TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Menarik Hannibal Barca, Jenderal Kartago yang Ditakuti Romawi

Salah satu jenderal perang terbaik sepanjang masa!

patung wajah Hannibal yang berada di Italia (commons.wikimedia.org/Youssefbensaad)

Perang Punik merupakan rentetan peperangan skala besar yang melibatkan dua kekuatan terhebat pada masanya, yaitu Republik Romawi dengan Kartago. Peperangan yang berkecamuk sejak tahun 264 SM sampai 146 SM ini terjadi di banyak tempat, seperti Laut Mediterania, Eropa bagian selatan, dan Afrika bagian utara.

Dalam konflik besar yang penuh dengan drama maju-mundur antara Republik Romawi dan Kartago, lahir seorang jenderal besar dari kubu Kartago pada Perang Punik II (218—201 SM) bernama Hannibal Barca. Ia merupakan anak dari Hamilcar Barca, jenderal Kartago pada Perang Punik I (264—241 SM).

Dalam kariernya sebagai jenderal Kartago, Hannibal terbukti jadi seseorang yang membuat Republik Romawi pusing sekaligus takut pada dirinya selama Perang Punik II. Nah, kira-kira apa hal spesial yang dimiliki Hannibal hingga membuat Republik Romawi yang perkasa takut kepadanya? Yuk, simak fakta menarik dari sang jenderal di bawah ini!

1. Menjadi komandan perang di usia yang relatif muda

Lukisan Hannibal muda yang sedang diambil sumpahnya oleh sang ayah untuk menjadi musuh abadi Romawi. (commons.wikimedia.org/Giovanni Antonio Pellegrini)

Usai kekalahan pada Perang Punik I, Kartago memerlukan sumber daya yang besar agar bisa membalas Republik Romawi di perang selanjutnya. Oleh sebab itu, Kartago mengirim pasukan ke Spanyol yang memiliki apa yang mereka cari. Di sinilah, Hannibal pertama kali ikut dalam ekspedisi militer Kartago.

Dilansir National Geographic, dalam misi di Spanyol Hannibal awalnya berada dibawah komando dari saudara iparnya, Hasdrubal. Akan tetapi, Hasdrubal terbunuh pada tahun 221 SM dan membuat Hannibal naik pangkat. Di usianya yang baru menginjak 26 tahun pada saat itu, Hannibal sudah dipercaya sebagai panglima tertinggi dari tentara Kartago yang berada di Spanyol.

2. Pasukan yang dipimpinnya sangat besar dan beragam

Lukisan yang menunjukkan Hannibal bersama dengan pasukan besarnya ketika melintasi Pegunungan Alpen. (commons.wikimedia.org/José Luiz)

Selama berada di Spanyol hingga misi-misi penaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya, Hannibal tidak seratus persen menggunakan orang-orang Kartago di dalam pasukan besarnya. Ada begitu banyak tentara bayaran serta pasukan dari wilayah kecil di sekitar Spanyol dan Italia yang bergabung dengannya dalam Perang Punik II.

Dikutip dari National Geographic, pada perjalanan pertamanya melintasi Pegunungan Alpen saja, Hannibal sudah diperkuat oleh sejumlah tentara bayaran dari Spanyol, Afrika Utara, dan Gaul. Tak ketinggalan juga tentara dari kelompok lain, semisal Celts, yang punya motivasi kuat untuk melawan Republik Romawi.

Ada sekitar 40 ribu tentara Hannibal yang melewati Pegunungan Alpen dalam penyerangan menuju Republik Romawi, lengkap dengan pasukan gajah dan kavaleri andalannya. Menurut sejarawan Romawi, Livy, Hannibal selalu berada di depan barisan pasukannya bersama pasukan infanteri agar ia tetap bisa waspada dan mengawasi keadaan sekitar.

Baca Juga: 10 Arsitektur Paling Menakjubkan dari Romawi Kuno, Megah dan Antik

3. Hannibal adalah penyebab dimulainya Perang Punik II

Hannibal ketika melintasi Sungai Rhône (commons.wikimedia.org/Henri-Paul Motte)

Sejak tahun 221 SM, Hannibal yang telah menjadi komandan utama Kartago terus menaklukkan suku-suku yang ada di sekitaran Spanyol. Sampai pada akhirnya di tahun 219 SM ia memutuskan untuk menyerang Saguntum, sebuah kota independen yang berada di selatan Sungai Ebro. 

Dilansir Britannica, pada perjanjian antara Republik Romawi dengan Kartago pasca Perang Punik I, sebenarnya batas wilayah yang boleh dicaplok atau dipengaruhi oleh Kartago adalah sebelah selatan Sungai Ebro. Sebenarnya penyerangan Hannibal ke Saguntum sah-sah saja dilakukan.

Akan tetapi, Saguntum punya ikatan dekat dengan Republik Romawi, sehingga Republik Romawi menilai penyerangan Hannibal sebagai tindakan perang yang harus dibalas. Akibatnya, setelah Saguntum berhasil ditaklukkan Hannibal 8 bulan kemudian, Republik Romawi langsung mendeklarasikan perang pada Kartago. Ini sekaligus jadi tanda dimulainya Perang Punik II.

4. Hannibal berhasil menguasai sebagian besar wilayah Italia selama 15 tahun

ilustrasi peta pergerakan invasi Hannibal selama Perang Punik II (commons.wikimedia.org/Abalg)

Usai melintasi Pegunungan Alpen, Hannibal memulai pertempurannya untuk menundukkan Republik Romawi melalui berbagai pertempuran yang terjadi di sekitar wilayah Italia. Meskipun pasukannya beberapa kali kalah jumlah, ia berhasil mencatatkan kemenangan gemilang yang membuat Republik Romawi khawatir.

Dilansir The Collector, Hannibal merupakan jenderal yang sangat cerdik dalam memanfaatkan medan perang, sehingga kalah jumlah sering kali bukan masalah untuknya. Misalnya saja dalam Pertempuran Cannae di mana 45 ribu pasukannya kalah jumlah dengan 70 ribu pasukan Republik Romawi, Hannibal justru berhasil menang dan melumat beberapa orang penting Republik Romawi.

Secara statistik, selama berada di Italia Hannibal dan pasukannya terlibat dalam 22 pertempuran besar dalam kurun waktu 15 tahun. Ini jelas belum terhitung pertarungan-pertarungan kecilnya dengan beberapa suku yang ada di daerah Italia. Selama 15 tahun tersebut pula, Republik Romawi terus merasa terancam oleh kehadiran Hannibal dan berupaya untuk mengalahkan

5. Kehadiran rival dari kubu Republik Romawi membuat Hannibal terpukul mundur

Lukisan ilustrasi dalam Pertempuran Zama yang mempertemukan Hannibal dengan Scipio. (commons.wikimedia.org/Bernardino Cesari

Meski meraih kemenangan demi kemenangan di wilayah Italia, sebenarnya Kartago tidak mampu untuk memanfaatkan hal tersebut untuk menundukkan Republik Romawi. Justru sang lawan bangkit dan mulai mengikis pengaruh Hannibal di Italia sampai mengalahkan sisa pasukan Kartago yang berada di Spanyol yang dipimpin oleh adik Hannibal, Hasdrubal (memiliki nama yang sama dengan kakak ipar Hannibal).

Puncaknya, dalam Pertempuran Zama di tahun 202 SM, Hannibal bertemu dengan rival yang berhasil memberinya kekalahan terbesar dalam perang. Ia adalah Publius Cornelius Scipio Africanus, seorang jenderal Republik Romawi yang jadi aktor kemenangan Republik Romawi atas Kartago dalam Perang Punik II.

Dilansir Britannica, pada pertempuran tersebut, Hannibal kehilangan 20 ribu pasukannya yang membawa Kartago kembali dalam jurang kekalahan atas Republik Romawi di Perang Punik II. Hannibal berhasil menyelamatkan diri, tapi itu juga sekaligus menandakan akhir karier militernya bersama Kartago.

Baca Juga: Sering Diceritakan, 6 Kisah Terkenal di Mitologi Romawi

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya