TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Virus Dapat Menyebar dengan Cepat? Ini 5 Fakta Ilmiah Virus

Virus sangat berbeda dengan bakteri, kuman, dan parasit

Unsplash/CDC

Penyebaran virus Corona COVID-19 hingga saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi seluruh negara di dunia. Tercatat hanya benua Antartika saja yang tidak terkena dampak Corona, itupun karena memang di Antartika tidak ada kehidupan atau populasi manusia.

Faktanya ada lebih dari 140 negara yang mengonfirmasi telah terkena virus Corona COVID-19, termasuk Indonesia. Pola penyebaran virus yang sangat cepat ini membuat WHO sebagai badan kesehatan dunia menaikkan status Corona menjadi pandemi global.

Hampir semua jenis virus di dunia memang memiliki tingkat penyebaran yang cepat dan masif. Tidak seperti parasit atau bakteri biasa, virus memang memiliki karakter lebih baik dalam menjadi penyintas di alam.

Inilah lima fakta tentang virus yang harus kamu ketahui, ternyata virus sangat berbeda dengan bakteri dan kuman. Apa saja?

1. Virus bukan makhluk hidup

Unsplash/CDC

Fakta ini memang cukup mencengangkan, bahkan bagi kebanyakan ilmuwan dan peneliti dunia juga heran dengan fakta ini. Melansir laman Virology, virus memang diklasifikasikan bukan sebagai makhluk hidup. Ada beberapa bukti ilmiah tak terbantahkan yang menguatkan dugaan bahwa virus bukanlah makhluk hidup.

Uniknya, virus juga bukan dianggap sebagai benda mati. Nah, bingung kan? Para ilmuwan dunia sepakat bahwa virus merupakan kumpulan molekul rumit yang terdiri dari beberapa senyawa pembangun seperti asam nukleat, protein sederhana, lipid, dan karbohidrat. Namun virus tidak bisa melakukan apa-apa sampai virus tadi memasuki sel hidup.

Karena virus tidak menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup, maka virus dianggap bukan makhluk hidup. Baru pada saat virus memasuki sel hidup, mereka dapat melakukan serangkaian reaksi kimiawi yang mengarah pada produksi virus baru (istilah berkembang biak kurang tepat digunakan pada virus). Hal inilah yang membuat virus juga dianggap bukan sebagai benda mati.

Karena virus tidak memiliki susunan sel, maka virus pada dasarnya tak akan bisa mati. Istilah 'mati' pada virus hanya mengarah pada pengertian bahwa virus tersebut telah mengkristal, artinya tidak aktif jika berada di luar inang (sel hidup) yang sehat.

Baca Juga: Mudah Terinfeksi Virus Corona, 7 Tanda Daya Tahan Tubuh Sedang Lemah

2. Virus sangat berbeda dengan bakteri, kuman, dan organisme parasit lainnya

Unsplash/CDC

Bakteri, kuman, dan organisme parasit adalah makhluk hidup. Sangat berbeda dengan virus, bakteri dan kuman dapat melakukan aktivitas kehidupan di luar inang (sel hidup) yang sehat. Menurut jurnal sains Live Science, bakteri dapat diklasifikasikan sebagai prokariotik, yakni sel tanpa membran inti (meskipun semua prokariotik memiliki membran plasma).

Bakteri memiliki struktur yang cukup lengkap, mencakup DNA, nukleoid, plasmid, protein, dan ribosom. Begitu juga dengan kuman dan organisme parasit, mereka dengan tegas diklasifikasikan sebagai makhluk hidup karena memiliki semua syarat yang dibutuhkan untuk dianggap sebagai sel hidup.

Itulah sebabnya, penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dapat efektif diatasi dengan antibiotik. Karena memang pada dasarnya bakteri dapat dilemahkan dan dimatikan. Sedangkan virus sangat berbeda. Virus-virus berbahaya yang ada di dunia medis - penyebab kanker misalnya - tidak bisa begitu saja diobati dengan obat-obatan biasa.

3. TMV adalah virus pertama di dunia yang ditemukan oleh ilmuwan

Unsplash/Science in HD

TMV atau Tobacco Mosaic Virus adalah virus di dunia yang pertama kali diidentifikasi oleh ilmuwan, seperti ditulis dalam laman The Plant Cell. Virus ini ditemukan pada tanaman tembakau dan beberapa jenis tanaman lainnya.

Pada 1886 silam seorang psikiatri, ilmuwan, sekaligus peneliti yang berasal dari Amerika Serikat bernama Adolf Meyer menemukan bahwa penyakit yang menyerang tembakau dapat menular dan menyebar layaknya bakteri. Seorang ilmuwan biologi bernama Dmitri Ivanovsky akhirnya menemukan bahwa penyakit tembakau tersebut bukan berasal dari bakteri.

Pada 1892 ditemukan kesimpulan bahwa penyakit yang menyerang tembakau dan beberapa varietas lainnya tersebut diakibatkan oleh "sesuatu" yang sangat berbeda dengan bakteri atau kuman. Peristiwa inilah yang dijadikan acuan dan patokan bagi banyak ilmuwan untuk meneliti lebih dalam tentang virus sampai saat ini.

4. Virus dan bakteri telah bersaing dalam menginfeksi dan melumpuhkan dunia

medicalxpress.com

Harus diakui bahwa virus dan bakteri sama-sama hebat dalam menginfeksi banyak orang di dunia. Sejarah mencatat bahwa virus dan bakteri pernah menimbulkan pandemi global terbesar dan terburuk yang pernah menewaskan puluhan hingga ratusan juta jiwa.

Live Science menulis bahwa virus pernah membuat dunia hampir kiamat dengan flu Spanyol. Ya, pandemi global yang terjadi pada 1918 tersebut dianggap sebagai pandemi global akibat virus terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah dunia. Tercatat bahwa virus flu Spanyol menginfeksi lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia, dan ada lebih dari 50 juta orang meninggal akibat virus tersebut.

Tidak mau kalah dengan virus, bakteri juga pernah membuat dunia hampir kiamat, bahkan kasusnya lebih buruk. Sejarah mencatat bahwa pada 1346 hingga 1353 silam, bakteri bernama Yersinia pestis telah membunuh lebih dari 200 juta orang di masa itu. Kasus pandemi ini dinamakan Black Death atau Maut Hitam, dan tercatat sebagai kasus pandemi global terparah yang pernah terjadi di dunia.

Baca Juga: Pemerintah Tunjuk 12 Laboratorium untuk Pemeriksaan Virus Corona

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya