TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Hewan Pengisap Darah Manusia, Apakah Berbahaya?

Darah merupakan bagian dari makanan beberapa hewan

kelelawar (unsplash.com/riizz)

Sepintas, darah mungkin tampak seperti hal yang aneh untuk dikonsumsi. Namun, faktanya, darah kaya akan protein dan lipid. Bagi beberapa spesies hewan, darah seperti minuman berenergi. Umumnya, mengisap darah membutuhkan bagian mulut yang menusuk, baik itu gigi, belalai setajam jarum, atau bahkan paruh. Terkadang, ini juga melibatkan cairan kimia khusus untuk menjaga darah tetap mengalir, menghambat reaksi sistem kekebalan, dan mencegah korban menyadarinya dan memukul si pengisap darah.

Umumnya, hewan pemakan darah mendapatkan darah dari hewan lainnya dan tidak memakan darah manusia. Namun, ada juga segelintir hewan yang juga mengisap darah manusia. Apa sajakah itu? Berikut adalah beberapa hewan penghisap darah manusia.

1. Nyamuk

ilustrasi nyamuk (pixabay.com/lksuperboy)

Bisa dibilang, nyamuk merupakan salah satu makhluk yang paling mengganggu umat manusia. Nyamuk sudah ada sejak lama, dilansir A-Z Animals, nyamuk tertua yang diketahui muncul hampir 99 juta tahun yang lalu. Saat ini, nyamuk tersebar di seluruh dunia, kecuali di Antartika.

Nyamuk dikenal sebagai pembawa sejumlah penyakit parasit paling berbahaya, seperti malaria, demam kuning, demam berdarah, dan masih banyak lagi. Hewan ini terkenal sebagai pemakan darah, termasuk darah manusia. Darah yang mereka dapatkan digunakan oleh para betina untuk menghasilkan telur, dan proses ini sangat penting untuk meningkatkan dan mempertahankan populasinya.

2. Flea

ilustrasi flea (usu.edu)

Flea atau pinjal adalah serangga kecil yang sebenarnya sangat mematikan. Mereka juga berperan dalam terjadinya wabah Black Death.

Dijelaskan laman Britannica, pengisap darah ini diyakini berperan menyebarkan penyakit pes yang membunuh seperempat populasi Eropa selama Abad Pertengahan. Ketika tikus yang terinfeksi mati, kutu berpindah ke manusia untuk mendapatkan darah, yang menyebabkan penyakit berpindah ke manusia.

3. Conenose

ilustrasi Conenose (Wikimedia Commons/Judy Gallagher)

Conenose atau yang memiliki nama ilmiah Triatoma sanguisuga ini berasal dari Amerika Utara dan Selatan. Jadi, kemungkinan besar kamu akan bertemu dengannya saat sedang berkunjung ke negara ini.

Serangga ini juga disebut sebagai kissing bug karena kebiasaannya menggigit orang di dekat mulut. Selain menggigit, serangga ini diketahui memakan darah pada malam hari.

Diterangkan Animal Vivid, kissing bug paling menyukai darah mamalia, termasuk manusia. Bekas gigitan kissing bug mungkin tampak tidak berbahaya. Namun, umumnya mereka merupakan pembawa penyakit Chagas berbahaya yang dapat memengaruhi jantung. Terkadang, gigitannya juga memicu reaksi alergi yang serius.

Baca Juga: 5 Hewan Endemik Kepulauan Galapagos, Ada Hewan Tertua di Daratan

4. Kutu

ilustrasi kutu(pixabay.com/Jerzy Gorecki)

Kutu terkadang dibandingkan dengan pijal. Kutu dapat ditemukan di berbagai negara di dunia, baik di daerah pegunungan maupun berumput. Secara eksklusif, kutu memakan darah, utamanya darah manusia dan hewan ternak.

Tidak seperti pijal, kutu tidak bisa melompat. Diterangkan American Veterinary Medical Association, kutu menggunakan metode yang disebut pencarian untuk mendapatkan inang. Ini melibatkan menyergap calon inang dan kemudian menangkapnya saat korban sudah dekat.

Kamu mungkin tidak sadar saat dihinggapi kutu karena air liurnya mengandung anti-inflamasi yang meredakan rasa sakit. Kendati gigitannya tidak menyakitkan, kutu seringkali membawa penyakit berbahaya, seperti penyakit Lyme dan demam bintik Rocky Mountain.

5. Ikan Candiru

ilustrasi ikan candiru (Wikimedia Commons/Ivan Sazima & Jansen Zuanon)

Candiru dapat ditemukan di sungai Amazon dan merupakan keluarga lele. Terdapat beberapa kasus yang dilaporkan di mana ikan candiru menggigit penis orang yang sedang berenang.

Candiru memang memakan darah, utamanya darah ikan lain. Namun, tanpa sengaja, ikan ini bisa mengisap darah manusia yang sedang berenang di sekitarnya.

Dijelaskan Discover Wildlife, taktik yang biasa dilakukan candiru adalah berenang di dalam insang ikan untuk menghisap darah dari arteri utamanya. Candiru telah terbukti menempel bersama inang sejauh ribuan kilometer.

6. Lintah

ilustrasi lintah (npr.org)

Lintah berbeda dari hewan pengisap darah lainnya karena mereka tidak benar-benar menggunakan mulut untuk mendapatkan darah dari inangnya. Mereka memiliki alat pengisap yang menempel dengan kuat pada inangnya dan mengisap kulitnya hingga darah keluar.

Menurut Texas Parks and Wildlife Department, lintah sebenarnya tidak membahayakan kulit. Selain itu, kamu dapat dengan mudah menariknya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya