TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dikira Punah, Merpati Langka Ini Tertangkap Kamera Peneliti

Bak menemukan unicorn!

delimukan dewata tengkuk-putih di Kebun Binatang Cincinnati (commons.wikimedia.org/Photo by Greg Hume)

Tim ekspedisi yang terdiri dari peneliti dan konservasionis berhasil menangkap gambar burung merpati langka di Pulau Fergusson, Papua Nugini. Salah satu anggota tim menyebut penemuan ini bagaikan menemukan unicorn. Pasalnya, burung ini "menghilang" sejak pertama kali didokumentasikan lebih dari seabad yang lalu.

Para ahli pun tak banyak mengetahui tentang spesies misterius ini. Namun, mereka meyakini kalau populasinya di Pulau Fergusson sangatlah rendah. Penemuan menggembirakan ini menjadi langkah awal penyelamatan sekaligus memberikan harapan bagi spesies-spesies "hilang" lainnya. 

1. Dokumentasi pertama sejak 1882

Dilansir laman Science Alert, seekor burung black-naped pheasant pigeon atau delimukan dewata tengkuk-hitam tertangkap kamera perangkap yang dipasang oleh tim ekspedisi di hutan pedalaman Pulau Fergusson, Papua Nugini. Di dalam video, merpati langka itu tampak berjalan sambil menggoyangkan ekornya ke atas dan ke bawah. 

Tim ekspedisi, yang terdiri dari Museum Nasional Papua Nugini, Laboratorium Ornitologi Ornell, dan American Bird Conservancy, tiba di Pulau Fergusson awal September lalu. Usai melakukan pencarian selama sebulan, mereka berhasil membuktikan keberadaan burung yang dikira punah ini. Foto dan video tersebut menjadi dokumentasi ilmiah pertama yang didapat para ilmuwan sejak 1882, saat si tengkuk-hitam pertama kali dideskripsikan. 

Baca Juga: 11 Potret Burung Lucu Paling Dramatis, tapi Bikin Ngakak

2. Bak menemukan unicorn

delimukan dewata tengkuk-putih di Kebun Binatang San Diego (commons.wikimedia.org/FASTILY)

Jordan Boersma, peneliti dari Universitas Cornell yang menjadi salah satu pemimpin tim ekspedisi, sempat berpikir kalau peluang untuk menangkap foto burung tersebut cuma kurang dari satu persen. Jordan mengaku tertegun saat melihat foto si tengkuk-hitam.

Senada dengannya, John C Mittermeier pun terkesima. Ahli ornitologi dan konservasionis dari American Bird Conservancy sekaligus pemimpin tim ekspedisi tersebut merasa seperti menemukan unicorn saat melihat foto-fotonya. 

“Ini seperti momen yang kamu impikan sepanjang hidupmu sebagai konservasionis dan pengamat burung,” tutur John, dilansir laman abcbirds.org.

3. Merpati langka yang tak biasa

delimukan dewata tengkuk-hijau berjalan (commons.wikimedia.org/Vauxford)

Delimukan dewata sendiri merupakan jenis burung merpati yang unik. Tak seperti burung merpati pada umumnya, merpati satu ini habiskan sebagian besar waktunya mencari makan di tanah.

Bentuk tubuhnya juga lebih mirip ayam hutan daripada merpati. Tubuhnya tampak gemuk dengan bentuk sayap bulat. Warna bulunya juga didominasi hitam dan cokelat. Karenanya, merpati ini dinamakan pheasant pigeon dalam bahasa Inggris. Kata pheasant sebenarnya digunakan untuk menyebut jenis unggas dari keluarga Phasianidae atau keluarga ayam. 

4. Ia merupakan 1 dari 4 subspesies, sementara 3 lainnya ada di Indonesia

delimukan dewata beristirahat (commons.wikimedia.org/Charles Patrick Ewing)

Dalam keluarga burung merpati, Columbidae, delimukan dewata jadi satu-satunya anggota genus Otidiphaps. Dilansir laman World Bird Names, mereka terbagi jadi empat subspesies:

  • delimukan dewata tengkuk-putih (Otidiphaps nobilis aruensis),
  • delimukan dewata tengkuk hijau (O. n. nobilis),
  • delimukan dewata tengkuk-abuabu (O. n. cervicalis), dan
  • delimukan dewata tengkuk-hitam (O. n. insularis).

Tiga subspesies yang disebutkan pertama tinggal di sekitar Kepulauan Maluku dan Papua, Indonesia. Sementara, delimukan dewata tengkuk-hitam hidup terpencil di Pulau Fergusson, Papua Nugini. 

Baca Juga: 7 Jenis Burung Ini Sangat Berbahaya, Galak dan Bisa Bikin Terluka!

Verified Writer

Ina Suraga

Business inquiries: suraga.ina@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya