TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Taman Nasional Lorentz, Situs Warisan Dunia Terbesar di Asia Tenggara

Permata dari timur Indonesia

Taman Nasional Lorentz (tamannasionallorentz.menlhk.go.id)

Papua adalah pulau paling timur Indonesia yang memiliki keindahan alam dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Karena keragaman sumber daya alamnya, pulau yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini ini memiliki 27 konservasi alam. Salah satu konservasi alam yang berada di tanah Papua adalah Taman Nasional Lorentz.

Taman Nasional Lorentz membentang mulai dari gletser khatulistiwa di puncak Pegunungan Cartenz di utara hingga ke batas tepi pesisir Laut Arafura di selatan. Taman nasional ini menjadi habitat 1.200 tumbuhan berbunga, 123 spesies mamalia, 411 spesies burung, dan 150 spesies reptil dan amfibi. Satwa endemik yang menjadi bintang di taman nasional ini antara lain kanguru pohon, kasuari, cendrawasih ekor panjang, burung puyuh, babi duri moncong panjang dan pendek, serta kuskus. Temukan fakta-fakta lain mengenai Taman Nasional Lorentz lewat artikel ini.

1. Berlokasi di 10 Kabupaten di Papua

Potret Taman Nasional Lorentz ( tamannasionallorentz.menlhk.go.id)

Taman Nasional Lorentz berlokasi di Papua, tepatnya di Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua Selatan. Taman Nasional Lorentz merupakan sebuah pusat konservasi sumber daya alam dan ekosistem yang sangat luas. Taman ini membentang mulai dari gletser khatulistiwa di puncak Pegunungan Cartenz di utara hingga ke batas tepi pesisir Laut Arafura di selatan.

Karena wilayahnya yang sangat luas, lokasi taman nasional ini mencakup 10 kabupaten di Papua. Kesepuluh kabupaten tersebut antara lain, Mimika, Paniai, Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Jayawijaya, Yahukimo, Nduga, dan Asmat.

2. Merupakan warisan dunia terbesar di Asia Tenggara

Potret Taman Nasional Lorentz ( tamannasionallorentz.menlhk.go.id)

Taman Nasional Lorentz merupakan sebuah kawasan konservasi yang mencakup 10 kabupaten di Papua dan memiliki luas mencapai 2.354.644.066 hektar. Karena wilayahnya yang sangat luas, dikenal sebagai kawasan lindung terbesar di Asia Tenggara. Predikat ini diberikan oleh UNESCO, sebuah badan khusus PBB yang menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, dan juga kebudayaan.

Selain itu, UNESCO juga sudah menetapkan Taman Nasional Lorentz di Papua sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada1999. Jadi, Taman Nasional Lorentz bukan hanya milik Indonesia dan Papua saja, namun sudah menjadi milik dunia. Tak hanya itu, WWF menetapkan Taman Nasional Lorentz di Papua sebagai kawasan konservasi terluas dan terlengkap ekosistemnya di Asia Pasifik.

3. Lorentz diambil dari nama seorang biolog asal Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz

Potret Taman Nasional Lorentz (tamannasionallorentz.menlhk.go.id)

Lorentz diambil dari nama seorang biolog Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz. Mulanya, pria kelahiran Oudewater itu melakukan ekspedisi ke Papua karena rasa penasaran. Lorentz ingin membuktikan pengakuan pelaut negaranya yang melihat jajaran gunung yang puncaknya diselimuti salju saat melintasi Laut Arafura dalam pelayarannya dari Ambon ke Nugini pada 1632.

Lorentz melakukan ekspedisi pertama pada tahun 1903, namun ekspedisi dihentikan karena semua tim Lorentz terserang penyakit beri-beri. Pada 8 Oktober 1909, Lorentz melakukan penjelajahan pedalaman Papua kembali, dalam ekspedisi ini Lorentz berhasil menemukan puncak gunung bersalju yang dikenal dengan Puncak Cartenz. Setelah 10 tahun berlalu, Taman Nasional Lorentz baru diakui secara resmi dengan dibangunnya Monumen Alam Lorentz.

4. Konservasi lindung yang memiliki ekosistem terlengkap di dunia

Taman Nasional Lorentz (google.com/maps/Fahmi Adimara)

Jika dilihat dari keragaman ekosistem, Taman Nasional Lorentz memiliki ekosistem yang cukup lengkap. Mulai dari ekosistem perairan laut, ekosistem pesisir, ekosistem hutan pantai, ekosistem hutan rawa air payau, ekosistem hutan rawa air tawar. Terdapat pula ekosistem daratan seperti ekosistem hutan dataran rendah, ekosistem hutan pegunungan rendah, ekosistem hutan pegunungan tinggi, ekosistem sub alpin, ekosistem alpin dan ekosistem pegunungan salju abadi.

Dengan keragaman ekosistem tersebut, Taman Nasional Lorentz juga menjadi satu-satunya konservasi yang memiliki ekosistem terlengkap di dunia. UNESCO bahkan menyebut taman nasional ini sebagai satu-satunya kawasan lindung di dunia yang menggabungkan ekosistem berkelanjutan dari lapisan salju ke lingkungan laut tropis.

5. Merupakan Daerah Burung Endemik atau Endemic Bird Area

Potret burung cendrawasih ekor panjang di Taman Nasional Lorentz (istockphoto.com/yusnizam)

Sebagai taman nasional, Laurentz memberi kontribusi bagi keanekaragaman hayati di Indonesia. Taman nasional ini menjadi habitat tumbuhan berbunga, spesies mamalia, spesies burung, spesies reptil, dan amfibi. Dan yang paling banyak dijumpai di taman nasional ini adalah spesies burung.

Sampai saat ini, terdapat 411 spesies burung di Taman Nasional Lorentz. Adapun 45 diantaranya merupakan spesies burung sebaran terbatas, dan 9 burung endemik. Beberapa jenis burung endemik yang menjadi ciri khas Taman Nasional Lorentz adalah kasuari, cendrawasih ekor panjang, dan puyuh salju. Oleh karena itu, Taman Nasional Lorentz menjadi Endemic Bird Area atau Daerah Burung Endemik.

6. Dihuni oleh 9 suku pedalaman asli Papua

Potret Suku Dani yang tinggal di kawasan Taman Nasional Lorentz (istockpohoto.com/ANDREYGODKOV)

Keistimewaan lain Taman  Nasional Lorentz adalah kawasan tersebut juga menjadi tempat tinggal dan kediaman bagi beberapa suku yang ada di Papua. Setiap sukunya memiliki kebudayaan masing-masing dan menjadi ciri khas yang sangat menarik dan mempesona. Diperkirakan kebudayaan tersebut telah ada sejak 30.000 tahun yang lalu.

Sejauh ini telah diidentifikasi sembilan kelompok suku pedalaman yang tinggal di dalam wilayah Taman Nasional Lorentz. Beberapa suku tersebut diantaranya adalah Suku Nduga, Suku Dani, Suku Dani Barat/Lani, Suku Amungme, Suku Sempan, Suku Moni, Suku Somahai, Suku Komoro, dan Suku Asmat. Kemungkinan masih ada lagi suku yang hidup terpencil di taman nasional ini dan belum teridentifikasi.

Verified Writer

diah nur fitriana

Baru memulai menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya