TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Tactile Paving, Jalur Kuning Menonjol di Trotoar

Panduan berjalan bagi tunanetra

Tactile paving (pexels.com/Luis Quintero)

Pernahkah kamu melihat garis kuning berpola menonjol di sepanjang trotoar atau area publik lainnya? Apa sih sebenarnya itu? Ternyata itu adalah tactile paving. Tactile paving memiliki beberapa nama lain, di antaranya braille blocks atau tenji blocks. Apapun nama yang digunakan, perkerasan ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu panduan berjalan bagi tunanetra.

Tactile paving merupakan perkerasan dengan pola tonjolan yang spesifik. Pola tonjolan yang melekat pada permukaannya dapat dikenali dengan indera peraba telapak kaki dan tongkat. Tujuannya agar tunanetra mengenali jalur berjalan, kapan harus berhenti, dan berhati-hati.

Untuk memperkaya pengetahuan yang berkaitan dengan tactile paving, mari kita simak pembahasannya berikut ini.

1. Alasan mengapa tactile paving penting untuk berada di area publik

Tactile paving (alaboutvision.com)

Tactile paving dirancang untuk membantu tunanetra total maupun parsial agar dapat memiliki akses terhadap trotoar. Ini memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan dengan aman dan mandiri. Namun, tidak hanya itu, tactile paving juga dapat bermanfaat bagi orang-orang yang perhatiannya terganggu. Misalnya, saat kita sedang berjalan kaki sambil menggunakan ponsel atau mengobrol dengan teman. Kita dapat merasakan titik-titik atau alur tactile paving dengan kaki saat berjalan sehingga kita kembali waspada. Ini menegaskan bahwa informasi keselamatan juga dapat disampaikan dengan cara non-visual.

2. Awal mula tactile paving diciptakan

Lozenge pattern tactile paving, peringatan di peron stasiun (reliance-foundry.com)

Tactile paving pertama kali diciptakan di Jepang pada tahun 1965. Penemunya bernama Seiichi Miyake. Tactile paving pertama kali dipasang di persimpangan dekat sekolah khusus tunanetra di Prefektur Okayama pada tahun 1967.

Ada dua gerakan yang berperan penting dalam standarisasi tactile paving. Kedua gerakan tersebut merintis tactile paving menjadi sebuah standar yang harus dimiliki dalam ruang-ruang publik. Gerakan itu bernama The Heart Building Act (tahun 1994) dan The Traffic Barrier – Free Act (tahun 2000). 

Awalnya tactile paving di negara-negara di dunia sangat beragam desainnya. Penyeragaman pola desain tactile paving mulai dilakukan tahun 2001 oleh Japanese Industrial Standard (JIS). Kini panduan desain tersebut tercantum di dalam buku manual Public Transportation Guidelines dan Road Maintenance Guidelines yang banyak dipakai oleh para perancang kota. Sejak saat itu mulai banyak kota di dunia mengaplikasikan tactile paving di trotoarnya.

3. Tiap pola memiliki arti tersendiri

Tactile paving secara umum memiliki dua tipe bentuk, yaitu linear blocks (bentuk alur memanjang) dan spotted blocks (bentuk titik-titik kubah). Dari kedua tipe di atas, tercipta 4 kombinasi pola tactile paving, baik yang berfungsi sebagai panduan maupun peringatan.

Berikut nama pola dan fungsinya:

  • Grid pattern: sebagai peringatan adanya ujung trotoar sebelum bertransisi dari jalur pejalan kaki ke jalan kendaraan.
  • Offset pattern: peringatan adanya lubang atau jurang besar di depan. Pola ini banyak digunakan di peron kereta. 
  • Corduroy pattern: panduan berjalan melintas maupun menyeberang jalan.
  • Lozenge pattern: peringatan pejalan kaki bahwa mereka sedang mendekati transportasi cepat seperti kereta api.

4. Sengaja dibuat dengan warna kontras tinggi

Tactile paving pada dasar tangga (adatile.com)

Tactile paving memang sengaja didesain berwarna kontras tinggi dengan jalan di sekitarnya. Hal ini dilakukan untuk membantu orang dengan buta warna parsial atau low vision. Mereka diharapkan dapat lebih mudah mengenali kekontrasan warna tactile paving meskipun sedang tidak menggunakan tongkat atau alat mobilitas lainnya.

Baca Juga: 10 Potret Benda yang Mempunyai Braille di Badannya, Bikin Kagum!

Verified Writer

Devia Sagita

Engineer. Stay at home mom of two. My hands always full.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya