TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa yang Terjadi jika Manusia Menggali hingga Inti Bumi?

Akan jadi perjalanan yang menantang!

tambang Grasberg yang ada di Papua, Indonesia (commons.wikimedia.org/Alfindra Primaldhi)

Saat ini, aktivitas menggali ke dalam Bumi mungkin jadi hal yang lumrah kita ketahui. Tujuannya pun beragam, mulai dari membangun akses transportasi bawah tanah, menggali minyak dan gas, sampai membangun pertambangan mineral. Akan tetapi, sebenarnya dari seluruh aktivitas menggali yang dilakukan manusia itu, masih belum ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan total kedalaman Bumi hingga intinya.

Sejauh ini, penggalian yang dapat dilakukan manusia masih cukup terbatas. Lubang terdalam yang pernah kita buat adalah Kola Superdeep Borehole yang ada di Rusia. Kedalaman yang bisa dicapai oleh lubang ini hanya sekitar 12,2 km! Dengan angka ini, bahkan manusia masih belum dapat menggali hingga melewati kerak Bumi yang punya total kedalaman hingga 100 km.

Tentunya, menggali ke dalam Bumi bisa dibilang mustahil. Ada begitu banyak tantangan yang harus dituntaskan insinyur-insinyur supaya proses penggalian dan keselamatan orang-orang yang melakukan aktivitas tersebut bisa terjamin. Akan tetapi, anggap saja kita punya satu skenario liar tentang keberhasilan umat manusia untuk menggali hingga mencapai inti Bumi. Kira-kira apa hal yang akan terjadi selanjutnya, ya? Tanpa berlama-lama lagi, langsung gulir ke bawah, ya!

1. Ada berapa lapisan Bumi?

ilustrasi lapisan Bumi dan jaraknya (commons.wikimedia.org/NASA)

Sebelum masuk dalam pembahasan soal skenario yang mungkin terjadi jika kita berhasil menggali hingga inti Bumi, pertama-tama kita harus tahu dulu seberapa dalam tanah di planet ini. Bumi terdiri atas tiga lapisan berbeda yang punya kedalaman dan materialnya masing-masing. Ketiga lapisan tersebut adalah kerak Bumi, mantel Bumi,  dan inti Bumi. 

Bagian terluar dari lapisan Bumi adalah kerak Bumi. Lapisan ini justru merupakan yang paling tipis di antara yang lainnya. Dilansir National Geographic, bobot dari keseluruhan material kerak Bumi ternyata hanya sekitar 1 persen dari bobot Bumi. Di sini, ada berbagai material batuan dan mineral dengan silikat dan aluminium yang jadi material dengan komposisi paling banyak.

Kemudian, ada mantel Bumi yang jadi bagian paling tebal dari keseluruhan volume Bumi dengan proporsi hingga 84 persen. Mantel Bumi memiliki ketebalan hingga 2.900 km sekaligus jadi bagian tengah dari seluruh lapisan Bumi. Mayoritas batuan yang ada di sini adalah silikat dan magnesium, tetapi ada pula mineral lain, seperti besi, kalsium, potasium, aluminium, serta sodium. Pada lapisan ini, suhunya pun cukup beragam, yakni 1.000—3.700 derajat celsius.

Terakhir, ada bagian inti Bumi yang terbagi atas inti luar dan inti dalam. Bagian yang bersinggungan dengan mantel Bumi merupakan inti luar yang memiliki kedalaman hingga 2.250 km. Menariknya, bagian ini justru terdiri atas besi dan nikel dalam bentuk cairan karena suhunya yang sangat tinggi, yakni 4.500—6 ribu derajat celsius. Sementara, bagian inti dalam punya suhu sekitar 5.200 derajat celsius dan materialnya justru berbentuk plasma dengan sifat padat lantaran tekanan di inti dalam yang sangat kuat.

2. Menggali hingga inti Bumi akan jadi perjalanan yang sangat panjang

ilustrasi seseorang yang sedang menjelajahi lubang dalam (commons.wikimedia.org/Nick Chipchase)

Untuk mencapai inti dalam Bumi, setidaknya kita perlu menggali hingga 6 ribu km. Sebagai perbandingan, waktu yang diperlukan untuk membangun Kola Superdeep Borehole kurang lebih 20 tahun untuk sebuah lubang sedalam 12,2 km, mengutip BBC. Artinya, Kola Superdeep Borehole masih terpaut sekitar 88 km jika ingin menembus kerak Bumi dan menuju mantel Bumi.

Berapa banyak waktu yang diperlukan hanya untuk menembus kerak Bumi dengan peralatan dan ilmu pengetahuan yang kita miliki saat ini? Setidaknya diperlukan waktu hingga beberapa dekade untuk menembus kerak Bumi. Kemudian, untuk menembus mantel Bumi, bisa memakan waktu hingga ratusan, bahkan ribuan tahun. Baru pada saat itu, kita berhasil menembus hingga inti Bumi walaupun baru sampai inti luarnya saja. Artinya, perjalanan untuk menembus lapisan tanah ini jelas merupakan proses yang panjang dan sangat menantang.

Baca Juga: Berapa Jumlah Air di Bumi? Ini Dia Jawabannya!

3. Kita akan menembus lapisan-lapisan yang sangat panas

termometer untuk mengukur suhu di sekitar (pixabay.com/geralt)

Salah satu hal menakjubkan dari lapisan tanah di Bumi adalah suhunya yang bervariasi. Ketika kita berada di atas kerak Bumi, suhunya mungkin nyaman untuk ditinggali makhluk hidup. Akan tetapi, nyatanya semakin dalam menggali ke dalam lapisan tanah Bumi, suhu yang akan kita rasakan pun akan semakin tinggi.

Seperti yang kita tahu, inti luar Bumi bisa memiliki suhu setinggi 6 ribu derajat celsius. Suhu ini sama seperti suhu di permukaan Matahari sehingga sudah pasti tubuh makhluk hidup tidak akan tersisa jika berada di inti luar Bumi. Menariknya, tak perlu jauh-jauh ke inti Bumi dulu, perbedaan suhu yang tinggi ini sudah mulai bisa kita rasakan sekalipun masih ada di lapisan kerak Bumi, lho.

Dilansir Science Question with Surprising Answer, baru menggali sedalam 1,1 km saja kita sudah merasakan suhu sekitar 46,85 derajat celsius. Turun lagi hingga 2,7 km, kita sudah merasakan suhu setinggi 126,85 derajat celsius. Tentunya, semakin dalam kita menjelajahi lapisan Bumi, semakin tinggi lagi suhunya. Ketika baru mencapai mantel Bumi saja, setidaknya tubuh kita sudah harus berhadapan dengan suhu setinggi 1.410 derajat celsius!

 

4. Kita akan merasakan tekanan yang luar biasa

ilustrasi benda yang rusak karena tekanan tinggi (pixabay.com/Desertrose7)

Selain panas, tekanan yang sangat besar juga akan kita rasakan ketika menggali hingga inti Bumi. Bahkan, saking besarnya tekanan yang bisa manusia rasakan ketika menggali sedalam mungkin di Bumi, tekanan laut dalam yang terbilang sangat besar itu jadi tidak ada apa-apanya, lho. Lantas, sebesar apa tekanan itu berdasarkan kedalaman yang telah kita tempuh?

Live Science melansir bahwa tiap 3 meter galian yang dibuat manusia, akan ada tambahan tekanan sebesar 1 tekanan atmosfer atau setara 14,7 psi. Sebenarnya, tekanan ini sama seperti tekanan di atas permukaan laut. Akan tetapi, tekanan atmosfer baru akan bertambah tiap kita turun 10 meter, mengutip National Oceanic and Atmospheric Administration. Sebagai contoh, saat kita mencapai kedalaman yang setara dengan Kola Superdeep Borehole, tekanan yang kita rasakan sudah mencapai 4 ribu tekanan atmosfer. Tentunya, makin dalam kita menggali, angka ini masih akan bertambah tinggi.

Bahkan, ketika kita sudah mencapai inti dalam Bumi, tekanan yang akan terasa sudah cukup di luar nalar, yakni sebesar 3,6 juta tekanan atmosfer. Bayangkan saja, suhu yang sangat tinggi di sini sudah pasti akan melelehkan besi dan nikel hingga jadi cairan. Akan tetapi, kedua bahan tersebut justru tetap berada dalam kondisi padat atau tepatnya menjadi plasma dengan sifat padat. Hal ini disebabkan tekanan di sana yang sangat besar sehingga memaksa kedua bahan di inti Bumi ini untuk tetap berada dalam bentuk padat.

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Penulis yang suka menulis dengan tema sains, alam, dan teknologi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya