Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Singa laut Selandia Baru (Phocarctos hookeri) juga dikenal sebagai singa laut hooker. Dalam bahasa Maori, hewan ini disebut pakake atau whakahao (jantan) dan rapoko (betina).
Sesuai namanya, singa laut Selandia Baru endemik di pulau Auckland dan Campbell di sub Antartika, kepulauan Enderby, Dundas, pantai pulau selatan dan pulau Stewart. Mereka satu-satunya spesies dari genus Phocarctos. Mereka tersebar di pantai berpasir, rerumputan dan di bawah air.
Singa laut hooker diambil dari nama ahli botani Inggris, Joseph Hooker melakukan ekspedisi yang tiba di Auckland pada 1844. Singa laut Selandia baru dapat hidup selama 23 tahun bagi jantan dan 18 tahun untuk betina. Sebenarnya masih banyak fakta singa laut Selandia Baru lainnya disajikan di sini. Baca selengkapnya yuk!
1. Perbedaan fisik antara jantan dan betina
Singa laut Selandia Baru (commons.wikimedia.org/Pseudopanax) Singa laut Selandia Baru juga salah satu hewan terbesar di Selandia Baru. Seperti segelintir hewan lainnya, hewan ini bisa dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya. Jantan (whakaho) mempunyai panjang dari 200-350 cm dan beratnya mencapai 300-450 kg. Umumnya berwarna cokelat atau hitam dengan surainya mencapai bahu.
Betinanya (rapoko) memiliki panjang 180-200 cm dan beratnya dari 85-160 kg. Ia memiliki warna lebih terang dengan diselubungi abu-abu terutama krem di bagian perutnya dengan pigmentasi lebih gelap di siripnya, dilansir Department of Conservation.
2. Betina membentuk harem terdiri dari beberapa jantan
Singa laut Selandia Baru (commons.wikimedia.org/Tomas Sobek) Betina ditemani oleh seekor jantan dominan cenderung membentuk kelompok hingga 25 ekor jantan. Seperti sebuah kompetisi, jantan lain yang berada dipinggiran akan menantang jantan dominan. Perkelahian fisik tak terelakan dengan sifat agresif terutama si jantan dominan bertarung demi mempertahankan haremnya.
3. Mereka memiliki naluri pulang ke tempat kelahirannya
Singa laut Selandia Baru (commons.wikimedia.org/Bernard Spragg) Dilansir Seal Conservation Society, singa laut Selandia Baru bersifat filopatrik yakni makhluk hidup yang mempunyai keinginan untuk kembali ke tempat kelahirannya. Induk betina akan kembali ke tempat kelahiran anak-anaknya untuk merawat mereka sepanjang tahun.
Sedangkan si jantan khususnya remajanya akan kembali ke tempat lahirnya untuk berkembang biak ketika mereka mencapai kematangan seksual dan sosial.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Kehidupan perkawinan singa laut Selandia Baru
Anak singa laut sedang menyusui induknya (commons.wikimedia.org/Kimberley Collins) Awalnya, jantan akan menunggang betina, lalu si betina akan menyamping dan perkawinan dilakukan di pantai. Setelah kawin, betina biasanya melahirkan dengan berat badan anaknya rata-rata sekitar 10,6 kg dan betinanya sedikit lebih kecil dengan rara-rata 9,7 kg. Perkembangbiakan terjadi selama musim panas.
Sekitar 8-9 hari setelah anaknya lahir, betina akan membawa anak-anaknya menjauh dari pantai untuk menuju ke pedalaman hutan sebagai tempat untuk menaruh anaknya, sementara induknya akan mencari makan dan tentu, anaknya tetap diasuh oleh ibunya.
Anak-anak singa laut mulai menjelajahi air pada usia 4-6 minggu, lalu pelan-pelan menggiring anak-anaknya ke laut. Kemudian akan berpindah ke tempat lain ketika anak-anaknya berumur 2-3 bulan. Betina mencapai kematangan seksual pada usia 3-4 tahun. Sedangkan jantan pada usia 5 tahun.
5. Menyelam ke laut sebanyak 1.200 kaki
Singa laut Selandia Baru (commons.wikimedia.org/Prof. Chen Hualin) Sea history menyebut, singa laut ini dapat menyelam setidaknya dengan kedalaman 1.200 kaki untuk mengincar hewan seperti burung laut, ikan flounder, cumi-cumi, gurita dan kepiting. Selain itu mereka memakan ikan kuda Antartika, ikan gigi Patagonian, krustasea, cephalopoda dan anjing laut berbulu Selandia Baru.
