TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Menarik Marcus Aurelius, Sang Kaisar-Filsuf Romawi Terbijak

Buku hariannya pernah jadi yang terlaris di dunia

history.com

Romawi memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangan peradaban dunia. Mereka merupakan salah satu peradaban paling kuat yang pernah menguasai dunia hingga lima abad lamanya. 

Salah satu masa keemasan Romawi terjadi di era Kekaisaran, di mana mereka mampu memperluas daerah kekuasaannya. Dari deretan para Kaisar yang pernah bertakhta, dikenal istilah "Lima Kaisar Baik" yang sangat berkontribusi besar dalam kemajuan Romawi.

Dan salah satunya adalah Marcus Aurelius (161-180 M). Sosoknya menjadi sangat populer di mata dunia karena tidak hanya Kaisar, ia juga adalah sosok filsuf Stoic yang bijaksana. Berikut fakta menariknya.

1. Berasal dari keluarga terkemuka Romawi

bbc.com

Marcus Aurelius lahir pada 26 April 121 M di kota Roma. Dia memiliki nama lengkap yang cukup panjang yaitu Caesar Marcus Aurelius Antoninus Augustus. Dia berasal dari keluarga terkemuka Romawi.

Kakek dari pihak ayahnya pernah menjabat sebagai konsul sebanyak tiga kali, dan nenek dari pihak ibu adalah pewaris salah satu kekayaan Romawi yang paling besar. Dia juga memiliki paman bernama Aurelius Antoninus yang kemudian akan menjadi Kaisar Romawi.

Baca Juga: 8 Pelajaran Berharga yang Bisa Kita Petik dari Keruntuhan Romawi Kuno

2. Diangkat anak oleh Antoninus Pius untuk disiapkan sebagai calon Kaisar Romawi

ancientrome.ru

Sejak kecil Marcus Aurelius dikenal sebagai seorang yang cerdas dan pekerja keras.  Sifatnya inilah yang kemudian membuat Kaisar Hadrian tertarik kepadanya. Setelah pilihannya untuk calon penggantinya meninggal, Hadrian mengadopsi Titus Aurelius Antoninus (yang akan dikenal sebagai Kaisar Antonius Pius) untuk menggantikannya sebagai seorang kaisar.

Hadrianus juga mengatur agar Antoninus mengadopsi Marcus Aurelius dan putra dari calon pengganti sebelumnya. Sekitar usia 17, Marcus Aurelius menjadi putra Antoninus. Dia bekerja bersama ayah angkatnya sambil mempelajari cara-cara pemerintahan dan urusan publik.

3. Memasuki dunia politik

Illustrasi via oup.com

Pada 140, Marcus Aurelius menjadi konsul, atau pemimpin senat - jabatan yang akan dipegangnya dua kali lagi dalam masa hidupnya. Ketika tahun-tahun berlalu, ia menerima lebih banyak tanggung jawab dan kekuasaan resmi, dan berkembang menjadi orang kepercayaan Antoninus.

Marcus Aurelius juga melanjutkan studi filosofisnya dan mengembangkan minat dalam hukum. Seiring dengan karirnya yang berkembang, Marcus Aurelius kemudian menikahi Faustina, putri kaisar, pada tahun 145. Bersama-sama mereka memiliki 12 anak, meskipun beberapa tidak hidup lama. Yang paling terkenal adalah putri mereka Lucilla dan putra mereka Commodus, yang menjadi penerus Marcus.

4. Menjadi Kaisar Romawi

history.com

Setelah Antoninus Pius meninggal pada tahun 161, Marcus Aurelius naik takhta dan secara resmi dikenal sebagai Marcus Aurelius Antoninus Augustus. Sementara beberapa sumber menyatakan bahwa Antoninus memilihnya sebagai satu-satunya penerusnya, Marcus Aurelius bersikeras bahwa saudara lelakinya yang diadopsi berperan sebagai wakil pemimpinnya.

Saudaranya adalah Lucius Aurelius Verus Augustus. Keduanya kemudian memimpin Kekaisaran Romawi bersama-sama. Verus mengawasi upaya perang sementara Marcus Aurelius tinggal di Roma mengurusi pemerintahan. 

5. Pemerintahannya dipenuhi perang dan melawan penyakit

paradoxplaza.com

Berbeda dengan pemerintahan Antoninus yang damai dan makmur, pemerintahan bersama kedua bersaudara itu ditandai oleh perang dan penyakit. Pada 160-an, mereka bertarung dengan kekaisaran Parthia untuk menguasai tanah di Timur.

Tentara yang kembali dari perang justru membawa beberapa jenis penyakit, yang bertahan bertahun-tahun dan memusnahkan sebagian penduduk. Ketika Perang Parthia berakhir, kedua penguasa harus menghadapi konflik militer lain dengan suku-suku Jerman di akhir 160-an.

Suku-suku Jerman menyeberangi Sungai Danube dan menyerang kota Romawi. Setelah mengumpulkan dana dan pasukan yang diperlukan, Marcus Aurelius dan Verus pergi untuk melawan para penjajah. Verus meninggal pada tahun 169 sehingga Marcus Aurelius berjuang sendirian, berusaha mengusir bangsa Jerman.

6. Kematian Marcus Aurelius

wikipedia.org

Ketika sekali lagi berperang melawan suku-suku Jerman, Marcus Aurelius menjadikan putranya Commodus sebagai wakil pemimpinnya pada tahun 177. Bersama-sama mereka melawan musuh utara kekaisaran. Marcus Aurelius bahkan berharap untuk memperluas perbatasan kekaisaran melalui konflik ini, tetapi Marcus Aurelius tidak hidup cukup lama untuk melihat visi ini selesai.

Marcus  Aurelius meninggal pada 17 Maret 180. Putranya Commodus kemudian menjadi kaisar dan segera mengakhiri upaya militer di utara.

Baca Juga: 5 Pandangan Filsafat Stoicisme Ini Dijamin Bikin Hidupmu Adem Ayem

Verified Writer

Ganjar Firmansyah

A Reader who love hiking hitchiking camping and other-Ings

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya