TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Itu Terasering? Ini Fungsi, Jenis, dan Manfaatnya

Pasti pernah lihat di pedesaan

ilustrasi terasering (pexels.com/pixabay)

Kamu pasti pernah melihat lereng gunung atau bukit yang dihiasi oleh undak-undakan sawah alias terasering. Entah ilustrasi atau melihat langsung, hal seperti ini kerap digambarkan pada pedesaan dengan mayoritas penduduknya ialah petani. 

Namun, apa itu terasering sebenarnya? Baca terus untuk mengetahui kenapa lahan bukit atau gunung kerap dibuat sedemikian rupa. Ada manfaatnya, lho!

Apa itu terasering?

Pertanian teras atau terasering adalah metode yang mengubah perbukitan menjadi lahan pertanian. Tidak sembarangan, lahan pertanian dibangun dengan platform berundak yang disebut terrace, melansir GeoPard Agriculture.

Fitur penting yang membuat terasering berbeda yakni adanya penggalian dan memindahkan tanah lapisan atas. Bentuknya yang sedemikian rupa memungkinkan air mengalir ke bawah saat bagian atas sudah penuh. Dengan demikian, air tidak hanya di kaki bukit. 

Metode ini dibuat sebagai langkah konservasi tanah. Dengan undak-undakan membuat panjang lereng berkurang, aliran air pun tidak terlalu kuat sehingga mencegah erosi tanah. 

Dilansir World Atlas, metode terasering ditemukan oleh penduduk Inca yang tinggal di pegunungan Amerika Selatan. Cara bercocok ini biasa digunakan di negara penanam padi, seperti Indonesia dan Filipina. Meski demikian, metode ini juga bisa digunakan untuk tanaman selain padi, misalnya saja kentang dan stroberi. 

Jenis-jenis terasering

IDN Times/Irma Yudistirani

Pembuatan terasering di pegunungan disesuaikan dengan luas lahan dan tingkat kecuraman. Beberapa jenis yang paling populer yakni broad base jika permukaan tidak terlalu curam, narrow-base untuk permukaan yang lebih curam, dan grassed back-slope.

Sementara itu, pembuatan terasering dibagi lagi berdasar bentuk strukturnya. Menurut EOS Data Analytics, yang aling sering dijumpai ada berikut ini.

  • Teras bangku

Sesuai namanya, bentuk terasering ini akan menyerupai bangku atau tangga yang melintasi lereng. Struktur ini kerap digunakan pada lahan pertanian nyaris datar. Teras jenis ini cocok digunakan untuk menanam padi karena memungkinkan sebagai penahan air. 

  • Teras kontur

Jenis terasering ini membentuk jalur kontur yang disesuaikan dengan relief permukaan. Biasanya terdiri dari baris titik dan saluran air berumput. Meski membutuhkan lebih sedikit perombakan tanah dibanding bentuk sebelumnya, teras jenis ini akan lebih tidak teratur. 

  • Teras paralel

Disebut sebagai jenis terasering yang paling mudah untuk kegiatan pertanian. Tanah dibuat sejajar mungkin. Apabila kemiringan tidak memungkinkan, maka dibangun melalui operasi perataan tanah. 

Baca Juga: 3 Cara Menanam Rosemary di Pot agar Tumbuh Subur

Manfaat terasering

ilustrasi terasering (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Dibanding menanam langsung, mengukir lereng menjadi terasering tentu memakan lebih banyak waktu dan tenaga. Meski demikian, menurut Earth, metode ini tetap dilaksanakan karena memiliki berbagai manfaat.

  1. Mengurangi erosi. Sebuah studi dalam Frontiers in Plant Science menyebutkan tingkat efektivitasnya mencapai 20-1.
  2. Menurunkan kehilangan unsur hara tanah. Studi lain dalam International Soil and Water Conservation Research menunjukkan pengurangan hingga 90 persen
  3. Meningkatkan kelembapan tanah secara umum yang bermanfaat meningkatkan produksi makanan pada musim kering
  4. Mencegah longsor
  5. Menjaga budaya pertanian. Terasering pegunungan Cordilleras Filipina yang berusia lebih dari 2 ribu tahun bahkan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, lho!

Baca Juga: Cara Menanam Bawang Putih di Dalam Ruangan, Tetap Subur!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya