TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Ilmiah tentang Ular Derik, Ular Berbisa yang Berisik

Tak kalah berbisa dengan kobra

abc7news.com

Ular derik adalah kelompok reptil berbisa yang termasuk dalam famili Viperidae. Bisa dari ular ini tidak kalah mematikan dari bisa-bisa ular lainnya, seperti kobra, death adder, mamba, ular macan, dan lain sebagainya. Bagi banyak pencinta reptil, ular derik atau rattlesnake cukup berbeda dibanding ular-ular lainnya karena beberapa cirinya yang terbilang eksotis.

Ada beberapa fakta ilmiah mengenai ular derik yang bisa kamu ketahui. Apa saja, ya? Yuk, disimak artikelnya!

1. Meskipun jarang, bisa dari ular derik dapat membunuh manusia

gephardtdaily.com

Meskipun bagi sebagian orang ular ini memiliki karakter yang eksotis, ular derik memiliki senjata yang sangat mematikan, bahkan dapat membunuh manusia. Namun, gigitan ular derik tidak separah gigitan ular berbisa lainnya. Bisa ular derik dapat berdampak fatal bagi manusia jika korban gigitan tidak segera mendapatkan penanganan medis.

Ditulis dalam laman Live Science, sebagian besar bisa atau toksin yang dikeluarkan oleh ular derik adalah hemotoksin, yakni racun yang merusak sel darah merah. Selain itu, kerusakan otot secara permanen bisa saja dialami oleh korban gigitan jika terlambat mendapatkan antibisa.

Di negara-negara maju, seperti Amerika, Kanada, dan negara lain yang menjadi habitat ular derik, obat antibisa ular derik menjadi salah satu obat wajib yang harus ada di rumah sakit. Pasalnya, ada banyak laporan mengenai gigitan ular derik akibat manusia tidak sengaja menginjak ular tersebut di alam.

Baca Juga: 10 Spesies Ular Terpanjang di Dunia, Ukurannya Bikin Merinding! 

2. Habitat terbanyak ditemukan di Amerika Serikat dan Meksiko

terminix.com

Dilansir dalam laman Britannica, ular derik paling banyak ditemukan di Amerika Serikat (AS) dan Meksiko Utara. Selain itu, ada beberapa habitat ular derik yang dapat ditemukan di Kanada, Argentina, dan beberapa wilayah tandus di Amerika Selatan. Ular yang masuk dalam subordo Serpentes ini memiliki ukuran tubuh yang tidak begitu panjang, yakni 0,5--2 meter.

Tentu, sangat berbeda dengan ular raja kobra yang sanggup tumbuh hingga mencapai 5 meter. Beberapa ciri dan corak yang ada di tubuh ular derik adalah corak pita melintang, berlian berwarna gelap, segi enam, hingga corak menyerupai jajar genjang berwarna cerah.

3. Ekornya mengeluarkan suara berisik

newscientist.com

Ular derik merupakan salah satu spesies ular yang paling berisik di dunia. Hal tersebut diakibatkan oleh suara yang ditimbulkan dari bagian ekornya yang mengeluarkan suara cukup keras. Suara ekor ular derik terdengar bergemerincing dan cukup mengintimidasi siapa saja yang ada di dekatnya.

Menurut studi yang dicatat dalam laman Lab Roots, suara ekor ular derik didapatkan dari potongan keratin (protein dalam sel kulit dan kuku) yang memiliki formasi renggang di dalam kulit ekor tersebut. Nah, pada saat ekor digetarkan, formasi keratin tersebut saling bergesekan satu sama lain dan mengeluarkan suara yang cukup kencang.

Kekuatan guncangan ekor ular derik mampu mencapai 90 kali per detik. Hal ini membuktikan bahwa otot bagian belakang pada ular derik merupakan salah satu otot terkuat pada spesies ular berbisa yang memiliki panjang di bawah 3 meter. Tujuan mereka mengeluarkan bunyi keras adalah mengusir siapa saja yang berada di dekat mereka.

4. Meskipun terlihat sederhana, kemampuan ular derik dalam membunyikan ekornya merupakan hasil evolusi yang sangat lama

kqed.org

Tentu, ular derik juga berevolusi sama seperti spesies lainnya yang ada di muka Bumi ini. Namun, yang menarik perhatian ilmuwan dan ahli satwa adalah evolusi dari ekor ular derik yang ternyata sudah dilakukan oleh nenek moyang mereka di zaman purba. New Scientist dalam lamannya mencatat bahwa hanya ular derik dan kerabatnya saja yang dapat menggerakkan ekor mereka secara khas.

Ilmuwan dan ahli satwa menyatakan bahwa getaran pada ekor ular derik merupakan tanda pertahanan sebagai respons fisiologis terhadap stres, lalu respons berikutnya adalah naluri ular untuk menyerang siapa saja yang ada di dekatnya. Perilaku ini sebetulnya bukan perilaku yang agresif. Sebaliknya, getaran pada ekor mereka hanyalah respons pertahanan diri.

Akibat evolusi yang terjadi, sinyal atau bunyi yang dikeluarkan oleh ular derik menjadi lebih efektif ketimbang apa yang dilakukan oleh nenek moyangnya. Sebagian besar kulit pada ekor mereka telah mengalami perubahan selama jutaan tahun dan hanya menyisakan jenis ekor tipis yang efisien, tetapi dapat digunakan secara efektif.

Baca Juga: Gak Takut Digigit, 12 Artis Foto Bareng Ular yang Bikin Merinding!

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya