TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Wahana The Voyager, Akhirnya Ada Kabar usai Hilang 5 Bulan

Voyager aktif mengirimkan data-data saintifik ke Bumi

ilustrasi Voyager 1 (dok. NASA)

Sepasang wahana (satelit) penjelajah antariksa bernama The Voyager 1 dan 2 telah diluncurkan oleh NASA pada 1977 silam dan saat ini masih beroperasi dengan normal. Keberadaannya masih bisa dideteksi dari Bumi dan menjadi sepasang wahana antariksa terjauh yang pernah diluncurkan oleh manusia.

Akan tetapi, sejak 14 November 2023, The Voyager 1 dinyatakan hilang kontak ke Bumi. NASA mengatakan bahwa pesawat ruang angkasa ini masih bisa menerima perintah, hanya saja, tak bisa memberikan umpan balik ke Bumi. Setelah 5 bulan tak ada kabar, The Voyager 1 untuk pertama kalinya memberikan data lagi pada 20 April 2024 lalu.

Tentunya, kamu mungkin penasaran mengenai wahana penjelajah tersebut, bukan? Sudah seberapa jauh mereka menjelajah di luar angkasa? Yuk, kita sama-sama belajar sains mengenai fakta-fakta The Voyager 1 dan 2, sepasang wahana antariksa terjauh dari Bumi.

1. Sudah berjalan selama lebih dari 40 tahun, keberadaan mereka masih dapat dilacak dari Bumi

ilustrasi Voyager 1 (dok. NASA)

Laman NASA mencatat bahwa keberadaan Voyager 1 dan 2 masih dapat dilacak dengan baik hingga saat ini. Padahal, pada 30 Agustus 2020, Voyager 1 sudah melakukan misinya selama 42 tahun 11 bulan. Sementara, Voyager 2 melakukan misinya selama 43 tahun 9 hari. Jika kamu membuka laman resmi NASA mengenai status Voyager, kamu akan melihat status kedua wahana tersebut secara real time.

Voyager 1 diluncurkan oleh NASA pada Senin, 5 September 1977. Sebelumnya, tepat pada 20 Agustus 1977 Voyager 2 lebih dulu diluncurkan oleh NASA. Voyager sendiri adalah sepasang wahana antariksa tanpa awak yang memang dibuat untuk menjelajah luar angkasa sejauh mungkin.

Selain itu, wahana Voyager juga dibuat sebagai wahana antariksa yang mendukung studi dan penelitian mengenai tata surya dan segala planet yang terdapat di dalamnya. Dalam perjalanannya, wahana Voyager 1 dan 2 sudah mengirimkan banyak data-data penting yang berguna bagi penelitian ilmuwan di Bumi.

2. Baru saja hilang kontak selama 5 bulan, tapi akhirnya bisa mengirimkan data kembali

ilustrasi Voyager 1 (dok. NASA)

Tim pengamat The Voyager dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di California mengatakan bahwa pesawat ruang angkasa hilang kontak ke Bumi sejak 14 November 2023. Pesawat tersebut hanya bisa mengirimkan data yang tidak bisa dibaca. Akan tetapi dalam kurun waktu tersebut, pengontrol bisa mendeteksi bahwa Voyager 1 masih menerima perintah mereka dan tidak mengalami kerusakan. 

Setelah 5 bulan tak ada kabar, akhirnya pada 20 April 2024, Voyager 1 kembali mengirimkan data yang bisa dibaca mengenai sistemnya. Pesawat berusia 46 tahun ini ternyata masih sehat dan beroperasi dengan normal. 

"Kami kembali berkomunikasi dengan pesawat ruang angkasa tersebut. Dan kami akan menantikan data-data sains kembali," ungkap Linda Spilker, ilmuwan yang terlibat dalam proyek Voyager di JPL melalui keterangan resmi. 

Para ilmuwan mengatakan bahwa ada salah satu chip di komputer Voyager 1 yang tidak bekerja dengan baik sehingga hal ini mengganggu proses komunikasi. Setelah masalah tersebut dideteksi, tim yang terlibat memindahkan chip tersebut ke bagian lain. 

3. Voyager dibekali sumber daya plutonium

ilustrasi Voyager (dok. NASA)

Tentunya, kamu bertanya-tanya dari mana sumber daya untuk menggerakkan wahana tersebut selama puluhan tahun? Yup, faktanya, wahana Voyager 1 dan 2 sudah dibekali baterai supertangguh yang akan dapat bekerja normal selama 45 hingga 50 tahun. NASA sendiri mengonfirmasi bahwa sepasang Voyager tersebut memiliki sumber daya plutonium.

Laman sains Universe Today mencatat bahwa masing-masing Voyager telah dibekali sumber daya plutonium 238 yang juga bisa digunakan sebagai bahan bakar. Cara kerja plutonium adalah melalui peluruhan isotop. Saat isotop meluruh, panas yang dihasilkan dapat diubah menjadi energi listrik.

Dengan adanya baterai plutonium tersebut, setiap Voyager dapat menerima listrik sebesar 470 watt meskipun seiring berjalannya waktu, kekuatannya juga semakin menurun. Mulai 2011 silam, kedua Voyager milik NASA hanya mendapatkan pasokan listrik sebesar 270 watt dan mungkin sumber daya akan habis pada 2030 atau 2035 mendatang.

Plutonium sendiri merupakan unsur kunci yang dapat digunakan sebagai bahan dasar industri nuklir. Unsur kimia dengan lambang Pu ini juga termasuk unsur radioaktif yang dapat digunakan sebagai sumber daya pengubah energi dengan waktu yang sangat lama. Itu sebabnya, plutonium digunakan NASA sebagai bahan bakar wahana tanpa awak Voyager.

Baca Juga: 5 Satelit Alami Orbit Jupiter, Salah Satunya Terkuak Ada Oksigen 

4. Sepasang wahana tersebut sudah berada dalam ruang antarbintang

ilustrasi Voyager 1 (dok. NASA)

Dicatat dalam laman NASA, kedua wahana Voyager tersebut saat ini sudah berada pada wilayah jauh dari Bumi, yakni ruang antarbintang. Wilayah ini merupakan batas terluar antara tata surya dengan ruang di luar tata surya. Tentu saja, ini merupakan pencapaian besar umat manusia karena dapat mengirimkan wahana tanpa awak terjauh hingga saat ini.

Menurut data yang diambil dari sinyal Voyager, kedua wahana tersebut sudah berada sejauh lebih dari 17 miliar km dari Bumi. Pada Agustus 2020, Voyager 1 telah mencapai jarak sejauh 22 miliar km dari Bumi, sedangkan Voyager 2 telah mencapai jarak sejauh 18 miliar km dari Bumi. Ini adalah jarak eksplorasi terjauh yang saat ini bisa dilakukan oleh teknologi manusia.

Bahkan, saat ini, wahana milik NASA tersebut masih aktif dan diperkirakan masih sanggup untuk menjelajah ke wilayah yang lebih jauh lagi. Namun, banyak ahli berpendapat bahwa sumber daya yang ada pada kedua wahana tanpa awak tersebut tidak akan bertahan lebih lama lagi.

5. Ada banyak data yang sudah dikirimkan oleh Voyager 1 dan 2

ilustrasi tata surya (Pixabay.com/WikiImages)

Hingga saat ini, sudah ada banyak data-data penting yang dikirimkan oleh Voyager dan dapat digunakan sebagai sumber penelitian para ilmuwan dan ahli astronomi di Bumi. National Geographic mencatat bahwa data-data mulai dari beberapa planet di tata surya, keadaan ruang antarbintang, dan segala hal yang dapat ditangkap oleh Voyager menjadi sumber penting bagi NASA.

Jurnal sains yang diterbitkan dalam laman NASA mengenai Planet Jupiter menyatakan bahwa selain melalui pengamatan dengan teleskop Hubble, wahana Voyager juga sangat berjasa untuk mengambil data-data penting di planet besar tersebut.

Bukan hanya Planet Jupiter, wahana Voyager juga sudah memberikan data mengenai planet lainnya seperti Neptunus, Uranus, dan Saturnus. Untuk data Planet Jupiter saja, Voyager 1 mampu memberikan 19 ribu sampel data bagi keperluan NASA. Sementara, Voyager 2 berhasil mengumpulkan 33 ribu data mengenai Jupiter dan beberapa satelit alamnya.

Verified Writer

Dahli Anggara

Hobi menulis tema sains, kesehatan, teknologi, dan game

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya