Sedih, Topeng Monyet Lebih Stres dari Saudaranya yang Hidup Bebas
Isu ini menyangkut kesejahteraan pawang monyet juga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesenian tradisional topeng monyet sudah lama menghibur masyarakat. Namun, di balik hiburan yang diberikan, terdapat penderitaan tersembunyi di balik tampang yang kita anggap imut dan lucu. Pertunjukan ini gak cuma ada di Indonesia. Budaya ini juga tersebar di penjuru Asia Selatan dan Asia Tenggara, salah satunya di Pakistan. Di luar negeri, pertunjukan ini dikenal dengan nama dancing monkey atau 'monyet menari'.
Seorang peneliti dari Universitas Glasgow, Inggris, yang dibesarkan di Pakistan mencoba mencari tahu penderitaan monyet-monyet yang dimanfaatkan dalam pertunjukan ini. Dari sampel rambut, peneliti menganalisis kadar hormon stres yang ada pada monyet-monyet ini. Hasilnya seperti yang sudah bisa kita duga. Simak penjelasannya berikut ini!
1. Dipisahkan dari induk sejak kecil sampai usia yang lebih pendek
Gak jauh beda seperti di Indonesia, pertunjukan topeng monyet di Pakistan juga dilakukan dengan cara yang sama. Leher monyet-monyet ini dirantai supaya gak kabur. Sedari kecil, mereka diajari gerakan tarian, trik, dan akrobat yang dianggap imut seta lucu. Monyet-monyet ini juga diambil dari alam liar sejak masih bayi dan dipisahkan dari induknya.
Di Indonesia, jenis monyet yang digunakan biasanya monyet kra atau monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Kalau di Pakistan, mereka memanfaatkan monyet resus (Macaca mulatta) yang asli Asia Selatan, Asia Tengah, dan beberapa wilayah di Timur Tengah. Menurut laman Phys.org, monyet resus banyak dikenal di seluruh dunia karena keimutan dan kecerdasannya. Mereka juga dimanfaatkan sebagai hewan peliharaan sampai hewan uji laboratorium.
Monyet-monyet dalam pertunjukan topeng monyet dan monyet menari umumnya menunjukkan tanda-tanda ketakutan serta tindakan agresif selama pertunjukan. Kondisi tubuhnya pun buruk. Mereka juga menunjukkan perilaku abnormal, seperti mengisap jari atau menggigit dirinya sendiri. Monyet-monyet ini rata-rata punya rentang hidup sampai usia 12 tahun saja, sangat pendek kalau dibandingkan dengan rentang hidup monyet-monyet cagar alam yang bisa mencapai usia 27 tahun.
Baca Juga: 9 Fakta Unik Elang Filipina, Burung Pemangsa Bermata Biru!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.