TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Hari Sejuta Pohon Jadi Momentum Penting Bagi Warga Indonesia

Ini saatnya kita lebih peduli pada lingkungan sekitar

pexels.com/Rudolf Jakkel

Hari Sejuta Pohon Sedunia diperingati pada 10 Januari. Kegiatan ini berawal dari inisiatif warga dunia. Didasari banyaknya aktivitas manusia yang tidak sesuai kaidah pelestarian alam. Gunanya untuk menyadarkan masyarakat luas tentang pentingnya peran pohon, yang identik dengan hutan, bagi kehidupan makhluk hidup di dunia.

Menyadari hal tersebut banyak warga Indonesia yang juga ikut memperingati hari sejuta pohon. Caranya bermacam-macam mulai dari seminar, reboisasi sampai penghijauan. Peringatan ini dirasa jadi momentum penting mengingat kondisi hutan di Indonesia yang kian hari semakin miris.

1. Laju pertumbuhan penduduk melonjak, berakibat pembukaan lahan semakin besar

Mongabay/Sahrun

Peraturan tentang pembukaan lahan telah diatur dalam UU Kehutanan No.41/1999 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan. Pada Pasal 18 pun dijelaskan bahwa batasan luas minimal kawasan hutan adalah 30 persen dari luas daerah aliran sungai (DAS) dan atau pulau dengan sebaran yang proporsional.

Pada kenyataannya, beberapa wilayah di Indonesia tidak lagi mempunyai perbandingan ideal tersebut, khususnya Pulau Jawa. Hal ini terkait dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus melonjak sehingga kebutuhan lahan juga ikut meningkat. Data BPS tahun 2017 telah mencatat setidaknya jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta.

Luas Pulau Jawa sekitar 12.943.800 hektar (BPS, 2016) sedangkan luas kawasan hutan sekitar 3.040.457 hektar (Statistik KLHK, 2016). Itu berarti luas hutan yang tersisa hanya 24 persen, di bawah minimal kawasan hutan yang seharusnya.

Baca Juga: Cegah Abrasi di Pantai Utara Jawa, Mangrove Center Tanam 4.000 Pohon

2. Aktivitas yang tidak memperhatikan kaidah pelestarian alam, pacu berkurangnya kawasan hutan

WWF Indonesia/Mast Irham

Selama puluhan tahun terakhir, aktivitas manusia tidak lagi memperhatikan kaidah pelestarian alam. Padahal hal tersebut telah tercantum pada UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Sayangnya, peraturan tersebut tidak dihiraukan. Degradasi dan deforestasi terjadi secara besar-besaran. Bukannya untung justru kerugian besar-besaran yang didapatkan. Masih ingat kejadian kabut asap yang melanda Indonesia beberapa tahun silam? Itu salah satu contohnya.

3. Hutan memiliki banyak peran penting yang jarang disadari

Dok. Pribadi

Menurut undang-undang, sebenarnya hutan telah dibagi menjadi beberapa jenis sesuai fungsi seperti yang tercantum pada UU No 5 Tahun 1990. Akan tetapi, lagi-lagi aktivitas manusia merambah kawasan inti hutan. Sebut saja alih fungsi lahan yang terjadi di kawasan hutan lindung. Banyak warga yang melakukan pembukaan lahan untuk bercocok tanam.

Padahal salah satu fungsi hutan lindung adalah menjaga sumber mata air. Jika nantinya terjadi kekeringan, siapa yang terkena dampaknya?

4. Hutan merupakan habitat bagi jutaan spesies flora dan fauna

WWF/Alain Compost

Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat biodiversitas yang tinggi. Baik di lautan maupun daratan. Sayangnya, banyak pembalakan liar serta alih fungsi lahan yang mengancam kehidupan lestari di dalam hutan.

Masyarakat awam kerap menyepelekan kelangsungan hidup flora maupun fauna tertentu. Faktanya, bagian terkecil pun memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Itulah kenapa perburuan liar sepatutnya dihentikan. Hilangnya satu rantai di hutan bukan hal remeh. Jika terus menerus terjadi kita harus bersiap-siap mencari pasokan oksigen cadangan.

Baca Juga: 10 Hutan Terluas di Dunia, Bisa Tebak Indonesia di Posisi Berapa?

Verified Writer

Chalimatus Sa'diyah

Be brave. Be humble :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya