TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Unik Katak Labu, si Mungil yang Tak Pandai Melompat

Tak seperti katak lainnya, katak labu tak pandai melompat!

ilustrasi katak labu (nationalgeographic.com)

Katak labu, yang memiliki nama ilmiah Brachycephalus ephippium, merupakan spesies katak baru yang berasal dari Hutan Atlantik Brasil. Di balik warnanya yang mencolok, katak labu memiliki sejumlah keunikan yang berbeda dengan spesies katak lainnya. Apa saja? Mari simak artikel ini untuk mengetahui beberapa fakta unik terkait katak labu. 

1. Berukuran sangat kecil

ilustrasi katak labu (alestlelive.com/Rick Essner)

Katak labu berukuran sangat kecil, menjadikannya spesies anuran terkecil yang diketahui. Beberapa spesies berukuran antara 1 cm hingga 1,5 cm, sementara yang lain berukuran raksasa, panjangnya dapat mencapai hampir 2 cm. Telur mereka bahkan lebih kecil lagi, berukuran sekitar 0,5 cm.

Ukuran kecil ini memiliki beberapa kelebihan dan sedikit kekurangan. Keuntungan adalah hal ini membuat mereka tidak mungkin menjadi sasaran predator. Mereka bersembunyi di bawah serasah daun dan batang kayu di Hutan Atlantik, meskipun seekor katak berukuran kecil bukanlah makanan bagi sebagian besar hewan, seperti dilansir Listverse. 

2. Merupakan pelompat yang buruk

ilustrasi katak labu (cnet.com)

Dikutip dari laman Smithsonian Magazine, dibandingkan katak lainnya, katak labu merupakan pelompat yang paling buruk. Setelah terlempar ke udara, katak labu akan terjatuh dan terguling sebelum terjatuh ke tanah dengan punggung atau perutnya. Para peneliti menduga bahwa pendaratan darurat katak tersebut mungkin disebabkan oleh ketidakmampuannya menyeimbangkan lompatan di tengah, akibat dari ukuran tubuh serta telinga yang lebih kecil dibandingkan katak lainnya, demikian studi yang dilaporkan Science Advances. 

3. Warna yang mencolok membantu mereka berkamuflase

ilustrasi katak labu (science.org)

Dikutip laman Listverse, warna katak labu sesuai dengan namanya, yakni berwarna kuning cerah atau oranye seperti labu. Beberapa spesies memiliki lebih merah dan memiliki bintik hitam atau benjolan berbintik. Warna ini memungkinkan mereka melakukan kamuflase di lingkungan dengan daun kecil berwarna kuning/oranye, jamur berwarna jingga, dan biji cerah. Warna yang semakin mencolok terlihat selama musim hujan, ketika katak labu berada dalam puncak aktivitasnya.

4. Kulit dan organ katak labu mengandung racun mematikan

ilustrasi katak labu (reptilesmagazine.com)

Dibalik warnanya yang mencolok, kulit dan organ katak labu mengandung racun saraf yang kuat tanpa obat penawar, yang disebut sebagai tetrodotoxin. Ini merupakan racun yang sama yang ditemukan pada beberapa ikan buntal, kepiting, dan gurita. Racun ini mencegah sistem saraf membawa pesan yang, menimbulkan gejala buruk, kelumpuhan total, dan bahkan mengancam jiwa.

Beberapa spesies katak labu terlalu beracun untuk disentuh dengan tangan kosong, sementara spesies lainnya aman untuk dipegang selama tidak menyentuh mata atau mulut setelahnya. Hal ini tergantung pada seberapa banyak racun yang ada di kulit dan racun apa yang dikeluarkannya, demikian dilansir Listverse. 

5. Memiliki tulang yang berpendar

ilustrasi katak labu (owlconnected.com)

Dilansir laman Science News, para peneliti melakukan percobaan dengan mengarahkan lampu UV ke kulit katak yang berwarna oranye neon, dan melihat pola bercahaya biru. Katak labu memiliki lempengan tulang bercahaya yang terletak tepat di bawah kulit kepala dan punggung mereka. Penemuan yang dilaporkan oleh Scientific Reports ini menandai ditemukannya kasus pertama yang diketahui dari seekor amfibi yang menunjukkan fluoresensi tulang. Di antara vertebrata darat, hanya bunglon yang ditemukan memiliki sifat ini. 

Untuk memastikan hal tersebut, peneliti kemudian melakukan perbandingan kerangka dan jaringan dua spesies katak, yakni Brachycephalus ephippium dan Brachycephalus pitanga, dengan spesies katak lain, menunjukkan bahwa lempengan yang mereka miliki sebenarnya adalah kulit yang telah mengeras menjadi tulang. Meskipun semua tulang berpendar di bawah sinar UV, biasanya lapisan kulit, otot, dan lemak bertindak sebagai penghalang terhadap sinar UV. Namun, kulit yang menutupi lempeng katak cukup tipis sehingga sinar UV dapat terlihat dan berpendar. Selain itu, katak juga tidak memiliki sel berpigmen yang disebut sebagai melanofor, sehingga sinar UV dapat menembus kulit dan akhirnya berpendar. 

Peneliti menduga bahwa ciri-ciri tersebut memungkinkan katak berkomunikasi dengan fluoresensi, baik untuk memikat calon pasangannya, ataupun mewaspadai predator mereka. 

6. Menggunakan tulang kulit dan otot rahang untuk memakan serangga kecil

ilustrasi katak labu (wikimedia.org/Renato Augusto Martins)

Dilansir dari laman Animal Diversity, katak labu mempunyai empat jari pada pelengkap pada bagian depannya, namun hanya tiga yang berfungsi. Demikian pula, mereka memiliki lima jari di kaki belakangnya, tetapi hanya empat yang berfungsi. Selain itu, spesies ini memiliki kaki dan tangan yang sangat pendek, sehingga mereka sangat dekat dengan permukaan tanah. Seperti katak sejati lainnya, katak labu tidak memiliki gigi, melainkan menggunakan tulang kulit dan otot rahang yang kuat untuk memakan serangga kecil.

Verified Writer

intania kirana

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya