TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rayakan HUT ke-100, Ini 8 Karya ITB untuk Atasi COVID-19 di Indonesia!

Kampus kebanggaan ini berkontribusi besar untuk tanah air

youtube.com/Institut Teknologi Bandung

Dirgahayu ke-100 Institut Teknologi Bandung (ITB)! Salah satu kampus tertua di Indonesia ini didirikan pada 3 Juli 1920, tepat pada masa penjajahan Belanda. Namun nama ITB sendiri baru diresmikan pada 2 Maret 1959.

Seratus tahun berdiri, ITB telah menyumbangkan berbagai hal untuk tanah air. Mulai dari ilmu pengetahuan, penelitian, hingga lulusan-lulusan terbaiknya. Terlebih lagi di masa pandemik ini. ITB termasuk salah satu kampus yang banyak menyumbangkan inovasi untuk atasi COVID-19 di Indonesia.

Ingin tahu apa saja kontribusi ITB demi rampungkan COVID-19? Simak penjelasannya berikut ini!

1. Ventilator Indonesia (Vent-I)

itb.ac.id

Inovasi pertama ITB yang berdampak besar untuk penanganan COVID-19 adalah Ventilator Indonesia atau Vent-I. Mengutip laman resminya, Vent-I adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih bisa bernapas sendiri, atau yang termasuk dalam pasien gejala klinis tahap dua. 

Setelah dinyatakan lolos uji produk oleh Kemenkes RI, alat yang merupakan kolaborasi antara ITB, Unpad, dan YPM Salman ITB tersebut pun diproduksi secara massal. Dr. Syarif Hidayat, salah satu inisiator melalui Ir. Hari Tjahjono, MBA selaku tim komunikasi Vent-I mengatakan bahwa alat tersebut dibagikan secara gratis kepada rumah sakit yang membutuhkan.

Hingga akhir Juni lalu, target produksi untuk donasi mencapai 800 hingga 900 unit. Kini Vent-I telah digunakan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, hingga Kalimantan Timur. 

2. Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0

humas.jabarprov.go.id

ITB juga mengembangkan alat untuk rapid test, lho! Berkolaborasi dengan Universitas Padjajaran (Unpad), alat tersebut dinamakan Deteksi CePAD (Cepat, Praktis dan Andal) atau Rapid Test 2.0. 

Rapid Test 2.0 diklaim memiliki akurasi yang sangat tinggi karena mampu menguji pada tingkat antigen, bukan antibodi. Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat bahkan mengatakan bahwa hasil yang muncul nantinya bukan lagi reaktif atau nonreaktif, tapi positif atau negatif.

Rencananya, pada Juli 2020, tim akan memproduksi sekitar 10.000 kit. Kemudian dilanjutkan lagi menjadi 50.000 kit per bulan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat serta kapasitas produksi. 

3. Mobile Disinfectant High Power

itb.ac.id

Salah satu cara untuk mematikan virus corona atau SARS-CoV-2 adalah menggunakan cairan disinfektan. Itulah kenapa peneliti ITB mengembangkan alat bernama Mobile Disinfectant High Power. 

Alat tersebut dibekali dengan sinar UV tipe C yang mampu melemahkan virus. Tak hanya itu, mobile disinfectant ini juga dirancang untuk mensterilisasi ruangan yang di dalamnya terdapat droplet atau microdroplet yang mengandung SARS-CoV-2.

Baca Juga: Mengenal Tes Serologi, Alternatif Rapid Test COVID-19 yang Lebih Murah

4. Ventilator Ambu-Bag Airgency

itb.ac.id

Selain Vent-I, ITB juga mengembangkan alat bantu pernapasan lain bernama Ventilator Ambu-Bag Airgency. Ventilator ini juga telah lolos uji fungsi dari Kemenkes RI.

Apa beda alat ini dengan ventilator lainnya? Dilansir dari laman resmi ITB, airgency dapat bekerja secara otomatis, ia mampu mengukur seberapa banyak oksigen yang masuk ke dalam paru-paru. Perbedaan lainnya adalah Ambu-Bag Airgency ditujukan bagi pasien COVID-19 yang berada dalam tahap tiga atau tahap paling kritis. 

5. Ruang isolasi individu

itb.ac.id

Semakin bertambahnya pasien COVID-19 di Indonesia membuat rumah sakit kewalahan. Fasilitas untuk para pasien pun terbatas, terutama untuk ruang isolasi. 

Menilik masalah tersebut, tim dari ITB yang dikepalai oleh Ir. V. Sri Harjati Suhardi, Ph.D. mengembangkan ruang isolasi individu untuk COVID-19. Ruangan tersebut dibuat berukuran 5 x 3 meter, terdiri atas ruang utama dan ruang antara. 

Mengutip laman resmi ITB, ruang isolasi ini diperuntukkan untuk pasien dalam tahap PDP (pasien dalam pengawasan). Berbentuk tenda mini, alat ini dapat digunakan di rumah dan fasilitas kesehatan lainnya. 

6. Surface Plasmon Resonance (SPR)

disperkim.jabarprov.go.id

Surface Plasmon Resonance adalah alat deteksi cepat COVID-19 berikutnya yang diproduksi oleh ITB dan Unpad. Alat ini ditargetkan mampu mendeteksi SARS-CoV-2 dalam kurun waktu maksimal satu jam. 

Alat yang berbentuk seperti aki mobil ini mampu mendeteksi spike protein SARS-CoV-2 yang terdapat di sampel swab pasien. Jika terdapat virus di dalamnya, alat akan menunjukkan perubahan sinyal. 

7. GanexpaD

IDN Times/Debbie Sutrisno

Berikutnya ada GanexpaD, yaitu alat yang mampu mengekstraksi RNA virus dengan kapasitas tinggi. Menurut keterangan resminya, ITB dan Unpad mengembangkan alat ini untuk meningkatkan kapasitas ekstraksi manual virus dalam proses PCR dari 24 sampel menjadi 96 sampel. 

Untuk saat ini, GanexpaD masih dalam tahap pengembangan. Ditargetkan, alat ini akan selesai pada Desember 2020 dan diproduksi massal di tahun 2021. 

Baca Juga: Studi Oxford: Obat Bebas Dexamethasone Ampuh Sembuhkan COVID-19 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya