TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Depresi pada Hewan Peliharaan, Gejalanya Mudah Dikenali

Depresi tidak hanya dialami oleh manusia

ilustrasi anjing yang sedang bersedih (unsplash.com/Ryan Stone)

Secara umum, depresi bisa dikorelasikan dengan perasaan dan pikiran yang kacau, negatif, gelap, lelah, serta dapat memengaruhi tindakan penderitanya ke arah menyakiti diri sendiri. Depresi juga merupakan kejadian yang cukup umum dialami oleh manusia. Nah, di luar dugaan, hewan pun bisa mengalami depresi layaknya manusia.

Hewan peliharaan, seperti anjing, kucing, burung, bahkan ikan, memiliki risiko depresi yang cukup tinggi tergantung lingkungan di sekitarnya. Jadi, bagaimana fakta depresi pada hewan peliharaan? Kalau kamu punya hewan peliharaan, simak artikel ini, ya.

1. Depresi bisa dialami oleh hewan

ilustrasi kucing yang mengalami depresi (unsplash.com/Tim King)

Dilansir Pet Well Clinic, hewan dapat merasakan depresi yang tak jauh berbeda dengan perasaan negatif pada manusia. Namun, yang membedakan depresi hewan dan manusia adalah jangka waktunya. Pada umumnya, depresi yang dialami oleh hewan cenderung lebih singkat jika dibandingkan dengan depresi manusia.

Hewan peliharaan juga tak luput dari depresi, terutama anjing, kucing, dan burung yang pernah melalui masa-masa traumatis dalam kehidupannya. Studi dan riset akan hal ini telah memberi bukti bahwa kemungkinan besar hewan memiliki perasaan negatif yang dikatakan mirip dengan manusia.

Baca Juga: 5 Penyebab Hewan Peliharaanmu Gak Akur di Rumah

2. Gejalanya bisa tampak dengan jelas

ilustrasi anjing yang mengalami depresi (unsplash.com/REGINE THOLEN)

Hewan tidak akan berpura-pura bahagia untuk menutupi depresinya. Jika mereka merasa tertekan, beberapa perilaku negatif jelas akan terlihat oleh mata. Biasanya, hewan yang depresi cenderung mudah marah, letih, malas melakukan apa pun, terjadi perubahan pola makan, tampak sedih berkepanjangan, dan perubahan radikal pada perilaku mereka.

Jika biasanya anjing atau kucingmu bersemangat, tapi tiba-tiba selalu tampak murung dan hanya tidur sepanjang waktu, ada kemungkinan mereka terkena tekanan atau depresi. Hal macam ini juga biasanya berlaku bagi hewan-hewan di kebun binatang. Well, karena hewan tidak akan berpura-pura, perubahan perilaku mereka dapat dijadikan indikator valid dalam menentukan seberapa parah depresi yang mereka alami.

3. Penyebab umum yang dapat memicu depresi pada hewan

ilustrasi burung yang sedang bersedih (pixabay.com/muztekmts)

Sama seperti manusia, ada berbagai macam penyebab depresi yang dialami hewan. Kesedihan intens bisa menjadi salah satu pemicu depresi pada hewan, seperti diberitakan dalam National Geographic. Untuk hewan peliharaan, perubahan lingkungan menjadi faktor paling dominan.

Pindah ke tempat baru dan lingkungan yang tidak sesuai akan membuat hewan cenderung mudah stres atau sakit. Namun, biasanya hewan peliharaan dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan itu membutuhkan dorongan dari pemilik hewan. So, jika pindah ke tempat baru, coba perhatikan perilaku kucing atau anjingmu, ya.

4. Gangguan suasana hati dan kecemasan

simpanse dianggap cukup rentan dengan depresi (unsplash.com/Margaux Ansel)

Pada hewan mamalia, terutama primata, gangguan suasana hati dan kecemasan bisa saja terjadi dan kemungkinannya cukup tinggi. Berdasarkan studi yang pernah dilakukan oleh ilmuwan, kelompok simpanse dapat menunjukkan perilaku yang identik dengan post-traumatic stress disorder (PTSD) dan depresi umum yang gejalanya mirip dengan manusia.

Tentu saja hal ini juga berkaitan dengan kedekatan DNA antara manusia dan hewan primata, misalnya simpanse, kera, dan gorila. Namun, di penangkaran, penanganan khusus untuk hewan primata jelas sangat berbeda dengan penderita depresi pada manusia. Di samping itu, penelitian masih terus dilakukan bagi hewan-hewan di luar mamalia dan primata.

Baca Juga: 8 Hewan Ini Suka Berpura-pura Menjadi Hewan Lain, Bisa Mirip Banget!

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya