TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta tentang Burung Enggang, Si Paruh Besar yang Terancam Punah

Sudah sangat jarang ditemui, keberadaannya sangat langka

Unsplash/Mathew Schwartz

Burung Enggang atau juga biasa disebut Rangkong, merupakan spesies burung yang pada awalnya memiliki habitat cukup tersebar di seluruh dunia, mulai dari Afrika hingga Asia Tenggara.

Namun sayangnya, saat ini keberadaan Enggang sudah sangat jarang ditemukan. Bahkan, status burung berparuh besar ini masuk ke dalam daftar hewan terancam punah.

Inilah lima fakta tentang Enggang, burung berparuh besar yang terancam punah. Disimak, ya!

1. Suka dengan pohon-pohon besar

Unsplash/Mathew Schwartz

Enggang atau Rangkong merupakan spesies burung dengan bobot dan ukuran tubuh yang cukup besar. Mereka suka membangun sarang pada rongga-rongga di pohon yang besar dan tinggi, seperti ditulis Britannica.

Hanya ada sedikit spesies Enggang yang hidup di tanah, dan biasanya burung jantan dan betina sama-sama membangun sarangnya dengan bahan dasar campuran lumpur.

Dengan keberadaan hutan yang semakin sedikit, keberadaan Enggang juga menjadi langka, bahkan terancam punah. Pepohonan yang berdiameter besar hanya dapat ditemukan di dalam hutan belantara.

Baca Juga: 6 Fakta Hoatzin, Burung Endemik Amazon yang Disebut Burung Reptil

2. Ada banyak spesies

Unsplash/Rigel

Burung Enggang merupakan salah satu jenis burung yang tergabung dalam famili Bucerotidae, di mana famili ini memiliki--setidaknya--57 spesies di alam. Dilansir dari laman Carolina Birds, burung berparuh kuat dan besar ini merupakan omnivor, di mana mereka suka menyantap buah dan hewan-hewan kecil seperti kadal, tikus, serangga, dan bahkan ular.

Spesies-spesies yang paling terkenal di antaranya adalah genus Aceros, Anorrhinus, anthracoceros, Berenicornis, dan masih banyak lagi spesies lainnya yang berada di habitat aslinya di dataran Afrika bagian selatan.

3. Si Paruh Besar ini memiliki usia yang cukup panjang

Unsplash/Joshua J. Cotten

Burung Enggang atau Rangkong ternyata memiliki usia yang cukup panjang jika dapat hidup dengan baik di alam liar. Secara umum, mereka dapat hidup hingga 70 tahun, seperti dicatat dalam Scientific American.

Namun, tidak semua spesies dapat hidup lebih lama. Beberapa spesies harus menghadapi ketatnya seleksi alam, yang kebanyakan justru diakibatkan oleh kerusakan hutan. Usia hidup burung ini juga tidak dapat mencapai 70 tahun jika ia berada dalam penangkaran.

4. Enggang adalah burung monogami

Unsplash/Mathew Schwartz

Burung Enggang atau Rangkong adalah salah satu spesies hewan yang bersifat monogami alias hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya, seperti ditulis dalam Science Netlinks.

Pasangan Enggang atau Rangkong akan membuat sarang di celah-celah atau lubang di pohon besar yang cukup tinggi. Tujuannya adalah supaya anak-anak mereka dapat terhindar dari predator.

Selama dua bulan setelah induk betina menetaskan telur-telurnya, pasangan Enggang akan terus memberi makan anak-anaknya, hingga anak-anak Enggang dapat dianggap siap untuk meninggalkan sarang mereka.

Baca Juga: 5 Fakta Burung Royal Flycatcher, Punya Jambul Mirip Kipas Warna-warni

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya