TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tinggal Kenangan, 6 Kerajaan Tua Sri Lanka Sebelum Kedatangan Eropa 

Banyaknya warisan yang masih selamat dan lestari!

Ruwanweli Maha Seya, salah satu stupa terbesar di dunia dari abad ke-2 SM yang sudah direnovasi (unsplash.com/Andrea Zanenga)

Sri Lanka adalah sebuah pulau kecil di selatan India dengan sejarah dan budaya yang tidak kalah kaya dengan tetangga terdekatnya. Menurut legenda, Sri Lanka pertama kali diketahui berdasarkan Kitab Mahavamsa yang menceritakan kisah perginya Pangeran Vijaya yang terusir dari tanah kelahirannya di India, ke Sri Lanka pada tahun 543 SM.

Bangsa mayoritas Sri Lanka adalah Sinhala, penduduk Indo-Arya dari India Utara yang bermigrasi ke Sri Lanka pada abad ke-5 SM dan berperan besar dalam pembentukan kerajaan-kerajaan pertama di pulau ini.

Seluruh kerajaan tersebut membentuk identitas negara dan penduduk Sri Lanka saat ini, meskipun nantinya mengalami kepahitan ketika berada di bawah penjajahan Portugal dan Inggris pada abad ke-19. Dari pengenalan singkat negeri Sri Lanka di atas, mari mengenal beberapa kerajaan penting di Sri Lanka yang pernah berjaya sebelum masa kolonialisme!

1. Kerajaan Anuradhapura

Thuparamaya, kuil Buddha pertama di Sri Lanka (pixabay.com/viduransi)

Kerajaan Anuradhapura berdiri pada abad ke-4 SM ketika Raja Pandukabhaya menjadikan Kota Anuradhapura sebagai ibukota kerajaannya. Agama Buddha tiba ke kerajaan ini pada abad ke-3 SM yang dibawa oleh Arahat Mahinda, putra Kaisar Ashoka dari India yang menjadi biksu. Filosofi Buddha yang semakin kental menjadikan penduduk Anuradhapura sangat berbasis agrikultur seperti di India.

Meskipun terlihat bahwa hubungan India dan Sri Lanka awalnya terlihat damai, semua berubah ketika kerajaan-kerajaan di India Selatan berulang kali menjajah Sri Lanka sejak abad ke-2 SM.

Namun, di samping segala serangan asing tersebut, pemerintah Anuradhapura sukses memajukan Sri Lanka dengan pesat dalam hal budaya, khususnya bidang seni dan arsitektur.

Kerajaan ini melakukan pembangunan berskala besar yang hebatnya banyak yang masih selamat dan bahkan memiliki rekor, misalnya Stupa Jetavana yang menjadi salah satu stupa terbesar di dunia atau Thuparamaya yang merupakan kuil Buddha pertama di Sri Lanka.

Kerajaan Anuradhapura bubar pada abad ke-11 M oleh karena penjajahan Kerajaan Chola dari India Selatan yang menyebabkan Kota Anuradhapura hancur. Sebenarnya, selain masalah yang disebabkan oleh pihak luar, bangsa Sinhala yang terdiri dari klan-klan besar nan ambisius juga saling bermusuhan untuk membangun pemerintahan sendiri, sehingga Kerajaan Anuradhapura tidak lagi bersatu untuk melawan penjajah. 

2. Kerajaan Polonnaruwa

Vatadage Polonnaruwa (pixabay.com/Peographic)

Setelah Kota Anuradhapura hancur dan Sri Lanka dikuasai oleh Chola, bangsa Sinhala berhasil mengusir penjajah dan membentuk sebuah kerajaan baru yang berpusat di Kota Polonnaruwa pada abad ke-11 M.

Namun tidak lama kemudian, mereka harus mengalah lagi setelah Dinasti Kalinga dari India menduduki takhta kerajaan pada akhir abad ke-12 M. Raja-raja Kalinga yang terakhir semakin tidak efektif dalam memerintah sehingga terjadilah beragam masalah serius yang akhirnya menyebabkan bangsa Sinhala kabur membangun kerajaan baru di kota lain pada abad ke-13 M.   

Polonnaruwa sebenarnya adalah surga bagi karya-karya arsitektur tradisional terbaik Sri Lanka berkat pemerintahan Raja Parakramabahu (abad ke-12) yang sempat membawa Kerajaan Polonnaruwa mencapai masa keemasan.

Ia juga menyewa arsitek-arsitek dari India untuk membantu merancang bangunan-bangunan peninggalan kerajaan ini yang kebanyakan didedikasikan kepada Buddha, misalnya vihara dan vatadage (tempat suci yang menyimpan relik Buddha).  

3. Kerajaan Jaffna

reruntuhan Mantri Manai, istana penguasa Jaffna (commons.wikimedia.org/Anton Croos)

Kerajaan Jaffna resmi didirikan pada abad ke-14 oleh bangsa Tamil dari India Selatan yang bermigrasi ke utara Sri Lanka sejak abad ke-2 SM. Kerajaan Jaffna mengadopsi agama Hindu yang dibawa oleh bangsa Tamil, sehingga pembangunan juga diprioritaskan untuk tempat ibadah Hindu selain istana raja.

Negara ini dapat dibilang memiliki pemerintahan yang stabil, meskipun pernah ditaklukan oleh Kerajaan Kotte dari selatan pada abad ke-15, tapi berhasil merdeka kembali. Hal ini menunjukkan bangsa Sinhala yang berada di bawah payung Kerajaan Kotte memiliki hubungan yang kurang bagus dengan bangsa Tamil di utara, meskipun keduanya dulu berasal dari India.

Ketika pedagang Portugis tiba di Sri Lanka pada awal abad ke-16, mereka yang awalnya datang untuk berdagang akhirnya berupaya untuk menguasai Jaffna. Bangsa Portugis berhasil menggulingkan dinasti Jaffna pada awal abad ke-17, dan menginkorporasikan wilayah Jaffna ke Portuguese Ceylon (masa kekuasaan Portugal atas Sri Lanka). Ceylon sendiri berasal dari kata "Ceilão", yang merupakan nama alternatif pemberian Portugal untuk Sri Lanka pada masa lalu. 

4. Kerajaan Kotte

Vihara Kelani, vihara yang berjaya pada era Kerajaan Kotte (commons.wikimedia.org/Raditha Dissanayake)

Kerajaan Kotte merupakan negeri warisan bangsa Sinhala yang dibentuk pada awal abad ke-15 setelah keruntuhan beberapa negara sebelumnya. Masih pada abad yang sama, kerajaan yang berpusat di Kota Kotte ini berhasil meluaskan wilayah ke utara dan menaklukkan Kerajaan Jaffna, meskipun kerajaan bangsa Tamil tersebut tidak lama kemudian berhasil melepaskan diri.

Salah satu prestasi pembangunan Kerajaan Kotte adalah renovasi Vihara Buddha Kelani, yang mencapai puncak kemewahan dan menjadi landmark Kotte, sehingga mengundang perhatian banyak biksu dari luar negeri. 

Ketika pedagang Portugis datang pada abad ke-16, Kerajaan Kotte adalah yang pertama kali bersedia untuk mengakui kekuasaan raja Portugal melalui pemberian upeti rutin. Di sisi lain, agama Katolik juga tersebar untuk pertama kalinya di Sri Lanka ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk raja Kotte sendiri.

Penguasa terakhir Kotte diketahui berpindah ke Katolik dan mengadopsi nama baru Don Juan Dharmapala, serta menyerahkan kekuasaannya ke Portugal pada tahun 1597 (awal berdirinya Portuguese Ceylon).  

5. Kerajaan Kandy

Istana Kerajaan Kandy (commons.wikimedia.org/A.Savin)

Kerajaan Kandy berdiri pada akhir abad ke-15 M sekaligus merupakan monarki bangsa Sinhala yang terakhir dikuasai oleh bangsa Eropa. Di saat kerajaan-kerajaan disekitarnya telah bubar dan menjadi bagian dari Portuguese Ceylon, Kerajaan Kandy mampu bertahan sampai sekitar 2 abad selanjutnya.

Selama berkuasa, Kandy dikenal sebagai lokasi peziarahan umat Buddhisme Sri Lanka karena adanya Dalada Maligawa, suatu tempat suci yang menyimpan relik gigi Buddha, yang bersebelahan dengan Istana Kerajaan Kandy.

Kandy pada akhirnya memutuskan untuk menyerahkan kekuasaan kepada Inggris pada tahun 1815, setelah Inggris mengambil alih seluruh Sri Lanka pada akhir abad ke-18 dan menamainya British Ceylon

Verified Writer

Juan A. Soedjatmiko

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan informasi atau kata dalam artikel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya