TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Jenis Simbiosis yang Terjadi di Alam, Yuk Belajar Biologi

Simbiosis bukan hanya mutualisme saja, lho

reefnation.com

Secara sederhana, simbiosis dapat diartikan sebagai interaksi atau hubungan dua spesies atau lebih, yang biasanya bersifat timbal balik. Mungkin yang paling kamu ingat adalah mutualisme, karena memang simbiosis tersebut adalah simbiosis paling populer yang terjadi di alam liar.

Namun, ternyata, simbiosis memiliki beberapa jenis dan tipe. Setidaknya, ilmuwan biologi di dunia ini mengklasifikasikan simbiosis ke dalam enam jenis utama. Apa saja, ya? Yuk, dibaca sampai tuntas, ya!

1. Simbiosis netralisme

artelista.com

Seperti namanya, simbiosis atau interaksi jenis ini adalah netral, artinya beberapa spesies di alam hanyalah berbagi tempat yang sama. Tidak saling memangsa, tidak saling merugikan, dan juga tidak saling menguntungkan.

Laman sains Access Science mencatat bahwa simbiosis netralisme adalah salah satu jenis interaksi antarspesies yang paling sering terjadi di alam liar. Bahkan, tidak menutup kemungkinan ada dua spesies predator di satu area yang sama, namun tidak saling memangsa.

Beberapa contoh simbiosis netralisme yang kerap kali terjadi di alam liar adalah keberadaan gajah dan jerapah di area yang sama, kelompok hyena dan burung hantu di daerah yang sama, dan adanya buaya bersama kuda nil di aliran sungai yang sama.

2. Simbiosis amensalisme

chippersinc.com

Simbiosis amensialisme adalah interaksi dua spesies di mana salah satu spesies akan mengalami kerugian, sedangkan spesies yang lain tidak mengalami dampak apapun. Jenis interaksi ini jarang ditemukan pada hewan, namun sering terjadi pada dunia flora atau tumbuhan.

Contoh yang paling sering terjadi adalah pertumbuhan gulma pada tanaman pertanian. Gulma merupakan tanaman pengganggu yang berdampak buruk buat tanaman lain di sekitarnya.

Hal ini dapat terjadi karena gulma akan menghasilkan zat atau senyawa alelopati, di mana senyawa ini akan membuat tanaman di sekitarnya akan mati. Uniknya, gulma sendiri tidak akan terpengaruh dengan keberadaan zat atau senyawa tersebut.

Baca Juga: Kamu Benci Pekerjaanmu? Secara Ilmiah Ini 7 Efeknya terhadap Tubuhmu

3. Simbiosis komensalisme

reference.com

Simbiosis komensalisme sepintas agak mirip dengan amensialisme, namun komensalisme lebih bersifat menguntungkan pada salah satu spesies, sedangkan spesies lainnya tidak memiliki dampak apapun.

Dalam dunia fauna, simbiosis ini sering kamu lihat di habitat ikan hiu, di mana biasanya hiu akan dikelilingi oleh ikan-ikan kecil di sekitarnya. Ikan kecil bernama remora ini tidak merugikan hiu, mereka hanya memakan parasit-parasit kecil di tubuh hiu.

Dalam laman Reference, dijelaskan bahwa hubungan dua spesies ini merupakan interaksi komensalisme. Ikan remora diuntungkan dengan keberadaan hiu, karena mereka akan menumpang makan dari sisa-sisa makanan hiu, dan juga menumpang bernapas di insang milik hiu.

Sebaliknya, hiu tidak merasa dirugikan karena memang tidak berdampak apapun bagi hiu tersebut. Simbiosis jenis ini sudah terjadi sejak zaman purba, di mana hiu prasejarah memiliki ukuran tubuh lebih besar dibandingkan hiu modern.

4. Simbiosis parasitisme

parenting.firstcry.com

Sesuai dengan namanya, parasit berarti spesies yang menempel pada inangnya. Biasanya parasit akan merugikan inang karena akan menyerap makanan dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh inang tersebut.

Salah satu contohnya adalah keberadaan cacing dalam usus manusia. Cacing-cacing ini dianggap parasit karena akan menyerap nutrisi yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Biasanya orang yang mengalami cacingan, tubuhnya akan selalu kurus dan kekurangan gizi, padahal makannya cukup banyak. Bahkan dalam banyak kasus, parasit seperti cacing dan protozoa yang dibiarkan hidup di dalam tubuh manusia, akan menimbulkan komplikasi penyakit di kemudian hari.

5. Simbiosis kompetisi

triblive.com

Simbiosis kompetisi adalah interaksi dua spesies berbeda di alam yang saling bersaing untuk perebutan makanan atau daerah kekuasaan. Simbiosis atau interaksi ini sering dijumpai dalam dunia fauna, terutama di ganasnya alam liar.

Di padang savana misalnya, pertarungan antara kelompok singa dan kelompok hyena adalah pemandangan yang sangat wajar terjadi dan itu terjadi setiap hari. Di hutan biasanya ada perebutan daerah kekuasaan antara serigala dengan beruang, dan dalam hal ini, hanya yang terkuat yang menang.

Studi yang ditulis dalam jurnal sains The Royal Society mengungkap bahwa pertarungan antara dua spesies predator puncak di alam liar, lebih ditujukan untuk kompetisi ketat dalam perebutan daerah kekuasaan. Dua spesies tersebut menyadari bahwa tidak boleh ada dua jenis predator puncak dalam satu area yang sama.

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah tentang Tulang pada Tubuh Manusia, Mana yang Terkuat?

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya