TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Biawak Sabana, Spesies Asli Afrika yang Dapat Dipelihara

Sang jantan dapat saling berkelahi satu sama lain

Biawak sabana (commons.wikimedia.org/Fiver, der Hellseher)

Biawak sabana merupakan anggota genus varanus dalam famili Varanidae. Nama ilmiah biawak sabana adalah vanarus exanthematicus. Varanus diambil dari bahasa Latin yang mengadopsi kata dari bahasa Arab, waral artinya biawak. Sedangkan exanthematicus berasal dari bahasa Yunani artinya erupsi atau lepuh pada kulit.

Ciri menonjol biawak sabana dengan warna dasar tubuhnya dari kuning muda hingga abu-abu. Di kepalanya bertanda kuning muda, bintik kuning melingkar yang bertepi gelap di punggung berjajar secara simetris dan lidah bercabangnya berwarna biru. Biawak dewasa mencapai panjang maksimum 155 cm dan beratnya antara 11 hingga 13 pon.

Mari temukan beragam hal menarik dari biawak sabana ini ya. Check this out!.

1. Habitat biawak sabana

Biawak sabana (commons.wikimedia.org/FASTILY)

Hewan ini merupakan asli Afrika ditemukan di negara seperti Sudan, Senegal, Kongo, Benin, Togo, Ghana dan dll. Biawak saban hidup di suhu permukaannya bisa melebihi 100 derajat Fahrenheit pada musim panas. Selain itu, hidup di daerah sabana (sesuai namanya), hutan terbuka dan semi gurun, jelas A-z animals.

Kadang-kadang, mereka ditemukan di semak-semak dan pepohonon rendah. Biawak sabana menggunakan kaki kuatnya untuk menggali tanah sebagai tempat tinggal dan area berlindungnya. Kadal ini aktif di siang hari.

2. Jantan bersifat teritorial demi mempertahankan wilayahnya bahkan saling berjibaku

Biawak sabana (commons.wikimedia.org/Sylfred1977)

Dilansir Animal diversity, khusus si jantan, mereka ini teritorial dalam mempertahankan wilayahnya bahkan agresif. Jika dua jantan bertemu akan saling mengintimidasi dan mengancam satu sama lain.

Perkelahian tidak akan terelekan jika gagal memberikan ancaman, bergulat satu sama lain dan saling menggigit. Alhasil dapat menimbulkan luka parah dari kedua pihak.   

3. Melakukan 160 jentikkan lidahnya kepada mangsanya setiap dua menit

Biawak sabana (commons.wikimedia.org/Shizhao)

Setelah mereka menyerang dan menggigit mangsanya, biawak sabana cenderung menjentikkan lidah rata-rata 20 hingga 40 kali dengan total bisa sampai 160 jentikkan setiap dua menit. Mangsanya pada umumnya: mamalia kecil, burung, ular dan kodok.

Adapun cara memakan mangsanya misalnya kaki seribu. Kadal akan menggosokkan dagungnya pada kaki seribu hingga 15 menit sebelum melahapnya demi menghilangkan cairan yang berbahaya bagi si kadal. Yang lainnya, cara untuk memakan siput menggunakan gigi tumpulnya untuk membuka cangkang siput, dikutip Animal spot.

4. Memakan cadangan lemak untuk bertahan hidup selama musim kemarau

Biawak sabana (commons.wikimedia.org/Bjoertvedt)

Pola makan mereka ialah dinamakan sistem pesta dan puasa berdasarkan perubahan musim. Jika memasuki musim hujan, mereka akan mengumpulkan mangsa yang ditaklukan untuk dimakan. Sedangkan ketika musim kemarau, mereka takkan aktif mencari makanan dan hanya memakan cadangan lemak dari yang mereka kumpulkan selama musim hujan.

5. Kulitnya diburu oleh manusia untuk berbagai tujuan

Biawak sabana (commons.wikimedia.org/Exanthematicus)

Biawak sabana mudah ditemukan oleh manusia di dekat tanah berpasir gembur dan area pertanian dengan intensitas rendah. Tujuan perburuan untuk dimakan, dijadikan hewan peliharan dan obat tradisional Tiongkok. Biawak sabana termasuk yang banyak dilibatkan dalam skema perdagangan internasional biawak hidup.

Verified Writer

FAISAL Faitoshi Ahmad

Pecinta: 1. kebudayaan Jepang, 2. sejarah (Nusantara, dunia, dll), 3. Trivia. Seorang self employed yang sedang berjuang untuk sukses.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya