TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Teori Sains Aneh dalam Sejarah yang Dulu Dianggap Fakta

Terdengar aneh, teori ini dulu sempat diyakini kebenarannya

ilustrasi sejarah teori sains (Freepik.com/Freepik)

Dalam perjalanan sejarah ilmu pengetahuan, beberapa teori sains dianggap sebagai fakta pada masanya. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teori tersebut akhirnya terbantahkan kebenarannya dengan dilakukannya penelitian lebih lanjut. Berikut ini beberapa teori sains dalam sejarah yang terdengar aneh, dan pernah diyakini kebenarannya. 

1. Teori transfusi susu

ilustrasi transfusi (Freepik.com/Freepik)

Dilansir Big Think, sebelum golongan darah ditemukan pada tahun 1901, banyak dokter saat itu percaya bahwa mencari pengganti darah lebih bermanfaat daripada mentransfusikan darah manusia yang berisiko ke pasien. Di Toronto pada tahun 1854, Drs. James Bovell dan Edwin Hodder melakukan eksperimen menyuntik seorang pria berusia 40 tahun dengan 12 ons susu sapi .

Mereka yakin bahwa partikel lemak dalam susu akan menjadi sel darah putih, yang sekarang kita sebut sebagai leukosit. Nyatanya, hal ini tidak terjadi. Meskipun demikian, transfusi susu tetap menjadi bidang penelitian dan eksperimen yang relatif populer hingga sekitar tahun 1884. Diantara eksperimen tersebut, terdapat beberapa keberhasilan yang dalam artian setidaknya tidak menyebabkan pasien meninggal, namun hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sedikitnya jumlah susu yang digunakan dalam prosedur tersebut.

2. Teori preformasionisme

ilustrasi sel telur (Freepik.com/freepik)

Selama abad ke-17 dan ke-18, para dokter percaya bahwa sperma atau sel telur manusia mengandung manusia kecil yang lengkap secara anatomi, dan akan tumbuh di dalam rahim selama kehamilan. Kepercayaan ini disebut preformasionisme dan meluas hingga ke hewan dan serangga.

Para ilmuwan bahkan mengaku telah menemukan makhluk kecil bersayap pada embrio ayam. Preformasionisme terbantahkan setelah berkembangnya mikroskop yang lebih kuat. Para ilmuwan mengamati telur, sperma, serta embrio manusia dan hewan, kemudian menemukan bahwa di sel telur tidak terdapat makhluk hidup kecil. Saat ini, preformasionisme telah digantikan oleh teori epigenesis, seperti dilansir Listverse. 

Baca Juga: 5 Teori Sains Hilangnya Pilot Amelia Earhart, Ulah Kepiting Raksasa?

3. Teori doktrin es

ilustrasi teori doktrin es (Freepik.com/Vecstock)

Pada tahun 1894, insinyur Austria bernama Hanns Hörbiger mengamati bahwa bulan nampak berkilau dan kasar layaknya es. Kemudian, dia bermimpi dirinya melayang di angkasa, mengamati pendulum berayun yang tambatannya akhirnya putus. Dua peristiwa ini memberikan inspirasi bagi Hanns Hörbiger untuk mengembangkan Welteislehre, atau disebut "Doktrin Es Dunia". 

Doktrin tersebut berpendapat bahwa es adalah material dasar penyusun alam semesta, dengan benda langit sedingin es dan eter es yang menembus alam semesta. Teori yang terdengar aneh ini mendapatkan perhatian karena dua hal. Pertama, setelah ditolak sepenuhnya oleh komunitas ilmiah, Hörbiger memasarkan teorinya langsung kepada masyarakat. Taktik ini membuat teori tersebut bertahan dan populer di kalangan orang awam, meskipun dianggap sebagai ilmu yang tak terbukti oleh ilmuwan.

Kedua, pada masa kekuasaan Nazi, teori ini mendapat dukungan kuat. Nazi mengusir banyak ilmuwan dari Jerman, terutama ilmuwan Yahudi. Diantara mereka adalah Albert Einstein, yang teori relativitasnya tidak begitu dihargai oleh kalangan komunitas Nazi. Doktrin Es Dunia menjadi alternatif yang disukai oleh pemerintahan Nazi, dengan Adolf Hitler dan Heinrich Himmler, salah satu anggota Nazi yang tertarik pada ilmu gaib, dan menjadi pendukung utama teori ini, seperti dilansir Big Think. 

4. Teori generasi spontan

ilustrasi tikus (Freepik.com/wirestock)

Berdasarkan Listverse, generasi spontan adalah teori yang menyatakan bahwa organisme hidup diciptakan dari benda mati. Misalnya, diyakini bahwa tikus tercipta dari makanan yang tersembunyi, dan belatung berasal dari daging busuk. Teori tersebut pertama kali muncul pada zaman Romawi.

Generasi spontan merupakan hasil observasi, dimana orang-orang memperhatikan bahwa belatung selalu muncul pada daging busuk, dan tikus yang secara misterius muncul di roti dan keju yang ditutupi kain dan disimpan di tempat gelap.

Seseorang pada abad ke-17 bahkan menulis bahwa tikus dapat diciptakan dengan membungkus kulit gandum dengan kain yang berkeringat dan membiarkannya di dalam toples yang tidak tertutup selama 21 hari. 

Selama berabad-abad, beberapa ilmuwan menyangkal terjadinya generasi spontan, namun tidak ada yang memberikan eksperimen yang pasti. Terkadang, penganut generasi spontan malah memutarbalikkan eksperimen untuk mendukung keyakinannya. Pada akhirnya, pada tahun 1858 teori tersebut diturunkan oleh Louis Pasteur. 

Verified Writer

intania kirana

Passionate learner and creative thinker exploring the world through words and ideas.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya