TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perbedaan Riau dan Kepulauan Riau, Jangan Sampai Salah Sebut!

Bumi Lancang Kuning Vs. Negeri Segantang Lada

Istana Siak, Riau dan Bundaran Dompak, Kepri (commons.wikimedia.org/Wagino_20100516 | commons.wikimedia.org/Provincial Government of the Riau Islands)

Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) merupakan dua provinsi di Indonesia yang kerap dianggap sama. Apalagi keduanya memiliki nama yang mirip dan letaknya berdekatan. Wajar saja, jika banyak orang menganggapnya sebagai daerah yang sama.

Walau sama-sama menggunakan Riau dalam namanya, ternyata Provinsi Riau dan Kepri merupakan dua wilayah berbeda. Lantas, apa yang membedakan keduanya? Yuk, simak ulasan berikut sampai selesai.

1. Sejarah terbentuknya

lambang Provinsi Riau dan Kepulauan Riau (commons.wikimedia.org/Gunkarta | commons.wikimedia.org/RaFaDa20631)

Provinsi Riau ditetapkan melalui Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 yang kemudian, disahkan sebagai Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958. Riau dinyatakan sebagai provinsi mandiri terhitung sejak 7 Agustus 1957. Mr. SM Amin ditugaskan sebagai Gubernur KDH Provinsi Riau pertama kali pada 1958. 

Provinsi ini pernah beribu kota di Tanjungpinang, lalu dipindah ke Pekanbaru. Secara administratif, Riau terdiri dari 12 kota dan kabupaten. Ada Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kampar, Kepulauan Meranti, Kuantan Singingi, Pelalawan, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Siak, Dumai, dan Pekanbaru.

Berbeda dengan Kepulauan Riau yang lebih muda dan pernah menjadi bagian dari Provinsi Riau. Kepulauan Riau menjadi provinsi mandiri ke-32 di Indonesia, setelah ditetapkan DPR RI berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002, tepatnya 24 September 2002. Secara administratif, provinsi itu diresmikan pada 1 Juli 2004 dan beribu kota di Tanjungpinang.

Jumlah kabupaten dan kota di Kepulauan Riau lebih sedikit dari Riau, yakni 5 kabupaten dan 2 kota. Jumlah tersebut sudah termasuk Kepulauan Anambas yang merupakan pemekaran dari Natuna, dibentuk pada akhir 2008 silam. Lebih jelasnya ada Bintan, Karimun, Natuna, Lingga, Tanjungpinang, Batam, dan Kepulauan Anambas.

2. Kondisi geografis

Peta Provinsi Riau dan Kepulauan Riau (tangkapan layar Google Maps)

Daratan Riau sebelah barat merupakan bagian dari lereng Bukit Barisan, sedangkan bagian timur berbatasan dengan Selat Malaka. Wilayahnya dihiasi oleh beberapa aliran sungai yang membelah Bukit Barisan, bermuara ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Terdapat empat sungai penting di Riau, yakni Sungai Siak, Rokan, Kampar, dan Indragiri yang panjangnya mencapai 300-500 km.

Provinsi seluas 87.023,66 km² itu didominasi oleh daratan. Mengutip laman laman resmi BPS Riau, pada 2022 tercatat 144 pulau yang tersebar di seluruh wilayah provinsi. Pulau-pulau yang terpisah dari daratan utama banyak ditemukan di Pelalawan dan Rokan Hilir.

Sebaliknya, sekitar 96 persen wilayah Kepulauan Riau berupa perairan dan sisanya pulau-pulau kecil. Seperti Selat Singapura yang menjadi batas geografis antara Kepri dan Singapura. Sedangkan bagian Laut Cina Selatan menjadi perbatasan antara Kepri dengan Vietnam dan Kamboja.

Kepri memiliki luas wilayah 27.355 km², luasannya tidak sampai setengah dari Riau. Menurut laman resmi Pemerintah Kepulauan Riau, terdapat 2.408 pulau besar serta kecil, sekitar 30 persen di antaranya belum bernama. Gak heran kalau Kepri berada di urutan kedua setelah Papua Barat sebagai provinsi yang memiliki pulau terbanyak di Indonesia.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Provinsi Kepulauan Riau yang Perlu Kamu Tahu

3. Keragaman budaya

MTQ Complex, Riau dan Masjid Raya Sultan Riau, Kepulauan Riau (commons.wikimedia.org/SpartacksCompatriot | commons.wikimedia.org/Herusutimbul)

Riau maupun Kepri memang dikenal dengan budaya melayu, tapi keduanya memiliki perbedaan dalam keragaman budaya. Kebudayaan masyarakat Riau lebih beragam dengan adanya penduduk asli Melayu dan Ocu, sejumlah masyarakat suku Minangkabau juga mendiami provinsi ini. Sedangkan Kepri memiliki budaya Melayu yang lebih kental, berakar dari Kerajaan Melayu yang pernah menguasai Pulau Bintan, Penyengat, dan Daik Lingga.

Kamu dapat melihat perbedaannya dari bahasa yang mereka gunakan. Masyarakat Riau di ibu kota provinsi dan sekitarnya banyak penutur bahasa Minang yang dipadukan dengan bahasa Indonesia. Sedangkan masyarakat pesisir lebih banyak penutur bahasa Melayu, berbeda dengan bahasa Ocu yang penuturnya banyak bermukim di Kampar dan Kuansing.

Bahasa Melayu merupakan bahasa yang dominan dituturkan di seluruh Kepulauan Riau. Namun, mereka tetap memiliki logat daerah masing-masing yang khas. Tentunya tetap disertai penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya