TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Unik Flatworm, Hewan Unik yang Tak Memiliki Darah

Biasanya hidup sebagai parasit

ilustrasi flatworm (worldatlas.com)

Flatworm juga disebut sebagai cacing pipih. Meskipun begitu, invertebrata ini tidak benar-benar pipih. Mereka memiliki tubuh yang bulat dengan perut rata dan panjang. Kebanyakan flatworm memiliki setidaknya dua bintik mata di dekat ujung kepala tubuhnya.

Flatworm ditemukan di banyak tempat dan dapat hidup bebas atau sebagai parasit. Sebagai parasit, flatworm hidup dari makhluk hidup lain dan bisa berbahaya. Salah satu flatworm yang paling terkenal adalah cacing pita. Cacing pita bisa masuk ke saluran pencernaan seseorang dan tumbuh sangat panjang. Cacing pita sangat berbahaya karena tumbuh dan memakan lebih banyak inang dan makanannya.

Di balik bentuknya yang sederhana, ternyata flatworm menyimpan fakta unik yang menarik untuk dibahas. Di bawah ini, kita akan membahas satu per satu fakta mengenai flatworm yang dirangkum dari laman Shape of Life dan Sacramento Splash.

1. Memiliki fitur unik

ilustrasi flatworm (theconversation.com)

Flatworm memiliki satu lubang di perutnya, tepatnya di tengah bagian bawah tubuhnya. Flatworm yang hidup di genangan air dapat menempelkan faring ini ke mangsanya.

Seperti selang penyedot debu, bagian ini digunakan untuk menyedot bagian dalam mangsanya. Mereka juga menggunakannya untuk mendorong kotoran keluar dari tubuh mereka.

2. Siklus kehidupan

ilustrasi flatworm (sciencenews.org)

Flatworm adalah salah satu makhluk pertama yang menetas ketika cekungan di atas tanah, jalan, atau kolam mulai tergenang air hujan. Telur menetas dan menghasilkan flatworm muda, yang mirip dengan flatworm dewasa.

Saat dewasa, flatworm akan kawin dan bertelur yang berbentuk bulat dan berwarna gelap. Kebanyakan flatworm bersifat hermaprodit, artinya mereka merupakan jantan dan betina dalam satu waktu. Setiap flatworm dapat kawin dengan flatworm lainnya, jika spesiesnya sama.

Baca Juga: 5 Hewan Mematikan yang Menghuni Hutan Amazon, Ada Hewan Apa Aja?

3. Ekologi

ilustrasi flatworm (worldatlas.com)

Flatworm hidup di genangan air dan memakan bakteri, alga, protozoa, dan invertebrata kecil seperti udang. Di lingkungannya, flatworm adalah mangsa bagi larva dan kumbang air dewasa.

Flatworm putih, atau mesostoma, hidup dengan menggantung benang lendir di dalam air untuk menjebak kutu air. Setelah beberapa lama, mereka akan kembali untuk memeriksa jebakan yang mereka pasang dan memanen kutu air yang terperangkap dalam benang lendir.

Flatworm bergerak dengan mendayung banyak struktur kecil, tipis, seperti rambut yang disebut silia di bagian luar tubuhnya. Perutnya yang rata memungkinkannya meluncur di permukaan air, sementara silianya dengan lembut menggerakkannya untuk mencari makanan atau pasangan.

4. Kemampuan luar biasa

ilustrasi marine flatworm (commons.wikimedia.org)

Beberapa flatworm menggunakan mitokondria di beberapa sel di kepala untuk membentuk lensa guna memfokuskan cahaya ke sel sensitif cahaya mereka. Planaria juga dapat meregenerasi bagian tubuh termasuk menumbuhkan kepala dan otak baru.

Ketika para ilmuwan mempelajari proses mengidentifikasi gen yang memungkinkan hal ini, mereka menemukan bahwa planaria memiliki sel punca untuk membuat bagian tubuh baru ini. Namun, para ilmuwan masih harus menyelidiki bagaimana planaria mempertahankan sel induk yang memungkinkan mereka beregenerasi.

5. Peran dalam ekosistem

ilustrasi marine flatworm (shapeoflife.org)

Flatworm invasif dapat menyebabkan gangguan besar pada ekosistem. Para peneliti di University of New Hampshire menemukan bahwa flatworm di muara dapat merepresentasikan kesehatan ekosistem.

Hewan ini juga berperan dalam banyak rantai makanan. Flatworm bisa bersifat sebagai parasit yang dapat mengganggu ekosistem.

6. Kegunaan untuk manusia

ilustrasi flatworm (britannica.com)

Beberapa flatworm planaria, dapat digunakan sebagai model untuk toksikologi. Laboratorium yang menguji bahan kimia untuk toksisitas neurologis dapat mengurangi kebutuhan penggunaan tikus laboratorium dengan mengganti model hewan ini dengan flatworm air kecil yang dikenal sebagai planaria air tawar.

Studi yang dilakukan di UC San Diego telah menemukan bahwa planaria, sebenarnya cukup canggih dalam hal pemodelan respons sistem saraf manusia yang sedang berkembang terhadap bahan kimia yang berpotensi beracun. Ini karena planaria memiliki fitur unik seperti otak dengan kompleksitas menengah dan waktu regenerasi yang singkat, sehingga planaria membuat sistem pelengkap yang baik untuk model hewan yang ada untuk mempelajari neurotoksisitas perkembangan. Lebih lanjut, menggunakan model hewan alternatif seperti ini tidak hanya akan mengurangi biaya, tetapi juga akan secara signifikan mengurangi jumlah mamalia laboratorium yang digunakan dalam tes toksikologi.

Baca Juga: 5 Hewan yang Dapat Meramal Cuaca, Bagaimana Caranya?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya