TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Miris, Gajah Berevolusi Menjadi Tanpa Gading untuk Menghindari Pemburu

Gajah tanpa gading lebih mungkin selamat dari pemburu

ilustrasi gajah (pexels.com/Marcos Araujo)

Gajah adalah mamalia darat yang terkenal bukan hanya karena ukurannya yang masif, tapi juga gadingnya. Sejatinya, gading adalah organ yang memiliki fungsi penting bagi gajah untuk bertahan hidup. Organ yang merupakan perpanjangan gigi ini utamanya berfungsi untuk bertarung dan mengumpulkan makanan.

Meskipun demikian, organ ini juga menjadi ancaman bagi gajah itu sendiri. Banyak manusia berburu gading gajah untuk tujuan pengobatan, aksesoris, budaya, dan sebagainya. Tingginya perburuan terhadap gajah membuat mamalia darat terbesar ini kini berada di ambang kepunahan.

Baru-baru ini, peneliti mengamati bahwa semakin banyak gajah yang tumbuh tanpa gading. Fenomena ini paling banyak diamati pada gajah betina Afrika. Normalnya, gajah Afrika jantan maupun betina sama-sama memiliki gading, tetapi semakin lama ada semakin banyak betina yang tumbuh tanpa gading. Para peneliti beranggapan bahwa ini adalah bentuk evolusi gajah untuk menyelamatkan diri dari perburuan. Mari, kita lihat lebih jauh hasil dari pengamatan tersebut.

1. Tingginya perburuan gajah untuk diambil gadingnya

ilustrasi gajah afrika (pixabay.com/carolehenderson)

Gajah banyak diburu dan dibunuh untuk diambil gadingnya yang menyebabkan jumlah populasi gajah mengalami penurunan drastis. Menurut studi yang dimuat dalam Scientific American pada Juli 2009, diperkirakan sebanyak 38.000 gajah diburu pada tahun 2006, angka ini mewakili sekitar 8 persen dari sisa gajah di Afrika yang dibunuh dalam satu tahun.

Gading gajah banyak diburu karena dipercaya memiliki manfaat untuk pengobatan. Ironisnya, tidak ada bukti ilmiah yang berhasil membuktikan manfaat gading gajah bagi kesehatan. Selain itu, gading gajah juga banyak diburu sebagai hiasan dan untuk budaya.

2. Gajah yang tidak memiliki gading lebih mungkin selamat dari perburuan

ilustrasi gajah (pexels.com/Marcos Araujo)

Dijelaskan The Atlantic, pada tahun 1977 hingga 1992, 90 persen gajah di Taman Nasional Gorongosa dibantai dan dijual gadingnya untuk membeli senjata dan perbekalan selama perang. Betina yang secara alami tidak memiliki gading adalah satu-satunya yang selamat dari konflik ini.

Selama bertahun-tahun perburuan gading yang intens, betina yang tidak memiliki gading memiliki kemungkinan lima kali lebih besar untuk bertahan hidup dibandingkan betina yang memiliki gading. Gajah Afrika betina tanpa gading dulunya sangat jarang ditemukan, tetapi setelah perang, sifat tidak biasa mereka menjadi hal yang umum. Ini menunjukkan bahwa individu yang tidak memiliki gading sering kali berhasil menghindari pembantaian dan mewariskan sifat ini kepada generasi berikutnya.

Baca Juga: Apakah Gading Gajah Bisa Tumbuh Lagi? Ini Penjelasan Sains

3. Gajah mulai lahir dan tumbuh tanpa gading

Bisakah Gajah Hidup Tanpa Belalai (pexels.com/Anthony 🙂)

Lebih dari 20.000 gajah Afrika dibunuh secara ilegal setiap tahunnya untuk diambil gadingnya. Namun, perburuan gading tidak hanya berdampak pada jumlah mereka, melainkan juga menyebabkan peningkatan jumlah gajah yang lahir tanpa gading di Mozambik. 

Menurut Science News, jumlah gajah sabana Afrika betina yang lahir tanpa gading meningkat menjadi 51 persen. Dulunya, jumlah gajah betina yang tidak memiliki gading hanya sebesar 2 persen.

Tren tanpa gading ini tidak hanya terjadi di Mozambik. Negara-negara lain dengan sejarah perburuan gading yang besar juga mengalami perubahan serupa, utamanya pada gajah betina. Di Afrika Selatan, 98 persen dari gajah betina di Taman Nasional Gajah Addo dilaporkan tidak memiliki gading pada awal tahun 2000an.

Fenomena ini juga terjadi pada gajah jantan, meskipun tidak sebanyak gajah betina. Save The Elephants melaporkan, pada tahun 2011, gajah jantan tanpa gading berusia 13 tahun ditemukan di Cagar Alam Nasional Samburu, Kenya bagian utara. Para peneliti terus memantau perkembangannya dan gajah ini terpantau tidak pernah menumbuhkan gading.

Ini juga terjadi pada Dugul, gajah jantan liar yang lahir di kawasan Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur. Dugul adalah gajah Sumatera yang lahir dalam keadaan tanpa gading dan tidak pernah menumbuhkan gading sepanjang hidupnya. Sayangya, Dugul ditemukan mati pada Desember 2023 di Taman Nasional Way Kambas.

4. Gajah juga menumbuhkan gading yang lebih kecil

ilustrasi gajah (pixabay.com/Sasin Tipchai)

Perburuan liar bukan hanya membuat gajah berhenti menumbuhkan gading, tapi juga menurunkan ukuran gading di wilayah di mana gajah banyak diburu, seperti di Kenya bagian selatan. Dilaporkan National Geographic, gajah yang selamat dari periode perburuan besar-besaran memiliki gading yang jauh lebih kecil, yaitu seperlima lebih kecil pada jantan dan sepertiga lebih kecil pada betina.

Pola ini berulang pada keturunan mereka. Rata-rata, gajah jantan yang lahir setelah tahun 1995 memiliki gading 21 persen lebih kecil dibandingkan gajah jantan yang lahir pada tahun 1960an, dan 27 persen lebih kecil dibandingkan gajah betina pada periode tersebut. Kemungkinan, genetika memiliki peran dalam menyusutnya ukuran gading gajah.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya