TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Fakta Menarik Hujan, Fenomena Alam yang Sering Dijumpai 

Fenomena alam akrab di keseharian kita

ilustrasi kehujanan (pexels.com/Aleksandar Pasaric)

Hujan merupakan fenomena alam yang sudah sangat akrab dalam kehidupan kita. Hampir di seluruh penjuru dunia, kita mengenal dan sering menjumpai guyuran air dari langit ini. Sebagai negara tropis dengan dua musim, Indonesia pun tak luput dari guyuran hujan yang datang silih berganti sepanjang tahun.

Meski sudah biasa menjumpai dan merasakan rinai hujan, ternyata masih banyak fakta menarik dibalik terjadinya fenomena alam ini. Mulai dari proses pembentukannya di awan hingga dampaknya bagi kehidupan di bumi. Pemahaman kita tentang hujan dan segala proses di balik guyurannya masih terus berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan.

Nah, beberapa fakta menarik dan jarang diketahui berikut ini mungkin bisa memperluas wawasan kita tentang hujan sebagai bagian dari siklus air di bumi.

1. Bisa terjadi dalam berbagai bentuk

ilustrasi hujan beku (unsplash.com/Osman Rana)

Hujan tidak hanya berbentuk tetesan air, tetapi juga dapat turun dalam bentuk es dan salju. Hujan es terjadi saat uap air di atmosfer membeku sebelum mencapai permukaan bumi. Sementara itu, hujan salju terbentuk ketika uap air di atmosfer membeku pada ketinggian yang lebih tinggi, lalu mencair saat turun menuju permukaan bumi.

Dilansir Study.com, jenis curah hujan yang turun bergantung pada suhu udara dan proses pembentukan awan. Berbagai bentuk curah hujan meliputi hujan air, salju, hujan es, hujan beku, gerimis, dan kristal es. Curah hujan beku memiliki mekanisme terbentuk yang berbeda dari tetesan cairan.

Proses terbentuknya hujan es dan salju dijelaskan melalui Mekanisme Bergeron-Findeisen. Mekanisme ini menggambarkan bagaimana uap air dapat berubah menjadi es secara langsung karena tingkat kejenuhan uap air yang tinggi terhadap es atau penguapan air pada suhu sangat dingin, jauh di bawah titik beku air. Uap air tersebut kemudian mengkristal menjadi butiran es.

2. Dapat turun di semua tempat di muka bumi

ilustrasi hujan di danau (pexels.com/Gabriela Palai)

Sebagai bagian dari siklus air, hujan mampu turun hampir di seluruh permukaan bumi. Hujan dapat turun di berbagai lokasi geografis mulai dari pegunungan, dataran rendah, hingga laut lepas. Hujan juga kerap terjadi di kota-kota besar yang padat penduduk sekalipun.

Hal ini dikarenakan hujan terbentuk dari awan tumpuk yang mengandung banyak uap air. Proses pembentukan awan hujan ini dapat terjadi di mana saja sepanjang ada uap air dan pendinginan suhu di atmosfer. Oleh karena itu, hampir semua wilayah di bumi pernah mengalami curah hujan, meskipun intensitasnya berbeda-beda tergantung kondisi geografis dan iklim setempat.

3. Berlansung dengan berbagai durasi

ilustrasi hujan (unsplash.com/Santiago Martin)

Berdasarkan lamanya, hujan dapat dikategorikan menjadi hujan singkat, hujan sedang, dan hujan lebat yang berkepanjangan. Hujan singkat umumnya hanya berlangsung beberapa menit saja dengan intensitas ringan hingga sedang. Sementara itu, hujan lebat mampu terjadi hingga berjam-jam bahkan berhari-hari dengan intensitas tinggi.

Durasi atau lamanya curah hujan ditentukan oleh seberapa banyak uap air yang mengembun di awan dan seberapa cepat tetesan air jatuh ke permukaan bumi. Bila pembentukan tetesan airnya masif dan cepat, curah hujan pun akan semakin deras dan lebat. Sebaliknya, hujan akan berlangsung relatif singkat bila hanya sedikit uap air yang mengalami kondensasi.

Verified Writer

Huda Santri Adji

Suka menulis konten artikel menarik dari berbagai topik (seperti science, relationship, travel, food, dll). Semoga memberikan manfaat untuk pembaca semua.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya