TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Istilah Dasar yang Sering Dijumpai Dalam Sains, Kamu Harus Tahu

Kadang banyak orang yang tidak tahu perbedaannya

npr.org

Jika membaca buku-buku atau menonton tayangan-tayangan tentang sains, kamu akan melihat dan mendengar tentang kata-kata yang jamak ditulis, seperti empiris, model, hipotesis, teori, dan hukum.

Nah, sebetulnya apa sih yang dimaksud dengan kelima kata dasar sains tadi? Apakah ada perbedaannya? Supaya kamu gak bingung, lebih baik kamu baca artikel ini hingga tuntas, ya!

Inilah lima istilah dasar yang sering dijumpai dalam dunia sains. Apa saja dan bagaimana penjelasannya? Disimak, ya!

1. Empiris

futurity.org

Empiris dapat diartikan suatu hal yang diperoleh berdasarkan pengalaman, bisa melalui pengamatan, penelitian, atau percobaan yang dilakukan beberapa kali. Dalam sains, kata empiris biasanya dikaitkan dengan sebuah penelitian dan pengamatan tertentu, seperti ditulis dalam Live Science.

Dalam sains, meskipun empiris merupakan pengamatan, belum bisa dijadikan sebuah pegangan atau pijakan untuk melangkah pada langkah yang lebih dalam. Hal ini bisa terjadi karena apa yang diamati dan diteliti belum tentu dapat dijadikan teori universal yang sahih dan diakui.

Itulah sebabnya, empirisme dalam dunia sains hanya berkutat pada bukti pengamatan, bukan sebagai model referensi. Pengamatan yang coba-coba tidak bisa dijadikan landasan apa pun bagi sains jika tidak ditingkatkan menjadi model rumusan.

Baca Juga: Ganti Istilah Social Distancing ke Physical Distancing, Apa Bedanya?

2. Model

theconversation.com

Satu tingkatan yang lebih tinggi dari empiris yaitu model. Ya, dalam dunia sains, model dapat diartikan sebagai kerangka yang dibuat berdasarkan kumpulan-kumpulan empirisme (pengamatan dan percobaan yang dilakukan).

Empirisme dalam sains tak akan ada gunanya jika tidak dirumuskan dalam sebuah model. Sebaliknya, model tak akan pernah ada jika tidak ditunjang dengan bukti-bukti sahih yang empiris.

Model tidak terbatas pada rumusan matematis karena pada dasarnya model dapat berupa banyak rangkaian atau kerangka berisi empiris. Science Learn dalam lamannya menjelaskan mengapa sains membutuhkan model. 

Model digunakan oleh sains sebagai jalan untuk melangkah ke tingkat selanjutnya. Dari ribuan atau jutaan data empiris tadi, dirumuskan menjadi sebuah model dan akhirnya resmi untuk naik pangkat menjadi hipotesis.

3. Hipotesis

nature.com

Hipotesis adalah tingkatan dasar sains yang berada di tengah. Belum terlalu kuat, namun sudah lebih kuat jika dibandingkan dengan model dan empiris.

Lulusan-lulusan terbaik di bidang sains luar negeri sering mengerjakan suatu proyek untuk membuat sebuah hipotesis. Tentu, hal itu berdasarkan dengan empiris dan model yang telah dibuat sebelumnya.

Tidak mudah untuk merumuskan hipotesis karena kebenaran ilmiah yang dikandung harus mendekati sempurna, meskipun tidak dituntut mutlak. Banyak ilmuwan dunia juga mengeluarkan hipotesis berupa gagasan-gagasan ilmiah, namun statusnya juga masih berada di tengah dalam tangga istilah sains, bukan mutlak benar.

Laman sains Study menjelaskan bahwa hipotesis dibutuhkan dalam sains untuk percobaan ulang. Percobaan ini dilakukan secara berulang-ulang untuk menemukan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.

Nah, hipotesis yang dijalankan dengan baik dan benar akan membawa kita pada sebuah kesimpulan tertentu. Kesimpulan ini bisa kita naikkan sebagai standar yang lebih tinggi, yakni teori.

4. Teori

npr.org

Nah, jika kamu sudah menemukan kesimpulan dari ribuan kali percobaan hipotesis kamu, selamat, kamu berhak menaikkan tingkat hipotesis kamu ke jenjang teori. Sebuah rumusan model dan hipotesis akan naik tingkat menjadi teori jika seluruh variabelnya terbukti benar dan hanya dengan teori jugalah sebuah teori dapat dibantah.

American Museum of Natural History (AMNH) mencatat bahwa dalam dunia sains, posisi teori dalam hierarki ilmiah sangatlah penting. Teori merupakan kesimpulan dari hipotesis, model, dan empiris yang sudah dapat digunakan untuk menjelaskan tentang suatu hal.

Teori relativitas, sebuah teori terkenal yang dicetuskan oleh Albert Einstein, misalnya, bukan hanya dapat menjelaskan tentang perbedaan dimensi, namun juga dapat menjelaskan mengapa gelombang elektromagnetik dapat bergerak pada kecepatan yang konstan.

Namun, bukan berarti sebuah teori tidak dapat gugur. Jika suatu saat terdapat teori yang lebih kuat dan sahih, tidak menutup kemungkinan teori terbaru tersebut dapat merevisi atau menggugurkan teori yang lama.

Baca Juga: Mengenal 6 Istilah Seputar Tes Corona

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya