau stingray berada di perairan tropis yang hangat dan mereka suka berenang di dasar laut. Hewan vertebrata ini memangsa cacing, mollusca (hewan bertubuh lunak), dan kelompok invertebrata lainnya. Dengan posisi mulut yang berada di bawah memudahkan mereka untuk menyasar mangsa yang kerap berdiam di dasar perairan.

Ikan pari berkerabat dekat dengan hiu karena sama-sama berada dalam satu kelas yaitu Chondrichthyes yang merupakan kelompok hewan bertulang rawan. Maka tak heran jika ikan pari juga memiliki organ ampula Lorenzini sebagai sensor elektrik yang lebih diandalkan untuk mencari mangsa ketimbang menggunakan organ mata yang berada di bagian atas tubuh mereka.

Ikan pari berkembang biak secara ovovivipar atau bertelur-melahirkan, artinya telur yang mengandung embrio akan berkembang secara sempurna di dalam tubuh induknya sebelum kemudian dilahirkan. Disebutkan dalam laman Biology Dictionary bahwa beberapa spesies ikan pari sudah termasuk rentan dan terancam punah akibat dari perburuan liar, hilangnya habitat, dan perubahan iklim.

4. Gulper Eel

ilustrasi gulper eel saat mulut tertutup (atas) dan mengembang (bawah) (youtube.com/Deep Marine Scenes | youtube.com/EVNautilus)

Gulper Eel atau belut pelikan merupakan spesies belut yang hidup di laut dalam. Belut ini dinamakan gulper eel sesuai dengan bentuk kepalanya yang pipih dan terdapat kantong di mulutnya yang dapat mengembang sangat lebar seperti burung pelikan.

Fungsi kantong mulut besar pada belut ini sama seperti kantong gular pada burung pelikan. Ketika mulut terbuka, mereka akan dengan mudah menyendok air ke dalam mulutnya dan menelan mangsanya secara utuh. Makanan utama dari belut pelikan yaitu krustasea, ikan-ikan kecil, dan Cephalopoda.

Dilansir dari Ocean Concervancy, belut ini termasuk langka untuk dijumpai secara umum sehingga belum diketahui pasti jumlahnya di alam bebas. Namun, berdasarkan data dari Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), gulper eel termasuk dalam kelompok Least Concern yang artinya berisiko kecil untuk mengalami kepunahan.

Baca Juga: 5 Hewan Endemik Kepulauan Galapagos, Ada Hewan Tertua di Daratan

Verified Writer

Ana Hanifatul

Perempuan random, absurd, penikmat roti dicelupin susu atau teh.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya