TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Kepribadian Pencetus Teorema Pythagoras

Seorang vegetarian hingga penganut mistisisme

ilustrasi Pythagoras (famousmathematicians.net)

"Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat kedua sisi lainnya."

Begitulah teori dan kosep segitiga siku-siku seperti yang sering diajarkan dibangku sekolah di seluruh dunia. Seorang dibaliknya adalah Pythagoras, yang juga merupakan matematikawan sekaligu filsuf Yunani Kuno yang sangat terkenal sampai zaman modern.

Dibalik pencapaiannya dalam mencetuskan dan mengembangkan teori tersebut, ternyata ia memiliki kepribadian yang tidak biasa alias unik. Berikut adalah faktanya.

1. Suka berkelana untuk belajar

ilustrasi Pythagoras sedang mengajar di sekolah Athena (upload.wikimedia.org/Raffaello Santi)

Dilansir Biography Online, Pythagoras lahir sekitar tahun 569 SM di kota kecil bernama Samos, Asia Minor (sekarang Turki). Meskipun begitu ia memperoleh fasilitas pendidikan yang sangat baik berkat orang tuanya adalah seorang pedagang kaya. Semasa remaja ia belajar kepada filsuf Yunani Kuno ternama seperti Thales, Melitus, hingga Anaximender.

Thales menganjurkannya pergi ke Mesir untuk belajar. Di sana Pythagoras belajar banyak teori matematika dan mistisisme. Setelah 22 tahun di Mesir, ia berniat untuk kembali ke tanah kelahirannya. Sayangnya, di tengah perjalanan terjadi invasi besar-besaran oleh bangsa Persia sehingga ia ditawan di Babilonia. Selama di sana ia tetap menghasbiskan waktunya untuk belajar matematika, mengingat Babilonia waktu itu merupakan pusat ilmu pengetahuan yang maju.

Setelah terbebas, seorang ahli matematika tersebut kembali ke Samos. Di tanah kelahirannya itu, ia mulai menyebarkan ide-ide tentang matematika dan mistisismenya. Sampai akhirnya ia mempunyai  banyak pengikut seperti yang dilansir Famous Scientist.

2. Seorang vegetarian

ilustrasi Pythagoras yang menganjurkan menjadi vegetarian (upload.wikimedia.org/Peter Paul Rubens)

Dilansir dari laman World History Encyclopedia bahwa Pythagoras terbiasa makan roti serta madu. Selain itu, ia juga makan sayuran rebus maupun mentah, khususnya ketika dalam proses pengobatan bagi dirinya sendiri. Hanya saat tertentu saja ia mengkonsumsi ikan laut dan tidak minum anggur pada siang hari.

Ada alasan tersendiri bagi Pyhtagoras memilih sebagai vegeratian yaitu berkaitan dengan keyakinannya bahwa tidak akan menyakiti makhluk hidup yang dianggap mempunyai jiwa, termasuk hewan. Karena itulah, sebisa mungkin ia menghindari makanan dari daging hewan.

3. Enggan makan kacang

ilustrasi Pythagoras enggan makan kacang (upload.wikimedia.org/wikipedia/Woodner Collection)

Meskipun ia dikenal sebagai vegetarian, namun ternyata enggan dan bahkan berusaha menjauh dari kacang. Tentu hal kebiasaannya tersebut bukan tanpa alasan. Ia percaya bahwa kacang berpotensi untuk hidup layaknya manusia. Hal itu juga masih terkait dengan kepercayaan atau aliran filsafat yang dianutnya yaitu tetang ketenangan jiwa.

Melansir dari laman Ancientpages, bahkan ia pernah melakukan penelitian ilmiah terkait dengan kacang-kacangan dan manusia yang lahir dari sumber sama. Hal itu ia lakukan dengan cara mengambil beberapa biji kacang dan menanamnya dalam tanah atau lumpur. Setelah beberapa hari ditinggal, ternyata tampak bercokol dan tumbuh layaknya janin manusia.

Begitu pula dengan pengikutnya yang enggan makan kacang-kacangan. Alasannya beragam, selain faktor kepercayaan sebagaimana Pythagoras tersebut ada pula alasan lain seperti dikatakan oleh Aristoteles bahwa bentuk kacang yang bulat mewakili alam semesta, sehingga tidak boleh dimakan hingga alasan ilmiah bahwa kacang bisa menimbulkan sakit perut, sebagaimana pendapat Cicero.

4. Tertarik dengan dunia seni

ilustrasi Pythagoras bermain beberapa musik (upload.wikimedia.org/Franchino Gaffurio)

Ahli matematika sekaligus filsuf tersebut ternyata juga tertarik di dunia seni. Seperti yang dilansir dalam Biography Online, Phythagoras sangat menyukai seni musik dan sering bermain kecapi. Ia sering memainkan musik kecapi dalam beberapa kesempatan. Baginya, kecapi bukan hanya alat musik biasa sebagaimana untuk dinikmati dan sebagai penghibur, namun lebih dari itu. Pada setiap petikannya ada kaitannya dengan teori dan konsep matematika.

Sebagaimana dilansir laman Live Science, Pythagoras percaya bahwa musik dapat menyembuhkan penyakit tertentu. Tak jarang ia memainkan musik kecapi untuk mengobati orang sakit dan sekarat. Selain itu juga menyukai sastra, khususnya puisi yang waktu itu paling terkenal adalah epos puisi karya Homer.

Verified Writer

Khus nul

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya