TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Desa Umoja di Kenya, Sebuah Desa Tanpa Pria

Bukti perjuangan melawan patriarki di Kenya

Wanita Umoja (unsplash.com/John McArthur)

Kekerasan seksual masih menjadi kejahatan yang sering terjadi pada wanita di belahan negara manapun. Salah satunya adalah di suatu daerah di Kenya, yaitu Samburu. Sistem patriarki di sana membuat wanita Samburu tidak punya pilihan apa-apa dalam hidupnya. Mereka tidak mendapat kebebasan, bahkan terkadang menerima kekerasan.

Hal ini yang membuat wanita Samburu memilih pergi dan melanjutkan kehidupan mereka dengan membangun sebuah desa bernama Umoja. Wanita di sana perlu memisahkan diri demi mendapat kehidupan yang layak. Sangat menyedihkan, bukan? Namun, di balik itu semua, terciptalah desa yang bisa menginspirasi wanita-wanita lain di dunia.

Mereka membuktikan bahwa wanita juga bisa mandiri dan berkuasa. Jika ingin tahu lebih dalam mengenai wanita-wanita hebat ini, simak beberapa fakta unik Desa Umoja di Kenya yang akan membuatmu terkagum-kagum!

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Negara Kenya yang Menyimpan Sejuta Keindahan

1. Semua penduduknya wanita 

Rumah Manyatta (youtube.com/Nas Daily)

Desa Umoja terletak di Distrik Samburu, Kenya Utara, dekat Kota Archers Post. Jika dilihat sekilas, desa ini sama saja seperti desa lainnya. Namun, ternyata Umoja memiliki kenunikannya sendiri. Di sana hidup lebih dari 47 wanita dan 200 anak-anak, tanpa ada pria.

Tujuan pendirian Desa Umoja adalah sebagai komunitas bagi perempuan korban kekerasan seksual dan pemerkosaan. Serta menjadi tempat tingal untuk wanita yang melarikan diri dari kawin paksa. Kata umoja sendiri berasal dari bahasa Swahili yang artinya bersatu.

2. Dibuat untuk melawan sistem patriarki

Rebecca Lolosoli (youtube.com/Nas Daily)

Dilansir The Guardian, Desa Umoja didirikan pada tahun 1990 oleh Rebecca Lolosoli dan 15 wanita yang selamat dari pemerkosaan oleh tentara Inggris. Pada saat itu, masyarakat Samburu masih menganut sistem patriarki.

Derajat para wanita dianggap lebih rendah dari laki-laki. Bahkan mereka tidak diizinkan memiliki tanah atau properti. Wanita juga harus menghadapi budaya kawin paksa di bawah umur, kekerasan seksual, serta kekerasan lainnya.

3. Memiliki beragam project

Wanita Umoja (unsplash.com/John McArthur)

Desa Umoja tidak hanya menjadi tempat pelindung bagi wanita Samburu, namun juga memiliki beragam project yang menginspirasi dunia. Dilansir laman Umoja Women, Beberapa project tersebut seperti kampanye anti-FGM (pemotongan kelamin wanita), program beasiswa, membangun Umoja Muehlbauer Academy, sampai berkebun.

Baca Juga: 10 Potret Keindahan Fort Jesus, Benteng Kokoh di Pesisir Selatan Kenya

4. Mandiri dengan berjualan kerajinan tangan 

Wanita Desa Umoja (unsplash.com/Jan Canty)

Sebagian besar wanita Umoja bekerja sebagai pengrajin manik-manik dan kerajinan tangan lainnya. Kerajinan tradisional Samburu yang dibuat wanita Umoja dijual di Umoja Women's Cultural Center atau secara online di situs mereka.

Selain itu, Desa Umoja juga memiliki pendapatan dari sektor pariwisata. Wanita Umoja sangat terbuka pada orang-orang yang ingin mempelajari tentang tujuan, dan visi mereka. Sebuah pusat komunitas telah dibangun serta taman kanak-kanak untuk anak-anak dari desa dan daerah sekitarnya.

Verified Writer

Delweys Octoria

Hi, bestie! Have a great day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya