TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Objek Ruang Angkasa Kebanyakan Berbentuk Bulat?

Contohnya, Bumi, planet-planet, dan Matahari

Kenapa Objek Ruang Angkasa Kebanyakan Berbentuk Bulat? (pexels.com/Emre Can Acer)

Saat melihat langit, kita melihat benda-benda angkasa dengan berbagai ukuran dan warna, kecil, besar, putih, oranye, biru, merah, dan sebagainya. Satu yang pasti, kebanyakan objek di ruang angkasa berbentuk bulat.

Objek ruang angkasa memiliki jarak yang berbeda-beda dari matahari. Ada yang berbatu, ada pula yang mengandung gas. Namun, kenapa semuanya berbentuk bulat? Mengapa tidak seperti kubus, piramida, atau cakram?

Di sini, kita akan mencoba menjawab pertanyaan kenapa objek ruang angkasa berbentuk bulat seperti bola?

1. Gravitasi adalah kunci dari bentuk bulat dari objek ruang angkasa

ilustrasi Bumi (pixabay.com/Jeyaratnam Caniceus)

Planet terbentuk saat materi di ruang angkasa mulai bertabrakan dan menggumpal. Setelah beberapa waktu, benda tersebut memiliki cukup materi untuk mendapatkan jumlah gravitasi yang cukup.

Diterangkan The Conversation, tarikan gravitasi suatu benda akan selalu mengarah ke pusat massanya. Semakin besar suatu benda, semakin besar pula massanya, dan semakin besar tarikan gravitasinya.

Pada benda padat, gaya tersebut dilawan oleh kekuatan benda itu sendiri. Misalnya, gaya ke bawah akibat gravitasi bumi tidak menarik kamu ke pusat bumi lantaran tanah mendorong kamu kembali ke atas.

Namun, masalahnya, gravitasi ternyata sangat lemah. Sebuah objek harus berukuran sangat besar untuk dapat memiliki tarikan gravitasi yang cukup kuat untuk mengalahkan kekuatan material pembuatnya. Oleh sebab itu, benda padat yang lebih kecil memiliki tarikan gravitasi yang terlalu lemah untuk menariknya menjadi bentuk bulat.

2. Mencapai keseimbangan hidrostatik

ilustrasi objek ruang angkasa (pixabay.com/WikiImage)

Ketika suatu objek cukup besar sehingga gravitasi cukup kuat, maka benda tersebut akan cenderung menarik semua material pembentuk benda tersebut menjadi bentuk bola. Potongan benda yang terlalu tinggi akan tertarik ke bawah, menggeser material di bawahnya, sehingga menyebabkan area yang terlalu rendah terdorong keluar. Saat bentuk bola tersebut tercapai, kita katakan benda tersebut berada dalam 'kesetimbangan hidrostatis. Namun, seberapa besarkah suatu benda untuk mencapai keseimbangan hidrostatik? Itu tergantung material pembentuk benda tersebut. Dijelaskan The Conversation, sebuah benda yang hanya terbuat dari benda cair akan mudah dikendalikan, karena pada dasarnya molekul air dapat bergerak dengan mudah.

Sementara, benda yang terbuat dari besi murni harus lebih masif agar gravitasinya dapat mengalahkan kekuatan bawaan besi. Di Tata Surya, diameter ambang batas yang diperlukan agar benda es menjadi bulat setidaknya adalah 400 kilometer.

Baca Juga: Sampah Luar Angkasa Sumbang Polusi ke Bumi

3. Apakah semua objek ruang angkasa berbentuk bulat sempurna

ilustrasi sistem tata surya (pixabay.com/WikiImages)

Meskipun semua planet di tata surya kita bagus dan bulat, ada beberapa yang lebih bulat dibandingkan yang lain. Merkurius dan Venus adalah yang paling bulat. Bentuknya nyaris bulat sempurna, seperti kelereng.

Namun, beberapa planet tidak bulat sempurna. Saturnus dan Jupiter memiliki bagian yang lebih tebal di bagian tengahnya. Saat berputar, mereka menonjol di sepanjang garis khatulistiwa. Mengapa hal itu bisa terjadi? 

Diterangkan Space Place, saat objek langit - seperti planet - berputar, benda-benda yang berada di tepi luar harus bergerak lebih cepat daripada benda-benda di dalam untuk mengimbanginya. Segala sesuatu di sepanjang tepian harus menempuh perjalanan terjauh dan tercepat.

Saturnus dan Jupiter sangat besar dan berputar sangat cepat, tetapi gravitasi masih mampu menyatukan keduanya. Karena itulah planet tersebut menonjol di tengah. Lebar ekstra ini disebut sebagai tonjolan khatulistiwa. Alih-alih berbentuk bulat sempurna seperti kelereng, planet ini seperti bola yang diduduki.

4. Apakah Bumi berbentuk bulat sempurna

ilustrasi Bumi (pexels.com/Porapak Apichodilok)

Bumi dan Mars berukuran kecil dan tidak berputar secepat planet raksasa. Bentuknya tidak bulat sempurna, tetapi lebih bulat dibandingkan Saturnus dan Jupiter. 

Dikutip dari Space Place, Bumi 0,3 persen lebih tebal di bagian tengahnya, dan Mars 0,6 persen lebih tebal di bagian tengahnya. Karena ketebalan bagian tengahnya kurang dari satu persen, dapat dikatakan bahwa bentuknya sangat bulat.

Sedangkan Uranus dan Neptunus berada di antara keduanya. Uranus 2,3 persen lebih tebal di bagian tengahnya. Neptunus 1,7 persen lebih tebal. Bentuknya tidak bulat sempurna, tetapi cukup dekat.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya