TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Teori Hilangnya Pilot Amelia Earhart, Ulah Kepiting Raksasa? 

Hinggi kini masih menjadi misteri

Amelia Earhart berdiri di depan Lockheed Electra (Flickr.com/NASA on The Commons)

Dunia penerbangan sangat bangga memiliki Amelia Earhart, perempuan pertama yang berhasil menerima Distinguished Flying Cross (penghargaan penerbang dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat). Namun, sekaligus berduka karena Amelia tidak pernah kembali dari ekspedisi terakhirnya.

Pagi hari pada tanggal 2 Juli 1937, Earhart dan navigatornya, Fred Noonan, lepas landas dari Papua Nugini untuk melakukan ekspedisi mengelilingi dunia.

Namun, Lockheed Electra 10E, pesawat yang dikendalikan Earhart tidak pernah sampai pada tujuan terakhirnya, pulau Howland. Penjaga pantai hingga Angkatan Laut Amerika Serikat telah menyisir rute penerbangan mereka, tapi tidak membuahkan hasil. Hingga, 5 Januari 1939, pengadilan secara resmi menyatakan kematian Earhart secara hukum.

Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Simak 5 teori berikut yang menjelaskan hilangnya Earhart!

1. Jatuh di Samudra Pasifik

penyampaian hasil ekspedisi hilangnya Amelia Earhart (nauticos.com/National Geographic)

Angkatan Laut Amerika Serikat secara resmi menyampaikan bahwa pesawat Earhart jatuh karena kehabisan bahan bakar. Perkiraan lokasi jatuhnya pesawat berada di samudra Pasifik sekitar pulau Howland, tujuan akhir ekspedisi Earhart.

Tahun 2002, Nauticos, perusahaan perlengkapan dan penelitian bawah laut, melakukan pencarian besar-besaran bangkai pesawat Earhart. Pencarian dilakukan dengan menggunakan sistem sonar teknologi tinggi yang mampu menjangkau hingga kedalaman 630 mil dari dasar laut sekitar pulau Howland.

Pencarian juga pernah dilakukan oleh Waitt Institute, perusahaan ekspedisi bawah laut, dengan bantuan robot laut dalam. Bahkan, robot ini telah menyisir kedalaman laut seluas wilayah Delaware (negara bagian Amerika Serikat).

Sayangnya, semua ekspedisi ini tidak memberikan hasil yang memuaskan. Tidak ada yang bisa menemukan dan memastikan lokasi jatuhnya pesawat Earhart.

2. Bukan tenggelam, tapi mendarat darurat di pulau terpencil

Nikumaroro (commons.wikimedia.org/P Minton)

Suami Earhart, George P. Putnam, meyakini bahwa Earhart tidak jatuh ke laut, tetapi melakukan pendaratan darurat di suatu pulau. Keyakinan Putnam didukung oleh banyaknya laporan amatir yang menyampaikan pesan dari radio pesawat yang hilang. Putnam menjelaskan, jika pesawat jatuh ke dalam laut, maka tidak mungkin ada laporan seperti itu karena baterai radio akan mati terendam air.

Pada tahun 1989, sebuah organisasi bernama International Group for Historic Aircraft Recovery (TIGHAR) meluncurkan ekspedisi pertamanya ke Nikumaroro, pulau kecil yang terbentuk oleh karang koral yang masih merupakan bagian dari Kiribati.

Ekspedisi TIGHAR menyimpulkan bahwa Earhart tidak berhasil menemukan pulau Howland, sehingga mereka melanjutkan perjalanan ke Selatan sejauh 350 mil laut dan mendarat darurat di Nikumaroro. TIGHAR yakin jika Earhart pernah hidup di Nikumaroro dan akhirnya mati di sana.

3. Penyelamatan yang tidak pernah datang dan akhir hidup Earhart

Permukaan Nikumaroro (tighar.org/wiki/Moleski)

Pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat pernah terbang di atas pulau Nikumaroro pada tanggal 9 Juli 1937, mereka melihat tanda-tanda kehidupan di sana, tepatnya setelah seminggu Earhart hilang. Namun, mereka tidak melihat adanya tanda-tanda pesawat jatuh di pulau itu.

Teori ini mengasumsikan Earhart pernah hidup di pulau itu sebagai orang terlantar. Earhart tidak memiliki ketersediaan air yang cukup dan hanya mengandalkan turunnya hujan untuk keperluan air sehari-hari. Earhart juga diperkirakan memenuhi kebutuhan makanan dengan berburu dan memasak ikan kecil, burung laut, penyu, dan kerang.

Namun, karena tidak pernah mendapatkan bantuan, akhirnya Earhart diperkirakan mati saat berupaya bertahan hidup di Nikumaroro.

4. Mata-mata Amerika yang disandera Jepang

Pulau Saipan pada masa perang (commons.wikimedia.org/GravityIsForSuckers)

Teori ini mengasumsikan Earhart tidak pernah pergi ke Pulau Howland, melainkan menuju utara ke Kepulauan Marshall yang saat itu dikuasai Jepang. Setibanya di pulau itu, Earhart disandera oleh Jepang karena diduga sebagai mata-mata Amerika Serikat. Jepang kemudian memenjarakan Earhart di pulau Saipan seumur hidupnya.

Di sisi lain, Rollin C. Reineck, pensiunan kolonel Angkatan Udara Amerika, menulis buku “Amelia Earhart Survived” yang menggambarkan skenario di mana Earhart membuang pesawatnya di Kepulauan Marshall dan kembali ke Amerika dengan nama samaran untuk alasan keamanan nasional.

Baca Juga: 6 Misteri Gunung Sinabung yang Sering Diceritakan, Fakta atau Mitos?

Verified Writer

Helmi Elena

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya