TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bikin Penasaran, Ini 5 Prediksi Ilmuwan tentang Bumi di Masa Depan

Oksigen akan habis di masa depan

ilustrasi globe dalam genggaman (council.science)

Sebagai planet yang kita tinggali saat ini, tentu saja Bumi memiliki begitu banyak hal yang bisa menopang kehidupan di dalamnya. Namun, planet tetaplah planet yang bisa berubah, bahkan mati di masa depan. Kita pun tidak pernah tahu akan apa yang terjadi di masa depan.

Namun, beberapa ilmuwan dan kalangan akademisi berusaha untuk melakukan simulasi dan prediksi tentang Bumi di masa depan berdasarkan sudut pandang sains. Penasaran, kan? Yuk, disimak!

1. Ada banyak wilayah dataran Bumi yang tenggelam

Kenaikan level air laut di Bumi. (azocleantech.com)

Bukan tanpa alasan, pemanasan global menjadi salah satu penyebab utama akan hal ini. Pasalnya, saat ini saja, kenaikan level air laut di beberapa wilayah Bumi sudah cukup memprihatinkan, belum lagi jika kita melihat bagaimana cepatnya es di Antarktika dan Arktika mencair.

Menurut studi yang dicatat dalam National Geographic, kenaikan level air laut sering tak disadari karena memang terlihat sangat kecil, yakni hanya ukuran milimeter. Faktanya, ada banyak gletser dan lapisan es di Kutub Bumi yang meleleh dan berdampak pada banyak kota di dunia. Jika tidak ada perbaikan, akan ada banyak dataran Bumi yang tenggelam di masa depan.

Baca Juga: Bagian Roket Besar Tiongkok Dikabarkan Jatuh ke Bumi

2. Bumi akan kembali ke zaman es

Bumi akan kembali ke zaman es. (insidehook.com)

Di zaman prasejarah, Bumi pernah mengalami beberapa masa dingin atau zaman es yang membuat banyak bagian Bumi membeku. Nah, hal yang sama mungkin bisa terulang kembali di masa depan. Profesor Henry Mullins, seorang ilmuwan dan ahli geologi dari Universitas Syracuse, menyatakan bahwa perubahan suhu mendadak bisa dialami Bumi di masa yang akan datang.

Studinya yang juga dicatat dalam laman Live Science pada 2009 lalu memberikan gambaran bagaimana zaman es yang bakal terjadi benar-benar mematikan dan tidak memberikan manusia banyak kesempatan. Mungkin keadaan ini bisa terjadi setelah pemanasan global terlewati sesuai dengan waktu evolusinya.

Pendapat yang sama juga dicetuskan oleh ahli biokimia bernama William Patterson di Universitas Kanada. Ia menyebutkan bahwa menurut berbagai bukti dalam sedimen dan batuan yang diteliti, ditemukan hal menarik mengenai pengulangan akan perubahan iklim mendadak di masa lalu. Dengan kata lain, di masa depan, Bumi bisa mengalami hal yang sama dengan zaman es di masa prasejarah.

3. Benua akan kembali bersatu di masa depan

Benua di Bumi akan bersatu di masa depan. (theverge.com)

Sebuah jurnal sains yang diterbitkan dalam BBC Earth menyatakan bahwa penyatuan benua di Bumi terjadi dalam kurun waktu yang teratur. Sekitar 250 juta tahun yang akan datang, benua di Bumi akan bersatu dan membentuk superkontinen (gabungan benua) yang sangat luas. Di masa lalu, superkontinen Bumi pernah ada dan dinamakan Pangea.

Penyatuan dan kehancuran benua yang ada di Bumi dipengaruhi oleh kondisi kerak Bumi yang tidak stabil akibat rotasi Bumi. Selama Bumi berotasi pada sumbunya, gerakan benua dan kerak Bumi juga akan terjadi meskipun dalam kurun waktu yang sangat lama. Namun, pertanyaannya, apakah spesies manusia masih ada pada 250 juta tahun yang akan datang?

4. Bumi akan kehilangan oksigen

Bumi kehilangan oksigen di masa depan. (wonderfulengineering.com)

Jangan khawatir, oksigen di Bumi masih bertahan hingga 1 miliar tahun yang akan datang. Setidaknya, hal itulah yang ditulis dalam laman sains Earth Sky. Profesor Kazumi Ozaki dari Universitas Tokyo melakukan beberapa simulasi sains akan kondisi atmosfer Bumi di masa depan. Menurut simulasinya, kandungan oksigen di Bumi akan habis dalam rentang waktu 1 miliar tahun.

Simulasi dan studi mengenai iklim dan atmosfer Bumi tersebut menjadi bagian dalam program NASA untuk menilai secara detail bagaimana atmosfer bisa menopang kehidupan bagi Bumi. Pakar iklim dari Georgia Tech bernama Chris Reinhard juga membuat permodelan iklim Bumi bersama NASA dan menyimpulkan hal yang sama.

Mereka menyebutnya sebagai proses deoksigenasi, yakni peningkatan metana yang akan menghilangkan oksigen dalam kurun waktu tertentu. Diperkirakan, jauh di masa depan, kadar metana akan meningkat 10 ribu kali lebih banyak dibandingkan jumlah metana saat ini. Tentu saja hal ini akan merusak lapisan ozon dan membuat kehidupan di Bumi menjadi sangat terancam.

Baca Juga: Selamat Hari Bumi! Ini 5 Fakta Hari Bumi Sedunia

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya