TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Reptil yang Sering Terlihat di Pegunungan Jawa, Teman Pendaki

Terkadang ditemukan oleh para pendaki

Tokek, salah satu reptil yang sering ditemukan di pegunungan Pulau Jawa (commons.wikimedia.org/Domzjuniorwildlife)

Intinya Sih...

  • Reptil seperti ular, cecak, dan kadal hidup di pegunungan Pulau Jawa
  • Ada ular pucuk yang tidak berbisa, ular viper berbisa tinggi, ular naga tidak berbisa, dan kadal tokek
  • Pendaki harus waspada karena beberapa reptil berbahaya dan pandai berkamuflase di lingkungan dataran tinggi

Biasanya reptil seperti buaya, cecak, ular, atau kadal lebih sering ditemukan di dataran rendah. Daerah-daerah yang dingin dan berada di ketinggian cenderung hanya punya sedikit jenis reptil. Namun jangan salah, faktanya ada banyak spesies reptil yang mampu hidup di daerah dingin seperti gunung dan pegunungan. Entah itu ular, cecak atau kadal banyak yang mampu bertahan di daerah dingin.

Di Indonesia sendiri khususnya Pulau jawa daerah pegunungan jadi daerah yang masih asri dan aman dari pencemaran. Karenanya banyak reptil yang awalnya hidup di dataran rendah kemudian berpindah untuk hidup di dataran tinggi. Mereka mencari makan dan tempat berlindung di lebatnya pepohonan dan jernihnya air dataran tinggi. Bagi kamu yang kerap masuk hutan atau mendaki pasti tak jarang melihat atau bertemu beberapa reptil tersebut. Simak artikel ini supaya kamu dapat mengenali beberapa reptil yang kerap ditemukan di pegunungan dan gunung-gunung Pulau Jawa!

1. Ular pucuk

Ular pucuk (id.wikipedia.org/A.Baihaqi)

Ular jadi salah satu hewan yang paling ditakuti para pendaki atau orang yang kerap masuk ke hutan. Masyarakat menganggap kalau semua ular itu berbahaya dan harus dihindari padahal hal tersebut tidak benar. Nyatanya banyak ular yang tidak berbisa dan tidak berbahaya, lho. Salah satunya adalah ular pucuk yang berasal dari genus Ahaetulla, ular dari genus adalah ular berbisa rendah dan tidak berbahaya bagi manusia.

Di Pulau Jawa terdapat dua spesies ular pucuk, yaitu Ahaetulla prasina dan Ahaetulla mycterizans, terang Thai National Parks dan The Reptile DatabaseA. mycterizans sendiri kadang juga disebut sebagai ular janur. Karena bentuk tubuhnya orang-orang kerap mengira kalau ular ini adalah ular viper yang berbisa tinggi. Padahal ada beberapa hal yang membedakan ular pucuk dengan ular viper. Kepala ular pucuk runcing memanjang sementara kepala viper segitiga. Badan viper pendek sementara badan ular pucuk panjang dan langsing. Ular pucuk punya gerakan yang cepat dan cukup agresif sementara viper cenderung pendiam dan gerakannya lambat.

2. Ular bandotan pohon

Ular bandotan pohon (id.m.wikipedia.org/Patrick JEAN)

Ular dengan nama ilmiah Craspedocephalus puniceus ini adalah ular endemik Indonesia. Ia hanya bisa ditemukan di Pulau Sumatra, Jawa, Simalur, Mentawai, dan Kepulauan Natuna, terang The Reptile Database. Ular ini adalah ular dari famili viperidae, karenanya ia termasuk ular berbisa tinggi dan berbahaya. Gigitannya bisa mengakibatkan demam, kerusakan jaringan, pembengkakan, sampai kematian. Ular yang kerap terlihat di dataran tinggi, kebun teh, kebun kopi, bebatuan, area lembab, dan hutan ini juga sangat pandai berkamuflasme. Tubuhnya yang berwarna cokelat, jingga dan kuning sangat sulit dilihat jika kamu tidak teliti. Kamu harus berhati-hati jika melewati habitat ular ini, pakailah sepatu dan baju tebal saat mendaki.

3. Ular naga

Ular naga (commons.wikimedia.org/Leonardus Adi Saktyari)

Baca Juga: 5 Reptil yang Menghuni Daerah Pantai, Hati-hati

Sesuai namanya ular ini punya sisik kasar dan menonjol yang menyerupai naga. Tepatnya sisik bagian atasnya berbentuk seperti duri dan melintang sebanyak tiga baris dari kepala sampai ekor. Ular dengan nama ilmiah Xenodermus javanicus ini juga punya badan kecil yang ramping. Nama ular ini sangat menggambarkan penampilannya yang sangar dan elegan layaknya naga di mitologi Tiongkok dan Eropa.

Dilansir Animalia, ular naga adalah ular yang menghuni dataran tinggi. Ular berwarna abu-abu ini dapat ditemukan di hutan, sungai, rawa, dan area pertanian dengan ketinggian antara 500 sampai 1,300 meter di atas permukaan laut. Ia merupakan ular tidak berbisa dan tidak berbahaya, gerakannya juga tergolong lambat dan sangat jarang menggigit. Karena ukurannya yang kecil ular ini juga kerap memangsa hewan-hewan kecil seperti katak, kecebong dan ikan.

4. Bunglon hutan

Gonocephalus chamaeleontinus (Σ64, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Nama bunglon hutan atau forest dragon adalah nama yang diberikan untuk kadal-kadal dari genus Gonocephalus. Laman iNaturalist menjelaskan kalau setidaknya terdapat 17 spesies yang tersebar luas di Benua Asia. Dari belasan spesies tersebut hanya beberapa yang dapat ditemukan di Pulau Jawa, seperti Gonocephalus chamaeleontinus dan Gonocephalus kuhlii. Walaupun menyandang nama bunglon hewan ini sedikit berbeda dengan bunglon lain seperti bunglon taman atau bunglon surai. Ia punya kepala bulat, mata besar, bedan besar, dan surai yang menyuntang di kepala, badan atau ekor. Warnanya juga beragam mulai dari hijau, cokelat, hitam, sampai kebiruan.

5. Ular picung gunung

Ular picung gunung (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Rhabdophis chrysargos atau biasa dikenal dengan nama picung gunung juga jadi salah satu ular yang sering ditemukan di pegunungan Pulau Jawa. Kandungan bisa ular ini belum diteliti lebih jauh sehingga tidak ada yang tahu apakah ular ini berbahaya atau tidak. Namun kamu patut berhat-hati karena beberapa kerabat dari ular ini banyak yang berbisa tinggi dan berbahaya.

Dilansir EOL, ular ini dapat ditemukan di hutan dan kerap memangsa katak, kadal dan burung. Warnanya juga bervariasi mulai dari cokelat, cokelat kemerahan, hijau, sampai jingga. Dengan warna seperti itu ular ini adalah masternya kamuflase, ia akan sulit ditemukan di rerumputan, tumpukan kayu atau tumpukan daun. Jadi kamu harus memastikan area pendakian atau area membangun tendamu aman dari kehadiran ular satu ini.

Verified Writer

Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya