TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perokok Harus Tahu! Dampak Asap Rokok Berisiko pada Siapa pun

Bahaya asap rokok tak mengenal usia dan gender 

Merokok bersama (pexels.com/cottonbro studio)

Rokok merupakan suatu produk tembakau kering digulung dalam kertas yang biasanya dibakar untuk dihirup perokok. Kebiasaan ini banyak dilakukan masyarakat dunia karena memberikan efek tenang dan rileks. Namun, para perokok seringkali kurang memahami sejauh mana asap rokok yang dihasilkan dapat memengaruhi lingkungan sekitarnya.

Nyatanya, asap rokok tidak hanya dirasakan oleh perokok aktif, tetapi sisa kontaminasinya dirasakan juga oleh orang sekitar, bahkan menempel di permukaan dan ruang meskipun orang tersebut sudah pergi. Asap rokok tidak terlihat, dan diketahui ada tiga sisi sumber asap rokok yang membahayakan dan sering terabaikan. Berikut ini penjelasannya.

1. Dampak langsung (firsthand) 

Ilustrasi perokok aktif (pexels.com/lil artsy)

Asap rokok firsthand adalah asap yang dihirup langsung oleh perokok saat merokok. Asap ini mengandung berbagai zat kimia berbahaya, termasuk tar, karbon monoksida, amonia, dan benzena, yang masuk ke dalam paru-paru dan kemudian menyebar ke dalam tubuh melalui aliran darah.

WHO melansir lebih dari 4000 bahan kimia telah diidentifikasi dalam asap rokok, ratusan di antaranya beracun dan puluhan lainnya diketahui menyebabkan berbagai jenis kanker. Selain itu, asap rokok juga dapat menyebabkan masalah pernapasan, termasuk asma dan bronkitis. Rokok meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung 2-4 kali lipat, dan meningkatkan risiko kanker paru-paru hingga 25 kali lipat.

2. Dampak tidak langsung (secondhand) 

Ilustrasi perokok aktif dan pasif (pixabay.com/geralt)

Meskipun perokoklah yang paling rentan terhadap dampak dari asap rokok, tapi paparannya juga dapat membahayakan kesehatan orang-orang di sekitar perokok. Asap rokok secondhand disebut juga "asap rokok sampingan" yang dihasilkan oleh perokok dan terhirup oleh orang lain yang berada di sekitarnya tanpa sengaja dan tidak sadar. Mereka bisa disebut perokok pasif karena dapat menghirup zat-zat kimia berbahaya serupa dengan perokok aktif.

Perokok pasif secara tidak langsung memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan yang sama. Dilansir Guardian Liberty Voice, jika “tidak ada yang merokok” setidaknya satu dari setiap tiga kematian di Amerika Serikat dapat dicegah, di mana non perokok 12-13 kali lebih kecil kemungkinannya meninggal akibat penyakit pernapasan daripada perokok aktif.

Bayi dan anak-anak yang terpapar asap rokok saat masih dalam kandungan atau di sekitar perokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk kelahiran prematur, rendahnya berat badan lahir, dan kematian bayi mendadak (SIDS).

3. Dampak tertunda (thirdhand) 

Ilustrasi asap rokok (pexels.com/Bob Price)

Asap rokok thirdhand adalah residu dari asap rokok yang menempel pada benda-benda dan permukaan setelah asap tersebut menguap. Residu ini terdiri dari partikel kecil seperti debu dan zat kimia yang dapat tetap menempel pada permukaan dan benda-benda di sekitar tempat perokok merokok. Zat kimia ini dapat terus melepaskan bau asap rokok dan menjadi sumber paparan yang berbahaya bagi kesehatan manusia bahkan setelah asap rokok telah hilang atau perokok telah pergi. Dampak ini tidak dirasakan langsung (tertunda dan tersembunyi), tetapi memiliki efek jangka panjang selama bertahun-tahun.

Sebuah studi yang dilakukan Johnathan Winickoff dari Harvard Cancer Center, mengungkap adanya racun asap rokok yang tertinggal di pakaian, karpet, sofa, dan lain-lain. Apabila menumpuk berlapis-lapis, paparannya dikaitkan dengan penurunan IQ. Beberapa senyawa berbahaya dalam asap rokok adalah sianida dan arsenik. Sianida biasa digunakan dalam senjata kimia yang mencegah oksigen dilepaskan ke dalam jaringan, sementara arsenik digunakan untuk membunuh tikus.

4. Dampak besar pada kesehatan 

Ilustrasi dokter memegang hasil x-ray (pexels.com/Anna Shvets)

Tingkat risiko kesehatan akibat asap rokok dapat bervariasi sempanjang rentang usia, dan beberapa kondisi kesehatan mungkin lebih sering terjadi pada kelompok usia tertentu. Asap rokok diduga menjadi penyebab nomor satu sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), karena pernapasan bayi yang cepat, mereka mendapatkan paparan 20 kali lebih banyak daripada orang dewasa di ruangan sama.

Paparan asap rokok pada anak dapat menyebabkan masalah pernapasan, seperti penurunan fungsi paru-paru, peningkatan risiko asma, dan penyakit paru-obstruktif kronis (PPOK). Sementara, masalah paparan pada remaja dapat memengaruhi perkembangan otak, kecanduan nikotin, serta memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan.

Bagi orang dewasa, asap rokok menyebabkan berbagai risiko penyakit, seperti jantung, stroke, penggumpalan darah, dan kanker. Bahkan, WHO melansir rokok membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Lebih dari 7 juta dari kematian tersebut adalah akibat dari penggunaan tembakau langsung, sementara sekitar 1,2 juta adalah akibat dari perokok pasif yang tidak merokok. Semua jumlah itu menunjukkan rokok adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar yang pernah dihadapi dunia.

Baca Juga: 7 Tips Atasi Bau Mulut Saat Puasa, Hindari Merokok!

Writer

Hanna Ridha

“If you're overthinking, write. If you're underthinking, read.”

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya