TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menarik tentang Komet, Keajaiban Kosmik!

xxxxx

Ilustrasi komet(unsplash.com/@jayphoto)

Apakah kamu pernah melihat ke langit malam yang cerah, lalu mendapati benda terang yang melintas dengan anggun? Benda misterius tersebut adalah komet, fenomena langit yang kerap menarik perhatian manusia sejak zaman kuno. Namun sebenarnya, komet itu terbuat dari apa? Mengapa komet menjadi objek luar angkasa yang begitu menarik penelitian, ya? Mari kita jelajahi fakta menarik tentang komet di artikel ini, yuk!

1. Asal-usul komet

Ilustrasi nebula(unsplash.com/@nasa)

Komet terbentuk dari campuran es, debu, dan batuan yang membentuk sebuah benda langit. Proses terbentuknya komet dimulai di awan debu dan gas raksasa yang ada di luar angkasa yang disebut nebula. Di dalam nebula ini, gravitasi mulai bekerja untuk menarik materi yang ada ke dalam satu titik. Proses ini dikenal sebagai gravitasi runtuh. Ketika materi ini berkumpul dalam satu titik yang padat, disebut inti komet.

Dilansir jurnal “Annual Review of Astronomy and Astrophysics” inti komet terdiri dari es air, amonia, metana, dan bahan kimia beku lainnya yang terjebak di dalamnya. Ukurannya bisa mencapai beberapa kilometer. Ketika inti komet terbentuk, pergerakan planet-planet dalam tata surya bisa mengganggu jalur inti dan mengirimnya ke orbit yang sangat panjang. Inilah yang menjadi awal perjalanan komet melalui ruang angkasa.

2. Menjelajahi perjalanan komet

Gerald Rhemann/Insight Astronomy Photographer of the Year

Setelah inti komet terlempar ke orbit yang ekstrem, mereka menjadi bagian dari kategori komet periodik atau non-periodik. Komet periodik adalah komet yang kembali ke tata surya bagian dalam dalam jangka waktu tertentu, seperti komet Halley yang muncul sekali setiap 76 tahun. Sementara itu, komet non-periodik adalah komet yang datang sekali dan tidak diketahui kapan akan muncul lagi.

Dilansir buku "Comets II” saat komet mendekati matahari, pemanasan dari radiasi matahari menyebabkan es di inti komet menguap. Proses ini menciptakan koma, lapisan kabut yang mengelilingi inti. Cahaya matahari membuat koma ini bersinar, memberikan tampilan yang menarik bagi pengamat di Bumi. Selain itu, tekanan sinar matahari dan partikel angin matahari yang berasal dari Matahari juga membentuk ekor komet yang panjang yang selalu menghadap jauh dari Matahari.

Baca Juga: 7 Fakta Caroline Herschel, Perempuan Pertama Penemu Komet

3. Mengapa komet menarik?

Ilustrasi komet jatuh di pantai(unsplash.com/@shlomo99)

Komet memiliki daya tarik khusus bagi para peneliti astronomi dan penikmat langit. Pertama, komet memberikan wawasan tentang asal-usul tata surya. Sebagai sisa-sisa materi pembentuk tata surya, komposisi komet mencerminkan kondisi awal tata surya dan bahan yang digunakan dalam proses pembentukannya. Dalam komponen es yang ada di dalam inti komet, peneliti dapat mempelajari lebih lanjut tentang kondisi lingkungan dan komposisi materi di tata surya awal.

Selain itu, dilansir buku “The origin and evolution of comets” komet juga merupakan benda langit yang menarik karena mereka membawa informasi tentang kondisi lingkungan dan evolusi di luar tata surya. Beberapa komet berasal dari Sabuk Kuiper, wilayah di luar orbit Neptunus yang kaya akan benda-benda beku. Studi terhadap komet yang berasal dari Sabuk Kuiper dapat memberikan wawasan tentang kondisi dan perubahan yang terjadi di bagian terluar tata surya.

4. Observasi dan penelitian komet

Ilustrasi observasi langit(unsplash.com/@kencheungphoto)

Untuk mempelajari komet dengan lebih baik, para peneliti menggunakan berbagai metode observasi dan penelitian. Dilansir jurnal “Earth, Moon, and Planets” salah satu metode yang paling umum adalah pengamatan melalui teleskop. Dengan teleskop, para astronom dapat mengamati orbit, ukuran, dan komposisi komet. Mereka juga dapat melacak pergerakan komet dan memprediksi kedatangan komet yang telah diketahui sebelumnya.

Selain itu, misi penjelajahan ruang angkasa juga telah dikirim untuk mempelajari komet secara langsung. Contohnya adalah misi Rosetta yang diluncurkan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) pada tahun 2004. Misi ini berhasil mengirimkan wahana antariksa ke komet 67P/Churyumov-Gerasimenko dan mengamati komet dari dekat. Wahana antariksa ini bahkan mendarat di permukaan komet untuk mempelajari lebih lanjut tentang komposisi dan sifat fisik komet.

Baca Juga: Jangan Bingung! Ini Perbedaan Meteor, Asteroid, dan Komet

Writer

Eka Dana Kristanto

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya