TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Katak Racun Emas, Amfibi Cantik yang Sangat Berbahaya

Satu sentuhan saja bisa berakibat fatal bagi manusia!

potret katak racun emas dari dekat (commons.wikimedia.org/Wilfried Berns)

Hutan Hujan Amazon tak hanya terkenal sebagai paru-paru dunia. Area hutan seluas kurang lebih 6,7 km persegi ini jadi tempat keanekaragaman hayati paling besar di dunia. Menurut World Wildlife Fund, Hutan Hujan Amazon menyumbang setidaknya 10 persen dari total keanekaragaman hayati yang ada di seluruh dunia.

Maka tak mengherankan kalau kita bisa menemui berbagai jenis amfibi, khususnya katak, di hutan hujan ini. Salah satu jenis katak yang mungkin cukup populer namanya adalah katak racun emas (Phyllobates terribilis). Sesuai dengan namanya, katak ini memiliki tubuh berwarna kuning keemasan dengan ukuran kurang lebih sama dengan sebuah penjepit kertas.

Meski amfibi warna cerah ini tampak cantik, sebenarnya katak racun emas ini merupakan salah satu jenis hewan paling berbahaya di dunia, lho. Kok bisa begitu, ya? Yuk, simak alasannya beserta ulasan lengkap soal fakta-fakta menarik dari katak racun emas di bawah ini!

1. Jenis katak panah beracun terbesar di dunia

Katak racun emas berwarna hijau pucat yang hidup di Kebun Binatang Cincinnati. (commons.wikimedia.org/Ltshears)

Di seluruh dunia, ada lebih dari 100 spesies katak panah beracun dengan berbagai warna dan ukuran. Di antara seluruh spesies tersebut, ternyata katak racun merah jadi spesies katak panah beracun dengan ukuran terbesar. Dilansir National Geographic, ukuran rata-rata dari katak ini berkisar antara 2,5—5 cm dengan bobot maksimal 28 gram.

Menariknya, katak racun emas betina memiliki ukuran yang lebih besar ketimbang pejantannya. Selain itu, meski ada kata 'emas' dalam namanya, ternyata mereka juga bisa memiliki warna tubuh lain seperti jingga atau hijau.  Di alam liar, katak racun emas diketahui bisa mencapai usia 10 tahun. Sedangkan untuk makanannya sendiri, katak ini merupakan pemakan serangga yang bisa menelan mangsa berukuran lebih besar dari tubuhnya.

Baca Juga: 6 Fakta Katak Tomat, Berhati-hatilah sebab Mereka Beracun! 

2. Amfibi terestrial yang hidup di tempat dengan kelembaban udara tinggi

Katak racun emas yang berada di dedaunan dengan kelembaban yang tinggi. (commons.wikimedia.org/James Arup Photography)

Katak racun emas bisa dibilang hewan yang sangat pilih-pilih habitat agar bisa bertahan hidup. Meski sebenarnya tinggal di hutan hujan terbesar di dunia, katak ini lebih menyukai daerah dengan kelembaban yang lebih tinggi dari tempat lain di Hutan Hujan Amazon. Menurut Animal Diversity, katak racun emas butuh tempat tinggal dengan curah hujan sekitar 5 meter tiap tahunnya.

Ditambah lagi, katak racun emas juga hidup di daerah yang relatif tinggi. Umumnya mereka dijumpai pada hutan-hutan dengan ketinggian 100—200 meter di atas permukaan laut. Katak ini juga merupakan hewan terrestrial yang artinya lebih banyak menghabiskan waktunya di tanah dan sangat jarang terlihat memanjat batang pohon.

3. Racun yang dikeluarkan katak ini sangat berbahaya

Racun dari katak racun emas berada di sekitar area kulitnya dan sangat berbahaya bagi manusia. (commons.wikimedia.org/Brian Gratwicke)

Sesuai dengan namanya, katak racun emas memiliki racun yang berada di kulitnya yang digunakan sebagai alat pertahanan diri. Racun di kulitnya ini merupakan racun alkaloid yang mengandung batrachotoxin. Jenis racun ini mencegah saraf mengirimkan rangsangan saraf yang pada akhirnya menyebabkan kelumpuhan pada siapa saja yang terkena racun katak ini.

National Geographic melansir bahwa racun katak ini diduga berasal dari tanaman beracun yang dimakan oleh serangga yang mereka konsumsi. Ini dibuktikan ketika pengujian, di mana katak racun emas yang disimpan di penangkaran dengan makanan yang berbeda ternyata tidak menghasilkan racun seperti yang mereka miliki di alam liar. Menurut Animal Diversity, katak ini bisa memproduksi sekitar 1.900 mikrogram racun alkaloid. Hebatnya, mereka hanya butuh 2—200 mikrogram racun saja untuk membahayakan manusia.

4. Punya ritual reproduksi yang unik

potret pasangan katak racun emas (commons.wikimedia.org/Fungus Guy)

Katak racun emas punya cara yang unik ketika proses reproduksi, khususnya pada tahap sebelum kawin. Dilansir Aquarium of Pacific, katak jantan akan hinggap di atas daun sambil membuat suara-suara panggilan kepada betina yang ada di sekitarnya. Panggilan ini terbilang cukup panjang dengan rata-rata durasi sekitar 6—7 detik dalam satu panggilan. Betina yang tertarik dengan panggilan ini akan menghampiri pejantan dan kemudian mereka akan mencari tempat yang lembap untuk kawin.

Setelah menemukan lokasi yang cocok, betina akan langsung mengeluarkan 8—28 telur yang menyerupai gelatin dan kemudian dibuahi oleh pejantan. Telur-telur tersebut umumnya berukuran sekitar 0,8—1 cm. Durasi yang diperlukan telur katak racun emas untuk menetas sekitar 2 minggu. Menariknya, dalam proses sebelum menetas itu pejantan lebih banyak mengambil peran untuk menjaga kelembaban telurnya secara berkala, lho.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Katak Panah Beracun, Mereka Sangat Mematikan!

Verified Writer

Anjar Triananda Ramadhani

Animal Lovers and Smartphone Enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya