TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hujan Meteor Sigma Hydrids, Munculkan Cahaya Hijau di Malam Hari 

Ada yang sempat melihat?

ilustrasi hujan meteor (pexels.com/Oksana Shchegolkova)

Seorang pengguna Instagram mengunggah foto cahaya hijau di malam hari yang meluncur di langit. Gambar yang diunggah di Instagram Story tersebut viral karena tampak jelas dan berukuran cukup besar. Beberapa warganet di Twitter pun mengatakan bahwa mereka mendengar dentuman pada waktu yang berdekatan dengan munculnya cahaya tersebut.

Meski ada yang iseng membalasnya sebagai 'kiriman santet', nyatanya asal pijaran cahaya tersebut diduga kuat merupakan peristiwa langit hujan meteor Sigma Hybrid. Hujan meteor ini segera mencapai puncaknya pada 8-9 Desember. Berikut fun fact terkait sumber pancaran dan mengapa warna hujan meteor ini menjadi hijau Slytherin. 

Baca Juga: Hujan Meteor Taurid Utara: Asal-Usul dan Waktu Pengamatan

Hujan meteor Sigma Hydrids

ilustrasi hujan meteor (pexels.com/molochkomolochko)

Berbagai sumber mengatakan bahwa hujan meteor Sigma Hydrids merupakan salah satu peristiwa langit dengan intensitas rendah. Fenomena ini rutin terjadi setiap tahun dan umumnya berlangsung mulai tanggal 4-20 Desember. Adapun puncaknya akan terjadi mulai pukul 21.15 pada 8 Desember dengan akhir pancaran menjelang fajar tiba keesokan harinya. 

Tidak banyak catatan yang menuliskan Sigma Hydrids. Diketahui bahwa penemunya adalah Richard E. McCrosky dan Annette Posen. Menurut catatan Meteor Shower Online yang diakses melalui Web Archive, kedua tokoh ini mendeteksi awal meteor yang dikelompokkan dalam 'Sigma Hydrids'.

Selama tahun 1961, keduanya menerbitkan daftar 2.529 orbit meteor fotografi selama Proyek Meteor Harvard pada 1952-1954. Mereka mengidentifikasi 7 dari orbit ini sebagai indikasi aliran yang menghasilkan pancaran di dekat konstelasi Sigma Hydrid.

Konfirmasi hujan bulan Desember dari pancaran ini Hydrid ini selanjutnya dibuat oleh pengamat di Waltair, India. M. Srirama Rao, PVS Rama Rao, dan P. Ramesh. Mereka melakukan survei hujan meteor kecil selama 1961-1967.

Pada 12-15 Desember 1963, lima meteor terdeteksi dari α=127°, δ=+4°. Data yang didapatkan menunjukkan bahwa pancaran ini membentuk guguran yang disebut 'Pancuran Kecil No.5' dan kini disebut Sigma Hydrids.

Sayangnya, tidak diketahui pasti dari mana 'remahan' komet atau lainnya yang menjadi sumber hujan meteor satu ini. LAPAN RI melalu akun Instagram resminya menjelaskan bahwa Sigma Hydrids berasal dari sisa debu benda langit yang tidak diketahui.

Dinyatakan hujan meteor minor, Sigma Hydrids memiliki pancaran maksimum 7 meteor per jam. Meluncur cukup cepat, guguran hujan meteor ini melintas dengan kecepatan 59 km/detik. Sigma Hydrids memiliki indeks populasi tiga yang artinya cukup terang, melansir Universe Guide

Baca Juga: Hujan Meteor Coma Berenices, Fenomena Langit 16 Desember Nanti

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya