TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tradisi Kontroversial di Kyrgyzstan, Menculik Wanita untuk Dinikahi!

Bahkan masih berjalan sampai sekarang!

ilustrasi tradisi (unsplash.com/Vitaliy Lyubezhanin)

Kyrgyzstan adalah sebuah negara di Asia Tengah yang memiliki budaya dan tradisi yang kaya dan unik. Namun, di balik keindahan alam dan keramahan penduduknya, terdapat beberapa tradisi yang mungkin terlihat aneh, mengejutkan, atau bahkan menyinggung bagi orang luar. Berikut adalah lima tradisi kontroversial dari Kyrgyzstan yang perlu kamu ketahui sebelum mengunjungi negara ini.

1. Ala kachuu, menculik perempuan untuk dinikahi

ilustrasi Ala kachuu (unsplash.com/James Kovin)

Ala kachuu  yang berarti "culik dan lari" adalah tradisi penculikan perempuan untuk pernikahan di Kyrgyzstan, yang dilakukan oleh pria tanpa sepengetahuan atau persetujuan perempuan. Perempuan yang diculik akan dibawa ke rumah pria dan dipaksa untuk menikah dengan bantuan keluarga pria. Tradisi ini dikatakan berasal dari budaya nomaden Kyrgyz, tetapi sebenarnya baru populer pada abad ke-20.

Tradisi ini melanggar hukum dan agama, karena menculik perempuan adalah kejahatan dan Islam mengharuskan persetujuan untuk pernikahan. Namun, tradisi ini masih ada karena kemiskinan, patriarki, dan kepercayaan. Banyak perempuan yang menderita akibat tradisi ini, seperti trauma, kekerasan, dan perceraian.

2. Buzkashi, bermain polo dengan bangkai kambing atau domba

gambaran Buzkashi (commons.wikimedia.org/Nasim Fekrat)

Buzkashi adalah permainan tradisional Kyrgyz yang menggunakan bangkai kambing sebagai bola. Para pengendara kuda bersaing untuk merebut dan melemparkan bangkai kambing ke tujuan, tanpa aturan atau wasit yang mengatur. Permainan ini sangat ekstrem, berbahaya, dan membutuhkan keahlian, keberanian, dan kekuatan yang tinggi.

Permainan ini berasal dari zaman perang antara bangsa Turk dan Mongol, dan menjadi bagian dari budaya nomaden Kyrgyz. Dalam artikel National Today, permainan ini biasanya dimainkan pada hari-hari raya, seperti Nowruz (Tahun Baru Persia) atau hari-hari suci Islam, dan menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan, kekayaan, dan status sosial.

Permainan ini juga memiliki makna simbolis dan ritual, serta menjadi sumber inspirasi bagi seni dan sastra Kyrgyz seperti novel karya Chingiz Aitmatov yang berjudul "The Day Lasts More Than a Hundred Years", yang menggambarkan permainan buzkashi sebagai metafora dari konflik antara tradisi dan modernitas.

3. Kumis, minum susu kuda fermentasi

ilustrasi kumis (commons.wikimedia.org/Firespeaker)

Ketika kamu berkunjung ke Kyrgyzstan, kamu mungkin akan ditawari minuman yang disebut kumis, yang merupakan susu kuda fermentasi. Melansir ABC News, minuman ini memiliki rasa yang asam, berbusa, dan sedikit beralkohol. Minuman ini adalah minuman tradisional Kyrgyz, yang sudah dikonsumsi sejak zaman dahulu oleh orang-orang nomaden di Asia Tengah.

Minuman ini dibuat dengan cara mengumpulkan susu kuda betina (mare) yang disebut saumal, yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah wadah kulit yang disebut chanach, yang digantung di dalam atau di luar yurt. Wadah tersebut kemudian dikocok secara teratur untuk mencampur susu dengan ragi dan bakteri asam laktat, yang menyebabkan susu menjadi fermentasi.

Proses fermentasi dapat berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari, tergantung pada suhu dan keinginan pembuatnya. Setelah itu, kumis siap untuk diminum atau disimpan di tempat yang sejuk.

4. Kurak, membuat permadani dari wol

ilustrasi kurak (pxhere.com)

Kurak adalah tradisi membuat permadani dari wol yang dilakukan oleh perempuan Kyrgyz. Permadani ini berwarna cerah, bermotif geometris, dan bersimbol kehidupan, alam, atau sejarah Kyrgyz. Permadani ini dibuat dengan menyatukan potongan-potongan wol yang disebut kiiz, dengan jarum dan benang. Permadani ini dibuat oleh sekelompok perempuan, yang saling berbagi cerita, nyanyian, atau pengalaman.

UNESCO menginformasikan bahwa kurak adalah seni dan kerajinan tangan yang tua dan terkenal di Kyrgyzstan. Kurak memiliki makna budaya, sosial, dan spiritual bagi orang Kyrgyz. Permadani ini digunakan sebagai hiasan, selimut, atau karpet di yurt, rumah tradisional Kyrgyz. Permadani ini juga menjadi mahar, warisan, dan media ekspresi bagi perempuan disana.

Verified Writer

Agam Praminsya

Tidak ingin menjadi penulis maupun pembaca, aku hanya ingin menjadi pemilik hatimu selama-lamanya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya