Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Brumasi ialah proses fisiologis alami yang terjadi pada beberapa reptil. Brumasi mirip dengan hibernasi pada mamalia. Selama brumasi, reptil memasuki masa dormansi, di mana mereka menjadi kurang aktif, mengurangi asupan makanan, dan beristirahat dalam waktu lama.
Biasanya, brumasi dilakukan sebagai respons terhadap perubahan suhu dan siklus cahaya. Brumasi terjadi pada bulan-bulan yang dingin untuk membantu reptil menghemat energi sementara laju metabolisme mereka menurun tajam.
Brumasi merupakan bagian dari siklus alami reptil di alam liar, dan dapat terjadi di penangkaran jika kondisi lingkungan memungkinkan. Yuk, kita lihat apa saja hewan yang melakukan brumasi.
1. Ular jagung
Ular jagung (commons.wikimedia.org/Mike Wesemann) Ular jagung atau corn snake adalah spesies ular tikus Amerika Utara. Mereka adalah ular yang jinak dan jarang menggigit.
Sifatnya yang jinak ditambah dengan pola kulitnya yang unik membuat ular jagung banyak dipelihara oleh pecinta reptil. Diterangkan Rodent Pro, ular jagung biasanya melakukan brumasi di sarangnya sambil sesekali minum air. Jika kamu memelihara ular jagung, kamu bisa mendukung proses brumasi dengan menempatkannya di area dengan suhu rendah antara 5 sampai 15 derajat Celcius selama kurang lebih tiga bulan. Sediakan banyak air dan jangan ganggu reptil ini selama masa brumasi.
2. Monster Gila
Monster Gila (commons.wikimedia.org/Theo Kruse) Monster Gila atau yang memiliki nama ilmiah Heloderma suspectum adalah kadal berbisa yang bergerak lambat. Mereka adalah kadal terbesar yang berasal dari Amerika Utara di utara perbatasan Meksiko. Meskipun berbisa, sebenarnya Monster Gila tidak berbahaya dan sangat jarang menimbulkan ancaman bagi manusia. Namun, reputasi mereka yang menakutkan menyebabkan mereka terkadang dibunuh, meskipun spesies tersebut dilindungi oleh undang-undang negara bagian di Arizona.
Menurut Nevada Department of Wildlife, Monster Gila memasuki masa brumasi dari November hingga Maret dan paling sering terlihat di luar liangnya pada bulan Mei.
3. Aligator Amerika
Aligator Amerika (commons.wikimedia.org/Lanare sevi) Aligator Amerika adalah reptil berukuran besar yang berasal dari Amerika Serikat bagian Tenggara. Reptil bernama ilmiah Alligator mississippiensis ini adalah hewan diurnal dan nokturnal. Pada siang hari, mereka sering berjemur di pantai.
Aligator Amerika melakukan brumasi selama musim dingin, ketika air mulai membeku. Dijelaskan Animalia, selama brumasi, aligator Amerika akan menempelkan moncongnya ke permukaan, yang memungkinkan mereka bernapas di atas es, dan mereka dapat tetap dalam keadaan ini selama beberapa hari.
Baca Juga: Punya Telur Beracun, 7 Fakta Unik Ikan Predator Aligator Gar
4. Red-eared slider
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Red-eared slider (commons.wikimedia.org/Greg Hume) Red-eared slider adalah salah satu spesies kura-kura yang banyak dipelihara. Reptil ini melakukan brumasi setiap kali suhu rendah, biasanya dimulai pada bulan Oktober ketika suhu mulai turun secara teratur di bawah 10 derajat Celcius.
Di Amerika Serikat, Red-eared slider umumnya ditemukan di berbagai habitat perairan, menyesuaikan kebiasaan brumasinya dengan kondisi lokal. Dijelaskan All Turtles, kura-kura ini biasanya melakukan brumasi di tunggul berlubang, bebatuan, dan di bawah tepian badan air.
5. Piton Burma
ilustrasi ular piton Burma (wikipedia.org/U.S. Fish and Wildlife Service Headquarters) Piton Burma merupakan salah satu spesies ular terbesar di dunia. Di alam liar, reptil ini rata-rata memiliki panjang 3,7 meter, tetapi bisa mencapai hingga 5,8 meter. Beratnya bisa mencapai 90 kg. Dalam kondisi yang baik, piton Burma dapat hidup hingga usia lebih dari 25 tahun.
Dijelaskan Riverview Park & Zoo, piton Burma menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi di semak-semak. Piton burma yang tinggal di bagian utara mungkin melakukan brumasi selama beberapa bulan ketika musim dingin. Selama brumasi, piton Burma akan bersembunyi di lubang pohon, lubang di tepi sungai, atau di bawah batu.
6. Tokek rumah biasa
Tokek rumah biasa (commons.wikimedia.org/Basile Morin) Tokek rumah biasa atau Hemidactylus frenatus adalah kadal kecil yang berasal dari Asia Tenggara. Dinamakan demikian karena mereka sering terlihat memanjat dinding rumah dan bangunan lain.
Tokek rumahan memiliki kulit yang ditutupi dengan bintik-bintik kecil dan warnanya bervariasi dari kuning pucat hingga putih keabu-abuan. Tokek rumah biasa adalah makhluk soliter dan teritorial. Dalam kondisi terdesak, mereka bisa memutuskan ekornya untuk menyelamatkan diri.
Selama bulan-bulan dingin, tokek rumahan memasuki kondisi brumasi. Dijelaskan Animalia, tokek ini tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Namun, jika merasa terancam, mereka bisa menggigit. Hanya saja, gigitan tokek ini tidak berbahaya.