TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Duh, Efek Buruk Declawing Makin Merusak Kucing Liar Besar!

Bentuk kekejaman terhadap hewan

harimau di Nagzira Wildlife Sanctuary, India (commons.wikimedia.org/Vijaymp)

Praktik declawing atau mencabut cakar kucing jadi hal yang kontroversial. Beberapa orang merasa perlu mencabut cakar kucing piaraannya karena kesal si kucing sering mencakar orang atau perabotan rumah tangga. Padahal, declawing ini sangat bahaya bagi si kucing dan tergolong bentuk kekejaman terhadap hewan. 

Kucing liar besar pun gak luput dari sasaran declawing. Anak-anak kucing liar besar seperti singa dan harimau yang hidup di penangkaran dicabut cakarnya supaya gak melukai orang yang ingin mengajaknya berfoto atau demi tujuan hiburan lainnya. Mirisnya, studi terbaru menemukan kalau efek declawing makin dahsyat dan melumpuhkan kalau dilakukan pada kucing liar besar. Simak penjelasannya berikut ini!

1. Declawing bukan memotong cakar, melainkan memutus tulang

anak harimau bermain (pixabay.com/garten-gg-201217)

Kalau kamu berpikir declawing itu sama saja seperti saat kita memotong kuku, kamu salah. Adam Hartstone-Rose, seorang profesor ilmu biologi North Carolina State University, mengungkapkan lewat laman Phys.org, kalau declawing itu menghilangkan sebagian atau seluruh tulang terakhir dari jari kucing. Seperti manusia, kucing punya tiga tulang di tiap jarinya. Nah, declawing memutus tulang ketiga paling ujung dari jarinya itu. 

Dilansir laman Forbes, diperkirakan 20—25 persen kucing rumahan di Amerika Serikat sudah dicabut cakarnya melalui operasi yang disebut onikektomi ini. Prosedur pembedahan ini menyebabkan banyak kucing mengalami pendarahan, gak bisa berjalan normal, infeksi, sampai nyeri kaki dan punggung sepanjang hidupnya. Kalau efeknya sebesar ini pada kucing sekecil kucing peliharaan, bagaimana efeknya pada kucing liar besar seperti singa dan harimau?

Gak seperti kucing rumahan, kucing besar seperti singa dan harimau punya ukuran tapak kaki yang lebih kecil secara relatif dibandingkan ukuran dan massa tubuhnya. Jadi, kakinya menahan lebih banyak tekanan. Para peneliti menduga kalau efek declawing bakal lebih besar pada kucing-kucing liar ini.

Baca Juga: Tinggalnya di Hutan, Kenapa Harimau Warnanya Oranye Mencolok?

2. Efek declawing lebih merusak pada kucing besar

Singa jantan merenggangkan tubuhnya. (commons.wikimedia.org/Yathin S Krishnappa)

Berangkat dari dugaan itu, para peneliti mengamati anatomi otot lebih dari belasan jenis kucing liar, mulai dari yang ukurannya kecil seperti bobcat, serval, dan ocelot, sampai yang ukurannya besar seperti singa dan harimau. Peneliti mengukur kepadatan dan massa otot, juga serat otot dari kucing liar yang masih bercakar dan yang gak lagi bercakar. Hasil penelitian ini diterbitkan jurnal Animals pada Juli 2023 lalu. 

Dilansir laman Phys.org, para peneliti menemukan kalau declawing menyebabkan otot digital flexor pada kaki depan kucing 73 persen lebih ringan. FYI, otot ini terlibat saat kucing mengeluarkan cakar dari sarung kulitnya. Penelitian ini juga menemukan kalau kekuatan sepasang kaki depan kucing besar berkurang sebanyak 46—66 persen.

Dari hasil penelitian ini, para peneliti menyimpulkan kalau declawing punya dampak yang jauh lebih besar pada kemampuan otot kucing liar besar. Defisiensi otot ini juga gak diimbangi oleh otot-otot lain pada kaki depannya. Alhasil, declawing punya dampak yang lebih merusak dari segi fungsional pada kucing besar seperti harimau dibandingkan dengan yang dialami oleh kucing rumahan.

Verified Writer

Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya