TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belajar dari Kasus Flu Spanyol 1918, Dunia Harus Optimis Hadapi Corona

Pandemi global terburuk pernah terjadi di masa lampau

dawn.com

Data paling update yang diambil dari laman Worldometer mencatat bahwa saat ini total kasus virus corona COVID-19 telah mencapai 245.630 kasus di seluruh dunia, dengan total kematian mencapai lebih dari 10 ribu jiwa.

Penambahan kasus terbanyak terjadi di Italia dengan total kasus mencapai lebih dari 41 ribu dan Iran dengan total kasus lebih dari 18 ribu kasus, per 20 Maret 2020. Ada tambahan hampir 27 ribu kasus corona di seluruh dunia sampai hari ini, membuat penyebaran COVID-19 seolah semakin sulit terbendung.

Bagaimanapun juga, dunia harus optimis. Di masa lampau, dunia dan umat manusia pernah dihantam dengan wabah dan pandemi global yang jauh lebih parah. Kita semua harus belajar bahwa--sekalipun tidak mudah--perjuangan untuk melawan COVID-19 harus terus tetap dilakukan, tanpa henti.

1. Fakta: Flu Spanyol 1918 adalah wabah virus terburuk yang pernah terjadi di dunia

latimes.com

Dunia dan umat manusia pernah menghadapi, setidaknya, dua wabah pandemi terburuk dan paling mematikan. Wabah tersebut adalah Black Death (Maut Hitam) dan Flu Spanyol. Maut Hitam terjadi pada era 1300-an di mana wabah akibat bakteri Yersinia pestis ini merenggut lebih dari 200 juta jiwa di seluruh dunia.

Sedangkan Flu Spanyol terjadi di masa modern, tepatnya pada 1918 silam. Laman CDC mencatat bahwa Flu Spanyol telah menginfeksi lebih dari 500 juta orang di dunia, dan menewaskan sedikitnya 50 hingga 100 juta orang. Rekor buruk ini membuat virus influenza H1N1 sebagai satu-satunya virus yang pernah menginfeksi hampir sepertiga populasi dunia saat itu.

Penyebaran virus Flu Spanyol terbilang sangat cepat dan masif, jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan corona COVID-19. Pada saat itu teknologi medis belum secanggih sekarang, dan belum adanya vaksin yang efektif, membuat Flu Spanyol dapat dengan mudah menyebabkan kematian pada penderitanya.

Baca Juga: WHO: COVID-19, Pandemi yang Dapat Dikendalikan 

2. Vaksin tetap menjadi andalan utama dalam memerangi virus

Unsplash/Science in HD

Secara garis besar, vaksin dapat diartikan sebagai produk atau bahan antigenik yang dapat digunakan untuk membantu tubuh menghasilkan imun terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksin sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia medis, bahkan pemberian vaksin telah menjadi kewajiban di seluruh negara.

Laman History mencatat bahwa wabah Flu Spanyol yang terjadi pada 1918 hingga 1920 dapat terjadi dengan sangat parah dikarenakan pada saat itu dokter belum menemukan vaksin dan obat yang efektif untuk menangani virus influenza.

Sedangkan vaksin flu atau influenza pertama kali dibuat di Amerika pada tahun 1940-an, jauh setelah kasus Flu Spanyol terjadi. Hal ini tentu membuat tingkat kematian akibat influenza menjadi sangat tinggi dan menakutkan. Pada saat itu, ahli medis hanya menyarankan karantina dan isolasi sebagai bentuk pencegahan utama dari Flu Spanyol, dan itu tidak terbukti efektif.

3. Karantina dan meminimalkan kontak dengan orang lain juga masih menjadi cara sederhana yang dapat dilakukan

foreignpolicy.com

Sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah penyebaran virus corona Pencegahan virus yang masih dirasa efektif adalah karantina dan anjuran sedapat mungkin untuk tidak kontak dengan orang lain.

Bahkan beberapa negara di dunia telah melakukan langkah yang cukup ekstrem, yakni total lockdown. Negara yang saat ini sudah melakukan lockdown di antaranya Malaysia, Spanyol, Italia, Prancis, Denmark, Irlandia, Belgia, dan Belanda. Tidak menutup kemungkinan negara-negara lainnya juga menyusul langkah-langkah ekstrem tersebut.

4. Pengujian vaksin COVID-19 sudah dilakukan pada sukarelawan

bgr.com

Laman berita BBC menulis bahwa sudah ada beberapa sukarelawan yang bersedia untuk menerima vaksin COVID-19 untuk diuji coba pertama kalinya. Orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin corona adalah seorang ibu dua anak berusia 43 tahun dari Seattle, Amerika Serikat.

Namun, meskipun sudah diuji coba pada beberapa sukarelawan, tatap saja ilmuwan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melihat dan meneliti apakah vaksin yang telah disuntikkan tersebut dapat efektif mencegah COVID-19 atau justru malah sebaliknya.

Tentu harapan dunia bertumpu pada para ilmuwan dan ahli medis yang tengah berjuang untuk menciptakan sebuah vaksin, yang dapat menyelamatkan banyak nyawa. Dan jika vaksin ini memang terbukti klinis efektif untuk mencegah COVID-19, maka sejarah akan mencatat bahwa vaksin corona ini menjadi satu-satunya vaksin di dunia yang dibuat dan didistribusikan dalam waktu singkat.

Sekadar informasi, untuk membuat dan menciptakan sebuah vaksin baru, dibutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan dalam beberapa kasus, penemuan vaksin bisa memakan waktu 10 hingga 20 tahun.

Baca Juga: 5 Cara Cepat Mengatasi Wabah Virus Corona COVID-19, Terbukti Ampuh!

Penanganan virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya