TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hewan dengan Ekor Prehensil, Bisa Dimanfaatkan untuk Banyak Hal

Mulai dari menggantung diri sampai membawa makanan!

Monyet laba-laba kepala coklat, salah satu jenis monyet dunia baru dengan ekor prehensil sedang bergelantung di seutas tali. (commons.wikimedia.org/LeaMaimone)

Bagi hewan, ekor merupakan salah satu bagian tubuh yang punya peran penting untuk aktivitasnya sehari-hari. Ada hewan yang memanfaatkan ekornya untuk bergerak, jadi alat penyeimbang tubuh, menghangatkan diri, sampai menggenggam sesuatu layaknya tangan tambahan. Nah, bagi hewan yang memanfaatkan ekornya sebagai tangan tambahan, disebut sebagai ekor prehensil dalam ilmu biologi.

Menurut San Diego Zoo, ekor prehensil berarti ekor hewan yang telah berevolusi sedemikian rupa sehingga bisa menggenggam sesuatu layaknya tangan. Ada dua kategori utama ekor prehensil dalam hewan. Pertama, hewan dengan ekor prehensil penuh, di mana mereka bisa memakai ekornya untuk memegang apa pun dengan bebas layaknya sebuah tangan. Kedua, ada ekor semi prehensil, di mana ekornya tak sekuat ekor prehensil penuh, tapi tetap bisa digunakan untuk bergelantungan ataupun menyeimbangkan tubuh di atas pohon.

Nah, kali ini kita akan mempelajari beberapa jenis hewan yang memiliki ekor prehensil penuh. Dari mamalia hingga ikan, mereka menggunakan ekornya untuk aktivitas sehari-hari. Tanpa berlama-lama lagi, yuk, langsung scroll ke bawah!

1. Binturong

potret binturong yang ada di Kebun Binatang Overloon (commons.wikimedia.org/Tassilo Rau)

Binturong (Arctictis binturong) merupakan predator yang perpaduan wajahnya menyerupai kucing dan beruang. Mereka hidup di hutan-hutan Indonesia hingga wilayah India, Nepal, dan Bhutan. Hewan ini memiliki panjang tubuh sekitar 60–95 cm dengan tambahan ekor yang bisa mencapai panjang 90 cm. Sedangkan bobotnya berkisar pada angka 9–14 kg.

Dilansir San Diego Zoo, ekor binturong sangat tebal dan penuh dengan otot. Sebagai hewan dengan ekor prehensil penuh, binturong memanfaatkannya untuk memanjat dan bergelantungan di atas pohon karena mereka merupakan hewan arboreal. Menariknya, di usia muda ekor binturong ini bisa dimanfaatkan untuk menggantung dirinya tanpa memerlukan bantuan tangan, lho.

Baca Juga: 3 Fungsi Ekor Anjing yang Jarang Diketahui, Ternyata Unik!

2. Keluarga monyet dunia baru

kolase foto keluarga monyet dunia baru yang terdiri atas marmoset, monyet tupai, dan monyet pelolong (commons.wikimedia.com/SNW2023)

Salah satu karakteristik pembeda antara monyet dunia lama (Cercopithecidae) dengan monyet dunia baru (Platyrrhini) terletak pada kegunaan ekornya. Mayoritas monyet dunia baru yang hidup di Amerika Tengah dan Amerika Selatan telah beradaptasi dengan lingkungannya sehingga mereka memiliki ekor prehensil. Monyet dunia baru sendiri terbagi atas lima famili berbeda, yakni Aotidae, Atelidae, Callitrichidae, Cebidae, dan Pitheciidae.

Dilansir Field Project International, ekor prehensil monyet dunia baru digunakan untuk menyeimbangkan diri sekaligus berpindah dari satu cabang ke cabang yang lain. Beberapa jenis di antaranya juga menggunakan ekor untuk menggenggam makanan ketika makan. Dalam penelitian lebih lanjut, ekor-ekor monyet dunia baru jauh lebih panjang dari monyet dunia lama. Ditambah lagi, ekor mereka memiliki lebih banyak otot dan sangat sensitif. Maka tak heran kalau ekor mereka bisa dibilang sebagai "tangan" kelima.

3. Tenggiling pohon

seekor tenggiling pohon yang berada di atas pohon pisang (commons.wikimedia.org/ForestFinance)

Tenggiling pohon (genus Tamandua) merupakan kerabat dari anteater. Mereka hidup di hutan-hutan dekat aliran sungai di sepanjang Amerika Selatan dan biasanya memiliki corak warna tubuh yang berbeda-beda. Pemakan semut dengan lidah panjang ini bisa tumbuh hingga 53–88 cm dengan tambahan ekor sekitar 40–59 cm. Bobotnya cukup ringan dibandingkan dengan saudaranya, yakni sekitar 2,1–7,7 kg.

San Diego Zoo melansir bahwa ekor prehensil tenggiling pohon tak hanya mereka manfaatkan untuk memanjat pohon. Ketika merasa terancam, hewan ini akan berdiri sambil memamerkan cakar-cakar besar dan kuat untuk mengusir pengusiknya. Nah, agar bisa berdiri dengan stabil, tenggiling pohon akan memanfaatkan kaki belakang serta ekor agar postur tubuhnya bisa tegap dan mengintimidasi lawannya. Ekor tebalnya juga bisa dimanfaatkan tenggiling pohon sebagai bantal ketika tidur, lho.

4. Mengkarung ekor prehensil

potret dari mengkarung ekor prehensil di suatu museum di Jerman (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Selain mamalia, ternyata ada beberapa jenis reptil yang memiliki ekor prehensil. Salah satunya adalah mengkarung ekor prehensil (Corucia zebrata), reptil yang hidup di sekitar Pulau Solomon dan Papua Nugini. Ukuran mereka bisa mencapai 75 cm dengan ekor mengambil proporsi setengah dari total panjangnya. Bobotnya sekitar 400–800 gram yang menjadikannya sebagai jenis mengkarung terbesar.

Menurut Aquarium of Pacific, mengkarung ekor prehensil lebih banyak menghabiskan waktunya di atas pohon. Agar bisa bergerak dengan mudah, mereka memanfaatkan ekor prehensilnya untuk berpindah-pindah, layaknya monyet dunia baru. Selain itu, ekor ini juga memungkinkan mereka untuk bergelantungan di dahan pohon. Uniknya, ketika merasa terancam, mengkarung ekor prehensil akan mengeluarkan suara geraman yang keras sampai bisa memberikan gigitan yang menyakitkan bagi pengusiknya.

Baca Juga: 5 Spesies Kucing yang Memiliki Ekor Panjang, Menawan!

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya